Dua Malaikat Motivatorku
Kisah ini terjadi hampir 13 tahun yang lalu, tidak terasa dua malaikatku sudah kuliah. Saat itu mereka masih SD yang besar kelas 3 dan yang kecil kelas 1. Dua malaikatku semuanya laki-laki.
Sejak tahun 1999 s/d 2008, saya pergi ke Madrasah, ke Pasar ke mana-mana naik sepedah. Kenapa saya naik sepeda tidak naik motor, karena saya trauma. Dulu saat di SLTA saya belajar naik motor dan terjatuh, jangankan naik motor dibonceng saja saya takut.
Lama-lama terbersit dibenak saya ingin membeli sepedah matic, tapi tidak disetujui mantan pacar alasannya membeli sepedah matic hanya buang-buang uang kalau beli motor beliau setuju. Mantar pacar mengajak saya lihat-lihat motor masuk keluar dealer motor. Hari ini dealer Honda besok Yamaha, kenapa sih masuk keluar-masuk keluar dealer motor? Agar tertarik jawabnya singkat. Saya hanya tersenyum.
Pada bulan Juli saya memutuskan beli motor, langsung mantan pacar berteriak manggil dua malaikat kecil seraya bertanya “siapa yang mau ikut umi beli motor” aku-aku jawab dua malaikatku. Berangkatlah berempat ke dealer motor, terjadilah tawar-menawar dan jadi deh.
Pramuniaga “silahkan pilih ibu mau warna apa? “Warna merah” celetuk malaikatku yang besar. Nanti helmnya warna merah juga biar bagus, celetuk malaikat kecil gak mau kalah.
Raut muka dua malaikatku terlihat berbeda sesekali melihat keluar sepertinya ada sesuatu yang ditunggu atau difikirkan. Saya coba bertanya, mereka menjawab hampir bersamaan “motornya kok gak datang-datang”. Lupa ya.... mbaknya kan kemarin bilang mau dipesankan dulu karena warna yang merah habis.
Dua hari kemudian motornya datang, mereka gak sabar ingin melihat ibunya naik motor sendiri. Besok sorenya saya mulai belajar sesuai petunjuk dan dipandu mantan pacar. Saya masih ragu untuk memulai. Ketika saya berada di atas motor dan masih ragu, dua malaikatku memberikan semangat. Yang besar “do’a dulu baca Al-Fatihah pasti umi berani” yang kecil “berani uminya bismillah dulu”, “ayo mi pasti bisa” dua-duanya kembali memotivasi saya.
Saya memberanikan diri, berdoa dulu seperti intruksi dua malaikat kecil. Satu putaran lanjut dua putaran, ketiga putaran malaikat kecil ikut dan putaran keempat yang besar juga ikut. Dua malaikat langsung lapor ke bapaknya “ Bi..... Umi dah bisa, belok juga gak takut lho bi” nanti kalau Abi gak ada yang ngantar ke sekolah Umi ya. ya jawabku sambil tersenyum....
Ponorogo, 19 Februari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Bu.. salam kenal dan izin follow ya Bu.. ditunggu follow baliknya..
sampai saat ini saya gak berani setir sendiri. jadilah tuan putri selamanya. duduk manis, langsung sampai di TKP. wah ibu Yayah luar biasa
ibu malah hebat jadi boss.
So sweet
Keren bun Ulasannya, ijin Follow, ditunggu follow baliknya
Saya pingin banget ke sekolah naik motor sendiri. Entah kapan teteh.. aku juga mau minta doa malaikat-malaikatku ah. Smg segera dapat izin ibundaku. Aamiin... Mas Nadhif.. doain juga ya... hhehe
unforgetable experience teh...semangat..salam literasi
semoga kita tetap semanga... salam literasi...
Karya yang bagus...salam literasi dari tengah kota ponorogo bunda.
masih belajar lho saayy..... ibu cantik Ponorogonya di mana?
Tapi sudah bagus banget...domissili sekarang jarakan (P.P Ittihadul Ummah) bu. Ibunda mana?
Perum Kertosari Indah. (MAN 2 Ponorogo)