Bisa Jadi Ketakutan
Bisa Jadi Ketakutan
Oleh: Yayah Rokayah
Tiga hari ini, mereka sedang memasuki masa isolasi di rumahnya. Mereka berlima sebetulnya sehat, terdiri dari Ibu, 3 orang anak dan satu ART (asisten rumah tangga). Hasil tes swab antigen kemarin, mereka berlima dinyatakan negatif. Hanya sang Ayah saja yang sedang disayang Alloh dengan sakit covidnya. Tidak ada gelaja yang dirasakan oleh si Ayah, hanya sedikit flu dan gak enak badan. Maka ia disebut OTG (orang tanpa gejala). Mereka tinggal di rumah terpisah. Sang Ayah dirumah nomor 9, sementara si Ibu dan anak-anaknya serta ART di rumah nomor 8. Masih dalam blok yang sama.
Seperti biasa, di lingkungan mereka jika ada yang sakit, para tetangga selalu ringan membantu. Baik dengan doa maupun makanan. Namun kali ini lain. Lainnya, karena yang sakit adalah penderita covid-19 maka para tetangga bisa jadi ketakutan terhadap keluarga ini. Takut tertular walaupun sudah bermasker. Takut berkomunikasi walaupun dari jarak satu meter. Ada suasana yang berbeda mereka rasakan. Namun mereka tetap bersyukur atas segala nikmat dari-Nya. Mereka berlima bisa tetap di rumah saja, merasakan nikmatnya beribadah dan makan. Tetap beraktivitas walaupun di rumah saja.
Tadi pagi hingga siang, banyak sekali yang mengantarkan makanan. Baik buah, maupun roti dan makanan sehat lainnya. Alhamdulillah disyukuri. Walaupun mereka berlima tidak sakit dan tetap bermasker. Mereka bisa menikmati makanan itu dengan baik dan lezat. "Assalamualaikum, ibu ini ada makanan dari Bu Tejo, saya gantung di pagar ya!" begitu teriakan pak Satpam yang mengantarkan. Yang membuat mereka tersenyum geli adalah ketika makanan yang diantarkan itu diberikan dengan jarak jauh, seperti memberikan dengan penuh ketakutan. Buru-buru sang pemberi makanan itu, segera kembali pulang. Bahkan, tiba-tiba terkadang sudah ada satu kantong plastik berisi makanan menggantung dipagar luar rumah. Entah dari siapa. Ma syaa Alloh tabarokalloh. Terimakasih semuanya, disaat si Ibu sedang merawat satu pasien covid, nikmat dari Alloh begitu banyak. Maka mari terus berfikiran positif, agar tetap sehat lahir bathin. "Mohon jangan paranoid dengan keluarga kami ya" begitu pesan chat WA si Ibu di grup RT dan RW.
#Salam literasi dari Tangerang Selatan
Rabu, 13 Januari 2021.
#TantanganGurusiana hari ke-365. Finish Tagur, alhamdulillah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, Bu Hj. Salam literasi
Selamat, ya. Neng geulis tos jongjon ayeuna mah. Mugia shat salamina Aamiin
Alhamdulillah ibu...htrnuhun
Keren pentigrafnya, Bu Yayah. Sehat dan suskes selalu.
Keren pentigrafnya, Bu Yayah. Sehat dan suskes selalu.
Di balik musibah ada hikmahnya ya Bu, banyak tetangga yang simpati. Semoga Paksunya Bu Yay segera dinyatakan negatif. Aamiin. Barokallah, Bu.
Sabar dan syukur, Bun..
Kereen pentigrafnya. Salam sehat dan sukses selalu bu hj.Yayah
OTG tetap baper bun kan serba tak enak jadinya dalam rumah
betul ibuku, gak apa-apa dinikmati selalu.
Mantap semoga tetap sehat dan sukses selalu
aamiin ibuku, terimaksih ya. sukses juga untuk ibu
aamiin ibuku, terimaksih ya. sukses juga untuk ibu
Ketakutan kadang menjadi belenggu . Kisah yg apik, Bu. Jogo tonggo.... Salam sukses selalu ibu.
betul ibuku. Apa itu artinya Jogo tonggo? jaga tangga ya bu? trmksh bu Cicik yg baik hati.
betul ibuku. Apa itu artinya Jogo tonggo? jaga tangga ya bu? trmksh bu Cicik yg baik hati.
Keren mantab pentigrafmya bu, semoga senantiasa sehat dan sukses selalu
alhamdulillah, terimaksih Pak ustadz Rony, sukses kembali.