#Tantanganharike69

Ketika kau dipaksa untuk memahami yang terjadi dari sisi berbeda. Ternyata diam itu lebih menyakitkan dari pada menumpahkannya dengan air mata. Berkali aku mencobanya, ternyata tak bisa, aku baru sadar kalau aku manusia biasa.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian. [al-Hujurât/49:6].

Kutarik napasku panjang, lalu membuangnya perlahan, mencoba mengikuti ritme kehidupan, kenapa seruan itu susah sekali di amalkan, sehingga menambah luka yang masih basah kian mendalam.

Apakah kau tau? Aku takut!

Aku takut bukan pada sangkaan, tapi aku takut tidak bisa menyelesaikannya dengan sikap yang paling ahsan, karena kau pergi, dan aku sendirian.