Ibu Sudah Tidak Merespon
Ibu Sudah Tidak Merespon
Oleh : Yayah Rokayah
Memiliki ibunda adalah karunia. Ia ada di tengah-tengah kita sebagai pelita dan kasih sayang Allah SWT kepada kita. Bersyukurlah kita,ketika masih bisa membersamai ibunda kita. Doa ibu adalah mujarab. Ia adalah wasilah kebaikan bagi kita semua. Ibunda saya sudah sepuh di tengah sakit stroke nya yang sudah menyapanya selama 12 tahun lebih terbaring tak berdaya.
Kemarin di hari Raya Idul Adha 1442 H, saya menyapa ibu yang masih tertidur pulas di waktu shubuh “ Bu...ibu...ayo bangun bu sudah shubuh kita wudhu dan sholat shubuh” ajak saya. Namun ibu saya tetap tak merespon. Saya ciumi keningnya, lalu saya bacakan doa ketika bangun tidur. Tetap ibu tak membukakan mata. Bismillah kemudian saya siapkan air hangat untuk membasuh muka ibu yang lemah, garis tua di wajahnya mulai begitu terlihat, ditambah kerut-kerut yang sudah semakin banyak. Rambutnya pun sudah memutih semua, bahkan rontok jika disisir, maka saya jarang sekali menyisiri beliau, cukup dirapihkan saja menggunakan tangan kosong.
Beberapa menit kemudian, alhamdulilah ibu saya terbangun. Lalu saya angkat dari tempat tidur untuk ditempatkan di kursi roda khusus untuk MCK. Saya dorong kursi itu bersama ibu ke kamar mandi. Sengaja mau saya mandikan setelah beberapa hari kemarin, ibu cukup di lap saja menggunakan washlap yang lembut. Kini semakin terlihat, badan ibu semakin membungkuk dan tidak banyak permintaan ini itu. Yang biasanya ibu bisa bicara : “ Minta minum...!”....sholat yu!”...ibu hoyong papang (ibu mau pipis-red)” dan sebagainya. Sejak pagi kemarin saya melihat ibu sudah agak lain. “ Ya Alloh.....” kuatkan ibuku...”gumam saya dalam hati.
Bismillah dengan kekuatan yang ada, saya mandikan ibu dengan hati-hati menggunakan air hangat. Saya siramkan ke kepalanya air hangat untuk dikeramas di hari raya idul adha, Bismillah. Badan ibu semakin membungkuk dan terlihat lemah. Biasanya ibu bisa menyikat gigi sendiri, kini beliau tidak bisa, bahkan untuk merespon saja agak sulit. Ketika saya minta beliau untuk membuka mulutnya, beliau agak lama merespon dan harus kita bantu.
Saya sedih melihat beliau. Tak kuasa air mata menetes dari pipi saya. “ Ya Allah sayangi ibuku....” Dulu beliau merawat kami dengan penuh suka cita dan pasti sangat merepotkan beliau. Kini beliau, saya rawat ditengah keterbatasan respon beliau karena sudah pikun dan tidak merespon apa pun. Untuk minum pun saat ini sudah tidak bisa lagi memakai sedotan. Harus kita sendoki pelan-pelan dengan penuh kasih sayang.
Setelah saya mandikan ibu, saya pakaikan baju ibu. Tangan kanannya pun tak bisa digerakkan. Mungkin efek syaraf-syaraf beliau yang sudah parah lagi. Efek dari stroke yang sudah menjadi sahabatnya sejak 2008 lalu hingga kini 2021. Lalu saya pakaikan pampers untuk ibu dengan hati-hati, kemudian saya bacakan niat dan bacaan shalat shubuh. Ibu tetap ditidurkan di kasur. Ibu tetap tak merespon. Yang biasanya ia merespon dan mengikuti bacaan saya. Kali ini lain dari biasanya. Tatapan matanya kosong dan mulut sedikit menganga dengan air liur yang sesekali harus diseka. “ Bu...ibu yang kuat ya...., habis ini kita akan sholat sunnah Idul Adha di ruang tengah...” ajak saya. Namun tetap tatapan mata ibu kosong dan tidak merespon suara saya.
