Kutulis dengan Cinta

Oleh: Yayah Rokayah

Menyelami hari demi hari di Gurusiana ini, sejujurnya telah memberi banyak ilmu dan warna dalam kehidupan saya. Bersyukur memiliki sahabat-sahabat yang luar biasa melalui tulisan-tulisannya di blog ini yang super keren.

Ada tulisan teman gurusianer platinum yang menuliskan artikel berjudul "Kuantitas Bukan Cerminan Kualitas", ada juga berbagai opini yang sangat tajam dan lugas. Reportase yang bermakna dan informatif. Banyak ilmu yang bisa di gali dari makna aksara sebuah akrostik atau cara menghafal ilmu Biologi. Keren dan semuanya sangat keren.

Ada juga yang menulis puisi dalam jenis tertentu seperti putiba, prosais, sonian dan lain-lain. Ada lagi pantun, pratinia, pentigraf, tatika, cerbung, cernak dan beragam jenis tulisan-tulisan sahabat gurusianer seluruh Indonesia yang berbobot dan bergizi. Saya jadi malu dengan tulisan-tulisan saya sendiri. Terkadang jika tak ada ide menulis, asal saja yang ditulis. Puisi tanpa diksi atau opini yang terkadang hanya ambisi diri.

Walaupun telah sedikit belajar dalam kelas menulis satu guru satu buku. Sejatinya, menulis itu harus terus diasah dan terarah. Jelas, lugas dan pantas. Tidak menyinggung satu sama lain dan penuh makna serta berbobot. Tentu juga jauhkan diri dari plagiat. Kalaupun harus mengutip kita usahakan cantumkan sumber aslinya. Saya cetak miring tulisan kutipan itu.

Dari tulisan para gurusianer saya belajar. Terus belajar hingga hari ini. Bukan untuk memenuhi tantangan, namun untuk menambah wawasan dan belajar dalam hal literasi menulis dan membaca. Berbagi pengalaman dan pengetahuan yang kita miliki.

Betul, beberapa piagam sudah ditangan bahkan telah melewati 270 hari menulis di blog ini. Namun seperti inilah adanya saya. Masih banyak kekurangan dan kesalahan. Jauh dari kata sempurna. Namun berpositif thinking saja.Terkadang tak ada ide, saya pun ternyata bisa menulis. Seperti yang saya lalukan ini. Itu karena saya telah membaca sebuah buku yang berjudul "Mudahnya Menulis Tanpa Ide" yang ditulis oleh Admin facebook Media Guru Indonesia, Pak Leck Murman. Bagaimana beliau memaparkan untuk selalu berusaha menulis, menulis dan terus menulis. Bahkan tanpa ide sekalipun. Saya coba dan bismillah. Walaupun terkadang sekenanya. Tidak berbobot dan tidak bermakna. Biarlah terus semangat untuk belajar. Karena langkah yang jauh dimulai dari langkah-langkah kecil yang sederhana. Jarak ribuan mil dapat ditempuh dengan langkah kecil pertama.

Ada lagi satu ilmu yang disampaikan oleh narasumber dalam suatu webinar. Ia mengatakan "Tulislah apa yang anda lakukan dan lakukanlah apa yang anda tulis". Mungkin itulah yang membuat saya semangat hingga hari ini.

Ada juga wejangan dari Ibu editor saya, beliau mengatakan " Menulis itu adalah pekerjaan keabadian, kita bisa beramal melalui tulisan kita, jadi kuncinya selalu mau belajar dan berusaha, saya bisa anda juga pasti bisa". Itulah pesan beliau dalam suatu acara webinar.

Apalagi jika sahabat sekalian nanti berkesempatan membaca buku, 212 kisah nyata kami dalam judul "The Power of Kepekso" yang telah terbit. Dari judulnya saja kepekso. Kepekso itu artinya terpaksa tapi iso juga ya....alias bisa. Kisah nyata dan pengalaman 90 hari menulis itu dari 212 penulis mungkin berbeda-beda dan beragam warna ceritanya. Tapi itulah uniknya, namanya belajar harus selalu dicoba dan mau berusaha.

Dalam suatu pelatihan Guru, widyaiswara saya mengatakan "Bukanlah seorang Guru jika dirinya tak mau belajar dalam hidupnya, jika Guru tak mau belajar maka pendidikan sudah mati". Quotes beliau saya catat dalam buku agenda saya sehingga selalu menyemangati dalam gerak kehidupan yang penuh dinamika ini. Selalu saya tulis dengan cinta karena dengan cinta segalanya akan menjadi indah dan nyata.

Mari semangat bersama menuju 365 hari menulis.

Saya pun masih belajar dan terus belajar dari para senior dan semua sahabat di blog Gurusiana ini. Salam literasi.

#Hari ke-305

Salam literasi dari Tangerang Selatan

Ahad, 15 November 2020