Menggapai Cinta dan Cita-cita
Menggapai Cinta dan Cita-Cita
Kisah cintanya berawal dari sebuah pengajian rutin di kampus hijau Rawamangun. Pada mulanya mereka tak saling mengenal. Namun pengajian di Mushola Al-Huda telah mengubah segalanya. Mengubah status Aisyah dari mahasiswi single menjadi bersuami. Aisyah nekad melakukan ijab sah sebelum mendapat ijazah S1. Dengan Arkan yang juga masih berstatus mahasiswa di pasca sarjana.
Setelah melalui perkenalan dan istikhoroh. Bismillah, atas izin Allah SWT mereka melangkah ke jenjang pernikahan pada 07 Februari 2004. Yang digelar secara sederhana di kampung halaman Aisyah.
Arkan dan Aisyah memiliki cita-cita tinggi untuk membangun rumah tangga. Dengan dasar keimanan dan kesungguhan. Mereka memulai semuanya dari nol. Namun yakin akan pertolongan Allah SWT.
Usai menggenapkan separuh dien sebagai bukti ibadah kepada-Nya. Mereka bersama bahu-membahu berjuang dengan kekuatan cinta dan cita-cita. Alhamdulillah, Arkan bisa menyelesaikan kuliah S2 nya dan diwisuda. Satu target sudah rampung. Tinggal selanjutnya membantu Aisyah menyelesaikan studi S1 nya.
Di masa awal pernikahan, Arkan bekerja di sebuah penerbitan buku. Sementara Aisyah mengajar privat dan bimbel, sambil merampungkan skripsinya yang tertunda. Aisyah telah berjanji kepada Abahnya, bahwa setelah menikah ia harus lulus sarjana.
Ia pun berkonsentrasi mengerjakan skripsi. Sampai-sampai ia lupa beristirahat dan kelelahan. Aisyah pun mengalami keguguran pada saat hamil muda anak pertama. Di usia kehamilan baru menginjak 82 hari.
Ketika itu Aisyah merasakan sakit luar biasa di perutnya dan terjadi pendarahan hebat keluar dari rahimnya. Ia sangat kaget. Untung datang Lestari teman kuliahnya ke rumah kontrakannya. “Aisyah, kamu kenapa....kok pucat begitu?” tanya Lestari.
“Lestari... tolong telepon Kang Arkan, suamiku. Aku rasanya sudah tidak kuat lagi. Aduh...,” rintih Aisyah. “Baiklah... aku telepon suamimu,” ucap Lestari.
Arkan pun segera datang. Betapa kagetnya ia melihat istrinya sedang lemas dengan baju berlumuran darah. “Astaghfirulloh, Aisyah... kamu kenapa?,” tanya Arkan.
“Tidak tahu Kang, sepertinya kita harus segera ke Rumah Sakit,” jelas Aisyah. “Kamu harus tenang ya. Kita segera ke RS,” Arkan meyakinkan. Mereka pun segera menuju RS terdekat. Sementara Lestari pamit pulang.
Aisyah langsung masuk ruang UGD. Alhamdulillah, ia segera mendapat pertolongan suster dan dokter. Setelah diperiksa dokter kandungan, ternyata Aisyah mengalami keguguran dan harus dioperasi kuret saat itu juga. Padahal mereka tidak punya persiapan sedikit pun untuk biaya operasi. Mereka pasrah. Hingga pertolongan Allah itu datang.
Tiga bulan pasca kuret, Aisyah harus bedrest. Namun ia teringat janji kepada Abahnya. Bahwa kuliahnya harus selesai. Dengan penuh semangat dan konsentrasi, akhirnya Aisyah lulus S1 dan menjadi sarjana pendidikan pada 18 September 2004, dengan nilai skripsi A. Tak lama setelah itu, Aisyah diterima sebagai Guru PNS pada tahun 2004. Arkan juga diterima sebagai PNS di sebuah Kementrian. Bahkan Arkan telah berhasil menamatkan studi S3 nya pada 2020 di Kampus yang sama, tempat pertemuan kisah cinta mereka berdua. Mereka juga telah menunaikan ibadah Haji pada tahun 2014.
Keyakinan pada kekuatan cinta dan cita-cita telah mengantarkan Aisyah dan Arkan meraih dua surat berharga sekaligus; surat nikah dan Ijazah. Mereka berdua telah berhasil menggapai cinta dan cita-cita. Alhamdulillah.
Salam literasi dari Tangsel, 17 Juli 2021
#antologi NoBaper Batch 5
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow..kisah Arkan dan Aisyah yang menginspirasi dalam berjuang menggapai CITA dan CINTA..salut bu..apik
alhamdulillah, terimaksih Bapak Eko Wahyu atas apresiasinya, masih belajar pak. salam sehat selalu Pak.