Lupa Jika Sudah 365 Hari

Oleh: Yayah Rokayah

Lupa itu wajar. Bahkan sifatnya manusia. Alhamdulillah, saya hari ini melihat dan membaca banyak postingan Gurusianer yang sudah masuk 365 hari. Tanpa disadari saya pun iya, alhamdulillah. Sejak dimulainya tantangan Gurusiana itu tanggal 15 Januari 2020 dan saya baru saja bergabung dengan blog Gurusiana yang keren ini. Tulisan pertama saya berjudul "Bismillah, Aku Siap Mencoba."

Pada mulanya, saya sudah pernah ikut pelatihan menulis sagu sabu di tahun 2017, namun saya tak serius. Akhirnya tertarik kembali untuk ikut sejak membaca postingan Bapak CEO MGI, bahwa akan ada tantangan di Gurusiana, per 15 Januari 2020. Awal mula saya ikut tantangan menulis 30 hari. Lanjt gak yah? pikir saya dalam hati. Ah, lanjut saja, bismillah. Akhirnya saya melewati 60 hari, 90 hari, 180 hari, 270 hari dan kini sudah 365 hari. Alhamdulillah.

Seiring waktu, masih di bulan Januari, tepatnya tanggal 25-26 Januari 2020 ada pelatihan menulis lagi di Tangsel. Alhamdulillah saya ikut dan baru punya satu buku solo berjudul "Resep Masakan Ibu Guru." Terbit April 2020. Memang saya tak ada ide menulis waktu itu. Saya mulai dari hobi saya yang sederhana saja dirumah, yaitu memasak. Mau menulis tentang Matematika, belum pede juga, hehehe.

Keasyikan menulis itu, karena tersemangatkan dari teman-teman sesama Gurusianer. Saya lakukan SKSS (saling kunjung saling sajung). Walaupun hanya beberapa yang mengomentari, bagi saya tak masalah, yang penting tetap menulis dan terus menulis.

Saya telah membaca buku Pak Leck Murman dengan judul " Mudahnya Menulis Tanpa Ide". Keren lho. Ada juga buku Mas Eko Prasetio dalam judul "Cermat Menulis Kata", sangat keren dan memotivasi. Ada juga saya beli dan baca buku ibu editor saya, ibu Hj.Istiqomah,M.Pd dalam judul " Madrasah Terbaik Itu Ibu" dan lain-lain. Saya pun membeli dan membaca buku teman-teman Gurusianer lain. Tak lain untuk belajar dari mereka. Terkadang barteran buku karya kami diantaranya dengan ibu Nikmatul Khoiroh, Pak Eko Adri Wahyudiono, Ibu Siti Jamiatu Shalihah, Ibu Nani Yuliani, Ibu Yessy Hasni, dan teman-teman Gurusianer lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala ilmunya.

Ternyata, menulis itu asyik juga ya. Kita bisa berbagi ide, ilmu, pengalaman, rasa, sikap dan apa saja yang positif kepada orang lain. Rasanya plong jika sudah dituliskan. Piagam biru, perak, emas sudah ditangan. Setiap bulan saya mencoba ikut lomba menulis. Alhamdulillah karena saya masih belajar dan junior ternyata bisa lolos dalam judul buku " Derap Seribu Giat Guru Penggerak Menjawab, The Power Of Kepekso", " Guru Indonesia Merdeka Berkarya", "Kasih Guru Tak Berbilang". Alhamdulillah wa syukrulillah. Masih menunggu pengumuman lomba bulan Januari 2021.

Kini, saya telah memiliki banyak teman Guru dan lainnya dari seluruh nusantara yang selalu menyemangati, memberi arahan dan komentar yang positif untuk perbaikan tulisan saya. Terimakasih saya ucapkan kepada ibu Cicik Rahayu, ibu Yessy Hasni, Ibu Andi Anlilah, Ibu Evidayanti, Ibu Elvina, Ibu Nani Yuliani. Ibu Siti Jamiatu Shalihah, Ibu Maemunah, Bapak Dede Saroni, Ibu Sri Agustini dan teman-teman yang lain yang selalu setia mampir ke blog tulisan saya yang sederhana. Terimakasih. Beberapa buku antologi telah terbit dengan kurator Bapak H.Ahmad Syaihu diantaranya, dalam judul " Menyemai Renjana Memendar Senjana", "Mudita Lega", "Pekik Merdeka", " E-Learning Menyenangkan tanpa Takut Corona". Beberapa antologi bersama kurator ibu Edit Kadila diantaranya dalam judul " Tasbih Senandung Rindu", " Semilir Angin Persahabatan", " Alhamdulillah Sah", "Taman Penjaga Hati", "Dekapan Hangat Ibunda". Beberapa diantaranya telah terpampang di lemari buku saya. Ada juga yang masih proses terbit. Kepala Madrasah saya pun senang saya bisa menulis. Keluarga mensupport untuk saya bisa menulis dan membuat buku. Alhamdulillah.

Terimakasih yang tinggi untuk CEO Media Guru Indonesia, Bapak Mohamad Ihsan yang telah memfasilitasi kami untuk menulis. Sebagai penulis pemula memang masih belum pede. Namun saya yakin, kita bisa sukses melalui buku. Buku sebagai kartu nama kita. Ia abadi. Walaupun nanti penulisnya telah tiada, bukulah kenangan kita. Masa pandemi menjadikan kita semakin produktif dan aktif walaupun di rumah saja. Semoga saya bisa sagu sabu sata (satu guru satu buku satu tahun). Maklum karena masih pemula (penulis mulai lancar).

Saya lupa jika hari ini sudah memasuki 365 hari, terimakasih Gurusiana dan Media Guru Indonesia. Tetap jaya dengan karya dan inovasi.

#Salam literasi dari Tangerang Selatan