Tua
Oleh: Yasintus Ratu, S.Pd
Umurnya sudah tua. Sangat sepuh. Tetapi semangat dan idealismenya tak pernah luntur dan pudar untuk membangun daerahku.
Sudah kepala sembilan. Tepatnya sembilan puluh tiga tahun. Matanya tetap terang seterang visi dan misinya. Telinganya tetap mendengar dengan jelas.
Ketika kami, para anak sosiologisnya meminta dia beristirahat secara total. Jawabannya membuat kami tersentak kaget dan heran. "Pikiranku belum berhenti dan tidak mau istirahat."
Siang tadi saat saya dan kawan kelasku di era putih biru hingga putih abu-abu mengunjunginya. Dia tampak gembira dan senang.
Tawanya lepas. Senyum khasnya sebagai seorang bapak keluar. Renyah. Cerita pun mengalir lancar tentang banyak hal. Sambil bercerita kami makan siang. Menyusul kopi.
Cerita semakin asyik dan menarik. Dengan bangga dan gembira dia menunjukkan ruangan kerja dan kamar tidurnya. Disela-sela itu, tiba-tiba dia nyeletuk. "Kita belum makan."
Saya dan kawan Anwar bingung. Saling pandang. Serempak menjawab, Pater kita sudah makan. Baru saja selesai makan.
Dan saya bergegas ke dapur. Menginformasikan keadaan dan situasi yang terjadi. Dengan sigap mereka menyediakan makanan untuknya.
Dalam hati saya berpikir, ini salah satu tanda sudah sepuh dan berumur karena mudah lupa.***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya keren