Pernikahan adalah suatu ikatan yang suci dan sakral, dengan pernikahan juga menghalalkan dua insan yang sedang di mabuk cinta dan mempersatukan nya. Dalam menikah tidak hanya menyatukan dua orang yang berbeda saja tetapi menyatukan dua keluarga juga. Menikahi pasangan, kita juga harus siap menerima keluarganya. Dalam mempersatukan dua orang tersebut sudah pasti banyak perbedaan nya, dari watak, karakter, sikap, perilaku, kebiasaan dan lain sebagai nya.

Kembali pada Tujuan menikah adalah untuk beribadah kepada Allah SWT untuk mendapat Ridho- Nya menggapai mahligai rumahtangga yang sakinah, mawaddah warohmah.

Tapi bagaimana apabila ikatan pernikahan itu harus selesai hanya karena keegoisan dari salah satu pihak. Jauh dari tujuan pernikahan untuk ibadah sungguh sangat di sayangkan.

Membaca sebuah status di salahsatu media sosial facebook dan klarifikasinya cerita dari sahabatku, retaknya sebuah pernikahan adalah dari keegoisan salah satu pihak, yang mengedepankan ego dan dikalahkan oleh amarah yang sedang memuncak sehingga tidak berpikir matang apakah perkara yang di putuskan itu baik untuk dirinya sendiri dan kedua belah pihak keluarga. Dan disebabkan juga karena sang suami adalah anak satu-satunya sehingga beliau tidak rela untuk jauh dari ibunya dan sikap kekanak'an yang selalu dimanjakan oleh ibunya. Dilain sisi sikap sang suami juga tempramental kepada istrinya. Dan perpisahan adalah keputusan akhir yang diambil. Apakah akan ada penyesalan di akhirnya?

Wallahu'alam bis-shawabi...

Memang benar anak laki-laki walaupun sudah menikah tetap milik ibunya dan harus berbakti kepada ibunya. Tetapi sang suami juga jangan sampai mendzolimi istri'nya. Dan harus memenuhi tugasnya sebagai suami yang baik dan bertanggung jawab. Karena suami yang baik, laki-laki sejati adalah suami yang selalu berbakti kepada ibunya, yang baik dan sumber teladan juga untuk istrinya. Kedewasaan dari suami dan istri sangat di perlukan.

Ada hikmah yang bisa kita ambil, bahwa disaat kita punya masalah dan bentuk masalah apapun yang sedang kita hadapi dalam kehidupan ini apalagi itu sifatnya pribadi, keluarga dan itu merupakan aib lebih baiknya jangan di ceritakan di sosial media, jangan terbawa oleh emosi dan keinginan rasa mencurahkannya. Sehingga diketahui dan di konsumsi oleh khalayak umum.

Sejatinya tempat keluh kesah paling aman dan setia hanyalah Allah SWT dalam setiap sujud kita. Karena Allah yang maha pemberi pertolongan, maha penyayang, maha pengasih, dan maha pemberi petunjuk yang terbaik untuk hambanya.

Firman Allah SWT dalam QS Al Baqarah: 153.

"Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah SABAR dan SHOLAT sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar".

Dan sejatinya ilmu dalam pernikahan sangat diperlukan.