Oleh : Yayah DN

Rabu (01/12/21) nampak mencekam.Bayangan rasa sakit di hidung membayangi para siswa di sekolah kecilku. Dengan penuh kegalauan Kami menunggu kedatangan tim Dinkes kecamatan Cibitung yang akan melakukan rapid antigen. Tepat pukul 08.00 WIB rombongan tim Dinkes dengan mobil ambulannya tiba di sekolah. Merekapun memasuki ruang kelas yang sudah disediakan. Para siswa sengaja ditempatkan diluar kelas menunggu antrian.

Sebelum kegiatan dimulai ibu Bidan memberikan pengarahan terkait rapid antigen.

Sapaan lembut bu Bidan dengan baju APDnya menambah ketegangan para siswa. "Selamat pagi anak-anak,semoga kalian baik-baik saja."

"Kalian tidak usah takut dan gelisah dengan rapid antigen ini.Karena ini merupakan salah upaya agar kalian terhindar dari pandemi covid-19".

Tetiba , Zahra siswa kelas 8 mengacungkan tangan dan bertanya.

"Bu,apa sih bedanya swab antigen dengan rapid antigen?"

Bu Bidanpun menjawab,

"Swab antigen dan rapid antigen adalah jenis tes yang sama. Disebut rapid karena hasil pemeriksaannya cepat ,sekitar 15 menit dan disebut swab karena teknik pengambilan sampelnya dengan cara mengusap area dalam hidung. Swab antigen atau dikenal dengan rapid antigen bekerja dengan cara mendeteksi protein tertentu dari virus yang memunculkan respons kekebalan tubuh." (sumber halodoc)

"Dapat dimengerti?"

"Mengerti bu?",jawab para siswa.

Satu persatu,para siswa mulai di swab.Awalnya mereka takut tetapi setelah mencoba rasa takut itu hilang. Tim Dinkes yang beranggotakan 5 orang tenaga medis bekerja cepat melayani para siswa dan guru. Setelah 15 menit menunggu, hasil swab antigen diumumkan. "Alhamdulillah, hasilnya negatif,kalian sehat semua".

Rasa bahagia menyelimuti para siswa dan guru.

Tambun,14-12-2021

22.52 WIB.