Dendam
Oleh: Yasintus Ratu, S.Pd
Bara dendam meledak dan letup bersama deru loader yang datang menggusur dan meratakan tanah untuk pembangunan gedung sekolah baru.
Canda tawa jadi sirna. Hilang tanpa bekas. Sumpah serapah dan kata-kata tak pantas membahana. Gigi gemertak. Kumispun tegang hingga senyuman menjadi kelu.
Urat leher nampak. Otot keluar. Semburan ludah sulit terkendali. Dahi terus berkerut. Beruntung dan puji syukur. Saat yang lain di ubun-ubun semangat permusuhan.
Dengan tenang dan teduh yang lain diam. Menghindar jauh lebih arif dan bijaksana. Mengalah untuk menang dalam ketenangan. Hanyut dan larut menjauhi kegaduhan. Diam itu emas.
Mata rantai dendam di pekan yang lalu, bukan salah bunda mengandung. Tetapi tak bisa mengendalikan diri karena mabuk pengaruh alkohol.
Niat dan rencana awal minum alkohol. Ternyata berbalik arah dan berganti wajah dijajah alkohol. Jatuh karena kacau. Tumbang karena berbuat ulah. Ohhhh dendam.***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar