Mahbas Jin dan Hotel Nawarat
Mahbas Jin dan Hotel Nawarat
(Sambungan catatan perjalanan haji)
Oleh: Yayah Rokayah
Rombongan kloter (kelompok terbang) 52 ditempatkan di Maktab 08, di daerah Mahbas Jin. Sekitar 2,5 km dari Masjdil Haram. Bersama para jamaah haji dari Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, Propinsi Lampung, Propinsi Banten dan Propinsi Jawa Barat.
Hotel Nawarat Manazil Al Kiraam, itulah nama hotel yang kami tempati selama di Makkah al Mukaromah. Hotel ini sekelas hotel bintang tiga. Terdiri dari 16 lantai dan lantai paling atas ini biasanya spot atau area untuk menjemur pakaian para jamaah haji. Satu jam pun bisa kering karena saking panasnya di Makkah. Rombongan kami yang berasal dari Kafilah Titian illahi ditempatkan di lantai 12 dan 13. Perlu menaiki lift saat harus menuju kamar. Tangga jalan pun disediakan. Hanya kami lebih sering menggunakan lift.
Bagi para jamaah lansia, harus kita bantu. Karena mereka biasanya belum mengerti cara menaiki lift ini. Apalagi di jam-jam sibuk menjelang pelaksanaan shalat fardhu di Masjidil Haram. Lift-lift yang tersedia ada 8 dan selalu penuh oleh para jamaah haji. Baik yang turun maupun yang naik. Maka selama di Makkah, kita harus terbiasa belajar antri.
Kewaspadaan dan kehati-hatian perlu dijaga selama kita menaiki lift ini. Usahakan tidak boleh sendirian atau berdua dengan petugas hotel yang laki-laki. Selain di khwatirkan terjadi hal yang tidak diingankan, kewaspadaan pun harus diutamakan. Biasanya jika lift penuh sesak, saya dan teman-teman sekamar menaiki tangga biasa hingga lantai 4. Lalu dilanjut naik lift setelahnya hingga sampai lantai 12. Atau istirahat sebentar di loby hotel untuk menunggu lift agak lengang.
Di hotel ini pula tersedia Mushola yang berada di lantai bawah. Disediakan bagi jamaah haji untuk sholat berjamaah. Bagi mereka yang tidak sempat atau kadang terlambat ke Masjidil Haram, apalagi cuaca siang yang sangat terik terutama waktu dzuhur, kami lebih sering memilih sholat di Mushola bawah ini. Karom (ketua rombongan) kami sering menjadi imam sholat di Mushola ini dan memberikan tausiyah selepas sholat. Beliau adalah Bapak H. Misbach (almarhum). Beliau kini telah meninggal dunia pada bulan Agustus 2020. Innalillaahi wa inna ilaihi roojiun. Kenangan bersama beliau selalu terlintas dalam pikiran ini, sebab kami lebih sering bersama beliau juga istri beliau. Semoga Allah merahmatinya di alam kuburnya. Aamiin.
Hotel ini berada di sebelah kiri jalan jika dari arah Masjidil Haram. Berjarak 100 meter ke tepi jalan raya, tempat kami biasa menyetop bis shalawat secara gratis. (Tulisan tentang bis shalawat sudah saya ceritakan di Gurusiana beberapa waktu lalu). Di bagian samping hotel ini, terdapat barber shop dan sebuah Toko kebutuhan dan perlengkapan sembako untuk para jamaah haji. Biasanya jika setiap pagi kami belanja disini, penjaga hotel selalu memberi kami sebuah roti maryam. Kami senang bukan main, disamping bisa menghemat uang makan, kami pun merasa kenyang di pagi hari tidak perlu untuk memasak.
Pada saat kami berhaji tahun 2014, Pemerintah Indonesia tidak menyediakan makan setiap hari. Namun pada saat rukun haji mulai dari tanggal 09 hingga 13 Zulhijjah kami diberi makan secara gratis oleh Pemerintah Indonesia. Dan selama kami 8 hari di Madinah setiap siang dan malam, kami pun diberi makan gratis yang dibagikan dalam box aluminium foil. Jadi, selain hari-hari itu kami semua memasak di dapur umum yang ada di hotel. Biasanya dua kamar tersedia satu dapur, satu kamar mandi dan satu mesin cuci. Kompornya berupa kompor listrik. Alat-alat masak lainnya, seperti wajan dan rice cooker kami beli disana secara patungan atau iuran bersama teman-teman sekamar. Kami membuat jadwal untuk memasak, bergantian dengan teman-teman sekamar. Teman sekamar kami perempuan semua. Untuk kamar bapak-bapak, dibedakan. Sebetulnya untuk makan, bisa juga membeli. Namun untuk menghemat, kami lebih sering memasak secara bergantian. Nikmat dan melatih kebersamaan diantara kami.
Lobi hotel ini cukup luas, terdapat toko oleh-oleh haji juga toko mainan didalamnya. Ada beberapa kursi yang besar, juga televisi. Bahkan hotel yang kami tempati ini, menjadi tempat posko Maktab 08 petugas haji Indonesia. Jika ada sesuatu hal mengenai haji dan permasalahannya, kami sangat mudah untuk bertanya kepada mereka. Dokter jaga dari Indonesia pun, ada di lantai 12 bersama kami. Jadi kami tidak perlu jauh mencari dokter jika hendak diperiksa karena keluhan sakit selama disana. Dan beliau siap membantu kami dengan sekuat tenaga.
Hotel ini, menjadi kenangan indah kami saat di Makkah. Satu kamar diisi oleh 6 orang. (Esok saya akan bercerita persahabatan kami dalam satu kamar selama 32 hari di Mekkah dan 8 hari di Madinah). Kamar ini beranjang dipan terbuat dari besi, kasur yang empuk dan tersedia bantal serta selimut. AC di setiap kamar hotel selalu menyala 24 jam nonstop, hingga kami kedinginan. Pernah suatu waktu ditutup menggunakan kardus bekas mie instan yang kami bawa dari tanah air. Di kamar kami, terdapat satu buah TV 27 inchi dan 1 buah lemari pendingin ukuran kecil.
Office boy (OB)nya juga ganteng, hehehehe. Berperawakan tinggi, berjenggot tipis dengan kulit agak putih. Ia berasal dari India. Ya mirip artis India, Syahrul Khan. Katanya sudah 3 tahun bekerja di Makkah. Kami pernah menyapanya dengan bahasa Inggris. “You are handsome, if you live in Indonesia, you are artist !” begitu candaan salah satu teman kami. Ia menjawab “What? are you sure?”. Kami semua tertawa. Ia bertugas membersihkan kamar dan dapur kami. Sering membereskan sampah di dapur dan mengepel. Namun kamar kami tidak mau dibersihkan oleh OB. Cukup oleh kami saja berenam. Kami juga sering meminta agar seprei, sarung bantal dan selimut diganti seminggu sekali. Ia ramah dan selalu mau membantu kami. Tak jarang kami memberinya kopi merk Indonesia yang kami bawa dari tanah air. Ataupun uang tip riyal yang kami punya. Nominalnya tidak besar, namun ia senang dengan sikap kami. Para suami kami juga sering mengajaknya ngobrol, untuk melepas kekakuan diantara kami.
Hotel Nawarat Manazil Al Kiraam, sepi jika tak ada jamaah haji. Jika berumroh biasanya hotel-hotel yang disediakan berdekatan dengan lokasi Masjidil Haram. Kami doakan hotel ini, semoga selalu berkah, selamat dan sukses. Kenangan selama 32 hari dipondokkan di hotel ini, akan selalu teringat dan menjadi pengalaman yang berharga. Semoga hotel ini didatangi lagi para jamaah haji Indonesia di waktu-waktu mendatang. Semoga pandemi corona segera berakhir atas izin-Nya.
#Bersambung
Salam literasi dari Tangerang Selatan.
Senin, 14 September 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masya Allah, mantap kisahnya. Lanjut bunda
Alhamdulillah. Terimakasih bu...smg mendapatkan hikmahnya.
Subhanallah...luar biasa detilnya pengamatan Bu Yayah. Membuat saya seperti melihatnya langsung. Keren, Bu..
Subhanallah...luar biasa detilnya pengamatan Bu Yayah. Membuat saya seperti melihatnya langsung. Keren, Bu..
Alhamdulillah. Semoga dapat mengambil hikmahnya ya.
Cerita pengalaman yg luar biasa. Terima kasih telah berbagi, sukses selalu
sama sama ibuku cantik. salam sukses kembali.
Subhanallah, sungguh ilmu yang bermanfaat, sukses selalu bucantik
Terimakasih ibu...kunjungannya.
Terima kasih telah berbagi pengalamn lewat cerita yang menawan, sukses selalu
Salam sukses kembali Pak...terimakasih.
Pengalaman yang sangat berkesan. Keren paparannya. Sehat dan sukses selalu Bu...
Aamiin. Terimakasih bunda
Keren bunda...pengalaman terbaik untuk ruhani kita semua
Alhamdulillah, walaupun tulisan saya tidak up to date, semoga para pembaca bisa mengambil hikmahnya, aamiin. Terimakasih ibu dosen kunjungannya.
MasyaAllah Bu Yay ....kenangan yang tak terlupakan. Semoga saya segera bisa kesana. Aamiin. Sukses selalu Bu
Aamiin ya Alloh...terimakasih ibuku.
Semoga almarhum Bapak H. Misbach husnul khootimah. Semoga kami dimudahkan oleh Allah beribadah ke baitullah. Semoga Bu Hj. Yayah selalu sehat dan semakin sukses. Baarokallah. Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.
Aamiin yaa Robbal alamiin. Terimakasih bpk doa dan kunjungannya.
Masya Allah. Terimakasih neng untuk cerita pengalaman ruhaninya. Barokallah
Alhamdulillah, ibuku, terimaksih atas kunjungannya ya ibu....
subkhanallah, pengalaman ruhani yang luar biasa Bu Yayah. Semangat berliterasi, sukses selalu.
Alhamdulillah, mhn izin berbagi di Gurusiana, semoga pembaca mendapatkan hikmahnya. Terimaksih kunjungannya ya Pak Edi
Subhanallah bunda ....kenangan yang tak terlupakan.
Betul bunda. Ma syaa Alloh. Terimakasih kunjungannya.
Maa syaa Allah... bener bener pengalaman yg berkesan. Baarakallah
Alhamduliah ibuku...terimakasih kunjungannya.
Terimakasih berbagi pengalaman..
Sama-sama Pak, terimaksih kunjungannya ya. Barokalloh.
Sudah 4 kali saya baca. Apa saking rindunya ya. Di tahun itu tdk ada kejadian. Apakah banjir apakah kecelakaan atau apa. Benar benar negeri yg aman. Malam laksana siang.
Betul bunda, alhamdulillah pas tahun itu kita diberi kemudahan sama Allah, tdk terjadi pa-apa ya, alhamdulillah. terimakasih kunjungannya.