Yayah Rokayah

Menulis adalah ibadah. Kita bisa berbagi ilmu dan pengalaman melalui tulisan. Membudayakan literasi diantara kita. Saya guru matematika yang senang menulis, s...

Selengkapnya
Navigasi Web
Masa Remaja yang Indah
foto from google

Masa Remaja yang Indah

Masa Remaja yang Indah

Oleh : Yayah Rokayah

Masa remaja adalah masa yang paling indah. Berjuta peristiwa dan berjuta suka duka rasanya sulit untuk dilupa. Masa remaja yang bahagia penuh warna, pun ketika sedih penuh duka. Masa yang tak akan pernah terulang dalam hidup kita. Masa yang berapi-api dan semangat menggapai cita-cita dan cinta-Nya.

Kisah remaja, selalu asyik untuk dikenang dan dituliskan. Saya memulai masa remaja di suatu kampung halaman yang asri yang jauh dari keramaian kota. Namun wilayah tempat tinggal saya berdekatan dengan pantai Pangandaran yang eksotik. Jadi, bukan wilayah yang tertinggal betul. Bahkan saat ini daerah kampung kami menjadi destinasi wisata lokal bahkan terkenal hingga mancanegara. Pantainya yang indah, grand canyon dan gua-gua alami dengan stalagtit dan stalagmitnya yang mempesona, batu hiu, gua Jepang sebagai peninggalan zaman penjajahan Jepang yang masih dirawat rapi. Berbagai wahana baru pun kini telah dibuka untuk hiburan dan pendidikan masyarakat umum.

Masa remaja saya penuh dengan kesederhanaan. Dimulai dari gaya berpakaian, cara hidup dan uang jajan pun kadang tak punya. Saya harus mengatur uang yang diberikan orang tua saya kala itu. Bahkan harus menjualkan sayuran atau buah-buahan dulu secara berkeliling dari rumah ke rumah dengan berjalan kaki atau naik sepeda pemberian Abah. Hasil keuntungannya, digunakan untuk bekal sekolah esok hari, begitu seterusnya. Namun saya senang dan tak mengeluhkan apa-apa. TV pun masih hitam putih kala itu dan jauh belum mengenal handphone ataupun komputer.

Jika hari libur tiba, saya dan teman-teman pergi ke sawah ladang menjala ikan dan memetik hasil palawija yang ditanam Abah (Ayah saya). Ada kacang panjang, cabe rawit, bayam, kangkung dan lain-lainnya. Berkebun pun sudah biasa. Belajar menanam bunga di pekarangan rumah, menanam jagung dan kacang tanah di area persawahan juga pernah belajar menanam padi saat harus mulai menanam padi di persawahan. Sungguh asyik dan jauh dari polusi udara. Terkadang main bersama teman menangkap capung menggunakan getah nangka yang dioles diujung lidi yang panjang. Hasil tangkapan capung sebagai pakan ternak ayam atau ikan mas yang sengaja dipelihara di sumur timba. Sehat dan menyehatkan. Sayangnya saat itu, saya tak punya kamera, tak ada foto sebagai kenangan bersama teman-teman di kampung halaman. Mengenai prestasi sekolah, jangan ditanya. Walaupun kami orang kampung, tapi saya dan teman-teman termasuk yang memiliki prestasi baik di sekolah. Kami sering belajar bersama walaupun suka main ke sawah dan kebun. Bahkan kami terbiasa membawa buku ke sawah untuk dibaca dan dipelajari sambil bermain menghabiskan waktu siang bersama teman-teman remaja lainnya. Alhamdulillah.

Ketika memasuki masa SMA, saya terpaksa harus ikut kakak untuk sekolah di suatu Kota penghasil padi. Bahkan kota tersebut terkenal sebagai kota “lumbung padi”nya. Walaupun mungkin sekarang kota tersebut telah berubah menjadi kota industri karena banyak sekali pabrik yang dibangun di daerah tersebut tepatnya di Kabupaten Karawang Jawa Barat.

Disinilah, kisah remaja saya dimulai kembali. Sepulang sekolah, saya dan teman-teman terbiasa mengikuti ekstrakurikuler yang diadakan di SMA. Seperti : Pramuka, PMR, OSIS dan Filateli. Sungguh asyik, bahkan suka lupa untuk pulang ke rumah kakak karena asyiknya berkegiatan dengan teman-teman di sekolah. Rasanya lebih betah di sekolah dibandingkan di rumah.

Ketika SMA itu pula saya memutuskan untuk tinggal dan menimba ilmu di sebuah Pesantren Al-Quran di bilangan Karawang. Pagi hari hingga siang saya tetap bersekolah. Sore hingga malam (menginap) saya tinggal di Pesantren. Belajar Al-Quran bersama teman-teman. Mereka berasal dari beberapa wilayah di sekitaran Karawang, Bogor, Tangerang dan Jakarta. Alhamdulillah banyak teman banyak saudara. Ada tempat untuk mencurahkan isi hati yang sedang galau dan kami saling menguatkan satu sama lain, karena kami semua sama-sama jauh dari Orang tua.

Tinggal di sebuah Pesantren, bukan penghalang tidak bisa berprestasi di sekolah. Alhamdulillah berkat kegigihan dan kesungguhan dalam belajar, mengantarkan saya dan teman-teman diterima di sebuah PTN melalui jalur undangan (PMDK).

#AntologiKumandangKisahRemaja

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bu Hj.Sukses selalu. Salam literasi!

28 Sep
Balas

alhamdulillah, terimaksih pak Dede

02 Oct



search

New Post