Tepatilah Janji

Oleh: Yayah Rokayah.

Janji adalah hutang. Ini ungkapan banyak orang. Mungkin ada benarnya juga, karena setidaknya ketika seseorang yang sudah berjanji, maka ia memiliki konsekuensi untuk memenuhi janji tersebut.

Dari Tsauban, Rasululloh SAW bersabda:" Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal : 1) sombong, 2) ghuhul (khianat), 3) hutang, maka dia akan masuk syurga." (H.R.Ibnu Majah)

Mari kita ingat kembali, kapan terkahir kita berjanji kepada orang tua kita atau sahabat kita atau tetangga kita atau saudara kita, atau anak-anak kita? Sudahkah ditepati? Walaupun tidak sekarang, mungkin bisa nanti, saat kita bisa dan memiliki. Maka janganlah mudah berjanji jika tidak bisa menepati. Khawatir, kita dipanggil Alloh, janji-janji kita belum tertunaikan. Astaghfirulloh.

Mari kita saling mengingatkan. Tidak ada artinya jika persahabatan tanpa kebersamaan. Tidak ada nyamannya jika bertetangga tidak saling tepo seliro. Tidak ada kasih sayangnya jika sebagai orangtua selalu berbohong terhadap anak-anaknya sendiri. Dan tidak berkah hidup seseorang jika ia tidak menepati janji kepada kedua orang tuanya.

Maka saya pernah dinasihati seseorang yang sholeh, tepatilah janji itu segera. Seperti anda membuang hajat dalam tubuh kita dengan segera harus dikeluarkan. Catatlah janji-janji tersebut jika perlu. Tunaikan janji tersebut dengan niat ikhlas untuk beribadah. Menunaikan janji yang sudah kita ucapkan. Jika kita tidak bisa tunaikan, maka jangan mudah berjanji. Berusahalah untuk menepati janji kita. Mohon maafkan bila diri ini pernah mengabaikan janji kepada Anda, wahai sahabat. Salam semangat.

#self reminder

Salam literasi dari Tangerang Selatan

Senin, 14 Desember 2020