Setelah shalat shubuh di pembaringan, sengaja saya ajak ibu untuk duduk kembali di kursi roda. Saya buatkan susu kambing kesukaannya. Saya sendoki sedikit demi sedikit hingga habis setengah gelas. Biasanya ibu bisa menyedot air atau susu menggunakan sedotan, kali ini lain. Harus kita sendoki pelan-pelan. Itupun agak lama ia menelan air susu. “ Ya Allah....sayangi ibuku...” gumamku dalam hati.
Hari raya kali ini, di wilayah kami tidak mengadakan shalat Ied di Masjid atau lapangan karena masih PPKM dan wilayah zona merah. Maka kami mengadakan shalat Ied di rumah saja. Sebagai imam dan pengisi khutbah adalah suami saya. Jamaahnya kami semua anggota keluarga dan juga ibu.
Memang, kalau dilihat sepintas, ibu saya terlihat segar. Namun mulai hari kemarin, beliau sudah tidak bisa merespon dan susah makan. Tidak bisa lagi menelan nasi. Harus bubur yang lembut dan jus buah. Saya siapkan bubur gandum yang dicampur susu kental manis untuknya. Itupun sangat susah masuk ke dalam mulutnya. Sama seperti kita menyuapi balita yang susah untuk makan. Ibu saya hanya merespon dengan suara : “Eeeugh....aaaaah.....eugh.....” hanya itu saja. Hati ini sedih dan pilu melihat ibunda seperti ini. Namun saya tetap bahagia, bisa merawat ibu sudah enam bulan ini.
Mohon doa dari pembaca sekalian. Semoga ibunda saya diberikan kekuatan dan kesabaran menjalani hari-hari di rumah saja. Ibu yang selalu terbaring lemah di ranjang ukuran nomor 3. Ibu yang sudah tidak bisa mengingat bacaan doa dan bacaa Al-Quran, mungkin dengan nama anak-anaknya saja beliau sudah lupa, bahkan melihat pun seperti tak ada tatapan. Semoga beliau husnul khotimah di akhir hayatnya. Usia beliau kini sudah 83 tahun, usia yang sangat panjang. Seminggu ini saya WFH, tidak mau meninggalkan ibu yang sudah semakin lemah tak berdaya. Khodimatpun sedang mudik untuk sementara. Saya siap menjalaninya sambil merawat ibunda. Semoga barokah. Aamiin.
#Diceritakan semata-mata untuk mengingat ibu suatu saat kelak
Tangerang Selatan, 21 Juli 2021.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kini ibunda sy telah tiada. Beliau wafat d rmh sy pd mlm jumat pkl 20.15 wib tgl 29 juli 2021. Mhn doa dr pembaca sekalian. Al faatihah. Trmksh
Maa syaa Akan neng..Bagja. tiasa ngawila heula.. Alhamdulillah...dugi ka wafatnya. In syaa Allah janten amal soleh. Baarakallah
Bakti anak kepada ibunda.
aamiiin
Ya Allah ummi,semoga ibunda diberi kekuatan dan ummi diberi kesabaran, tak kuasa membaca tulisan ummi menetes airmata saya,semoga saya bisa sabar merawat mama saya, yg kadang suka lupa dan lalai apa yg dikerjakannya , menjadikan amal dan pundi surga bakti anak pada orang tua
aamiin Ya Alloh, terimaksih Uni Evi, sehat selalu ya. aamiin
Semoga Allah memberi kekuatan kepada ibunda. Jadi teRingat nenek, 2 tahun laluu beliau wafat di usia 115. Ibu yang kuat juga ya, salam srhat selalu.
Semoga ibu selalu diberi kesehatan.. aamiin
Aamiin. Trmksh Pak Danang. Atas doanya. Smg qobul
Sekarang ibu nenek sudah tidur dengan tenang dalam tidur panjangnya ikhlaskan kepergian ibunda tercinta insyaallah husnul khotimah
Aamiin. Terima kasih Bunda cantik atas tuli yang keren dan menginspirasi. Sukses selalu buat Bunda,
aamiin, terimaksih ibu Samsimar atas doa dan kunjungnnya
Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk Ibunda dan semoga Bu Yayah tetap sabar merawatnya...