yayah maemunah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Etika Berpakaian Seorang Guru

Guru adalah orang yang dianggap serba tahu oleh masyarakat sekitar.

Guru juga dianggap manusia yang serba bisa dalam segala hal. Buktinya setiap ada kegiatan di lingkungan masyarakat guru selalu dilibatkan. Entah dalam kegiatan panitiya hajatan, kegiatan pemilu, kegiata RT atau RW, kegiatan keagamaan seperti maulid nabi,isro' mi'roj nabi, tahun baru islam, dan lain sebagainya.

Apalagi sekarang setelah adanya program sertifikasi guru, harga diri guru lebih meningkat dibandingkan jaman dulu. Sekarang prestise guru lebih naik lagi setelah adanya sertifikasi. Kehidupan ekonomi guru sekarang lebih meningkat. Hampir 70 persen guru sekarang sudah punya kendaraan roda empat. Kendaraan roda 2 lebih dari satu ia miliki. Pokoknya kehidupan guru sekarang jauh lebih sejahtera dibandingkan dengan guru jaman umar bakri. Tapi sayang banyak guru yang tidak memperhatikan etika dalam berpakaian. Sering terlihat ibu guru berpakaian ketat dari atas sampai bawah. Sehingga membuat risi orang yang melihatnya. Ada juga ibu guru yang ketika nemakai batik korpri atau batik PGRI, bawahnya memakai celana dari jean atau codoray, walau warnanyanya senada. Tapi itu sudah menyalahi etika berpakaian. Ada juga ibu guru yang ketika mengajar memakai perhiasan emas berlebihan, seperti gelang keroncong sampai sikut, cincin penuh kanan kiri, kalung panjang dipakainya juga. Penulis saja yang notabene perempuan, risi dan malu melihatnya. Sepertinya ingin nemamerkan kekayaan melalui perhiasan emas yang dipakainya itu.

Ada juga ibu guru yang berpakaian olahraga tapi sepatunya pakai pentopel. Sering juga ibu guru yang bajunya batik pakai kerudungnya kembang-kembang. Ya jelas itu tidak sesuai menurut etika berpakaian. Yang benar jika baju bercorak atau batik, idealnya kerudungnya polos dan warnanya senada dengan baju yang dipakai.

Nah hal-hal seperti itu jelas kurang sesuai digunakan oleh seorang guru yang setatusnya sebagai pendidik dan pengajar. Menurut hemat penulis, untuk seorang guru berpakaianlah yang wajar, tidak berlebihan, tidak norak, dan tidak menabrak aturan berpakaian yang sudah ditentukan. Jadilah guru yang tidak mengundang perbincangan di masyarakat gara-gara berpakaian yang aneh-aneh. Jadilah guru yang berkepribadian, baik dalam betutur kata, bertingkah laku, maupun dalam berpakaian. Hidup Guru Indonesia. Hidup PGRI

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post