Mengenangmu 3
#Tantanganharike58
Mana mungkin malam ini purnama.
Tak ada lagi yang mengajakku menikmati payapada, bertabur bintang. Bercerita masa kecil kita.
"Dinda dulu di Pesantren pernah pacaran nggak sih?"
Aku tersenyum, kepalaku menggeleng. Aku bukan wanita yang familiar dikalangan laki-laki, walau kami satu kelas, tapi aku bukan primadona. Aku juga tidak terlalu tertarik berkomunikasi dengan laki-laki, bahkan jika penting sekali pun, lebih baik aku diam.
"Tapi...dulu ada yang pernah suka, ngirim surat!" Aku malu malu mengakuinya.
"Oya? Siapa?"
Aku menyebutkan namanya, di pesta pernikahan kita dia datang, cinta monyet anak kelas dua SMP, nulis suratnya aja di kertas buram bekas oret-oret matematika.
"Jadi dinda balas suratnya?"
Aku mengangguk,
Ku sampaikan padamu jika balasan yang aku buat adalah nasehat, [kita masih kecil, ingat orang tua yang menyekolah kanmu, you must study hard]
Aku tertawa, ternyata kalau di ingat culun juga, kok bisa aku ngasi nasehat sedewasa itu, padahal masih 14 tahun.
"Abang?"
Kau tersenyum, panjang lebar kau ceritakan kisahmu.
Ah....masih seperti mimpi, aku ingin esok pagi jika aku bangun, maka kau ada disini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
wow romantis bunda .Sukses selalu
Keren ibu cantik.. Ceritanya menarik.. Sukses selalu.. Salam
Makasih ibuk
Cerpen yang keren bunda cantik. Salam.literasi
Makasih ibuk