Napi

Kucing kecil ini kuberi nama Napi karena wajahnya seperti menggunakan topeng Bang Napi di acara televisi. Sebenarnya kami malas memelihara kucing lagi mengingat di rumah sudah ada delapan ekor kucing yang sengaja dipelihara ataupun yang sekadar numpang makan dan numpang tidur.

Namun, Napi ini berbeda. Dia seekor ucing kecil yang semestinya masih menyusu dengan induknya. Dia bergabung di rumah ini dengam cara yang berbeda dan waktu yang tidak biasa.

Suatu pagi setelah saya dan istri melaksanakan sholat subuh di masjid, kebetulan bulan puasa, kami berjalan pagi mengelilingi kompleks perumahan. Saat berjalan itu, kami dikejutkan oleh ucing kecil yang tiba-tiba keluar dari rimbunan rumput di tepi jalan yang kami lewati. Tidak ada kucing dewasa di sekitar situ, kucing itu mengikuti kami sampai rumah. Di perjalanan, ada kucing betina kami yang kami sebut si Hitam. Si Hitam ini tidak sepenuhya hitam. Ada kuning dan putihnya dengan dominan hitam.

Si hitam ini, kami kira induk si Napi, karena si Hitam ini tidak pernah berada di rumah. Dia hanya pulang saat makan. Selebihnya, si Hitam berada di sekitar tempay si Napi berada pagi itu. Biasanya si Hitam ini akan mengikuti kami pulang sambil berlari-lari setiap kami pulang dari masjid, tapi pagi itu berbeda, si Hitam tidak mau ikut pulang demi melihat si Napi menghikuti kami. Si Hitam bahkan mendengusi si Napi dan tidak mau masuk rumah.

Si Napi yang kecil dan kurus ini tampaknya sangat lapar. Dia lahap sekali ketika kami beri makan. Setelah makan dia menggosok-gosokkan badannya pada badan kami. Kami berkesimpulan bahwa Napi haus. Kami buatkan minum susu pada tatakan gelas, namun Napi tidak mau meminumnya. Kami berinisiatif untuk meminuminya dengan menyuapinya. Napi kami bungkus dengan kain, lalu kami telentangkan. Disuapi sendok demi sendok susu dan dia sangat lahap. Keesokan harinya, barulah ia mau minum sendiri. Kami memberinya minuman setiap kali dia menunjukkan keinghinannya untuk menyusu.

Di rumah, ada kucing betina liar yang selalu makan dan tidur di rumah. Kucing ini bahkan sekarang tidak mau lagi keluar dari rumah. Kucing ini kami beri nama Mak Mochi. Mak Mochi ini kucing betina yang selalu hamil tapi anak-anaknya tidak ada yang bertahan hidup sampai besar.

Mak Mochi ini sangat menyayangiNapi. Mak Mochi selalu berusaha mendekati Napi dan ingin menjilati/membersihkan Napi, namun Napi selalu lari setiap kali Mak Mochi menjilatinya. Mak Mochi sangat menghayati keindukannya meski Napi bukanlah anaknya. Namun, berkat kesabarannya, Napi selalu dijilati Mak Mochi saat makan. Ini dilakukan Mak Mochi karena dia tahu, Napi tidak akan berlari saat makan. Sekarang, Mak Mochi selalu memanggil-manggil Napi dan mencarinya setiap kali dia tidak melihat Napi.

Kucing pun, sangat keibuan,