Oleh: Yasintus Ratu, S.Pd

Hari yang cukup melelahkan. Bangun tidur sudah ada tamu. Sambil meneguk air putih bercengkerama dengan tamu sambil menanti sarapan pagi.

Pada saat yang sama kerabat dari kampung tiba. Mencurahkan seluruh keluh kesah dan suka duka kehidupannya. Matahari yang mulai beranjak cerah seakan menyesakkan dada.

Sarapan datang. Seakan-akan lauk pauknya seluruh keluh kesah dan curahan hati serta tantangan yang harus dihadapi dan diatasi pada hari ini.

Hidup memang penuh tantangan. Cobaan dan godaan. Tetapi tetap indah dan menyenangkan. Pelangi kehidupan menjadi menarik karena berwarna-warni.

Karena itu sebelum sarapan, seperti biasa saya mengajak dan meminta anakku yang masih kecil untuk memimpin doa makan. Meski ada kegelapan tetap ada secercah harapan. Seberkas cahaya terang. Tetaplah bersandar pada kuasa-Nya.

Usai sarapan seorang tamu lagi muncul. Membawa keluh kesah juga. Setelah berdiskusi panjang lebar sambil menyeruput kopi, satu persatu tamu bubar dan pulang.

Melirik waktu, terperanjat saat melihat jam mendekati angka 9 pagi. Kemarin sudah ada janji mengurus surat pindah sekolah dari seorang peserta didik ke pulau Jawa.

Langsung beralih langkah menuju sekolah. Kawanpun bercerita sebenarnya hari ini bergegas ke sawah untuk membajak sawah di musim tanaman sela kali ini.

Tetapi melayani sesama sesuatu yang utama. Tak mengapa kalau ke sawah agak terlambat. Lika-liku kehidupan dalam sehari.***