Mengelus Dagu
Oleh: Yasintus Ratu, S.Pd
Senja tadi saya balik ke kampung. Tujuannya menghadiri hajatan pesta sekolah. Iya, sebuah bentuk gotong royong khas Manggarai raya. Guna mendukung kelanjutan studi dari seorang anak usai lepas bangku pendidikan menengah ke perguruan tinggi.
Warga kampung biasanya bahu membahu. Berbondong-bondong datang menghadiri hajatan dengan membawa sejumlah dana sebagai bekal. Modal ke perguruan tinggi.
Selain warga se-kampung, warga se-desa, kaum kerabat dan kenalan biasanya diundang juga. Semakin banyak yang datang, maka hasilnya semakin baik dan dana yang terkumpul pun pasti banyak.
Apabila diolah dan dikelola secara baik dan benar, dana yang ada dan terkumpul saat hajatan pesta sekolah ini bisa hingga selesai menggondol gelar sarjana. Tetapi sayang, ada yang pengelolaannya kurang tepat, kurang baik dan benar.
Harapannya, penyimpangan yang ada tidak meluluhlantahkan kebersamaan. Menggusur ketulusan dan memporak-porandakan semangat gotong royong.
Ketika hendak balik ke rumah, saya berpapasan dengan kerabat yang datang dari tempat jauh guna mengikuti pesta sekolah itu.
Lama tidak berjumpa. Dia pun mengelus daguku. Sebagai ekspresi kasih sayang dan rasa cinta serta hormatnya. Saya tersenyum dan terenyuh akan ketulusan dan keiklasannya.
Tiba-tiba saya teringat akan seorang sahabat yang datang dari benua biru. Kala menerima elusan dagu dari warga di kampung, dia sangat tersinggung dan malu.
Raut mukanya nampak bingung dan kulitnya yang putih menjadi merah karena malu dan sangat tersinggung.
Ketika saya bertanya mengapa? Dia menguraikan di negaranya mengelus dagu hanya untuk hewan peliharaan saja. Saya menjelaskan kebiasaan dan makna mengelus dagu bagi orang Manggarai.
Baru dia kembali tersenyum dan tertawa sumringhah. Iya, lain Padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar