Pekan ini jadi waktu yang spesial untuk anak-anak saya. Mereka masuk masa liburan sekolah. Sayangnya saya tidak bisa menemani di awal liburan ini. Sabtu (17/12) pagi saya harus melakukan perjalanan menuju Semarang untuk menemani teman-teman guru berlatih menulis bersama Ikatan Pendidik Penulis (IPP) Jateng. Selanjutnya Ahad sore saya melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta untuk tugas lainnya.

Sebenarnya, Sabtu saya masih agak lelah. Hari Jumat, sehari sebelumnya saya melakukan banyak kegiatan. Setelah menjemput putri saya di pondoknya di Pacet, Mojokerto, saya mendapat info kalau ada salah seorang warga di perumahan yang meninggal dunia. Saya meluncur ke rumah duka untuk membantu merawat jenazah, hingga mengantarkannya ke pemakaman.

Kami para tetangga sebenarnya cukup terkejut dengan kepergian beliau. Belum lama beliau pulang dari ibadah umrah. Dua hari sepulang umrah tetangga saya ini masuk rumah sakit. Sepuluh hari opname, beliau meninggal dunia di hari Jumat, hari yang mulia. Allah memang Maha Pengasih. Indah sekali jalan almarhumah untuk kembali kepada-Nya.

Akhir perjalanan kehidupan selalu menjadi tanda tanya buat kita. Tidak seorang pun tahu, akan seperti akhir kehidupannya. Namun, kita selalu menginginkan husnulkhatimah. Karenanya mempersiapkan bekal hanyalah menjadi satu-satunya jalan. Untuk itu dalam perjalanan ke Semarang dan Yogyakarta ini, saya juga membawa bekal. Bukan hanya membawa baju sekoper dan jajanan untuk di perjalanan, tapi yang harusnya jadi bekal terbaik adalah takwa.Semarang, 18 Desember 2022