Tagur_10

Ibu Siti dan Rani terkaget-kaget karena melihat warung sudah berantakan.

"Loh loh...! Ada apa ini? Kok kacau seperti ini?" Tanya bu Siti.

Tanpa sempat menjawab, gantian Rani yang kaget karena melihat pipi Andri lebam.

"Loh mas Andri, kamu kenapa, Mas? Sebenarnya ini ada apa sih?" Tanya Rani penasaran.

"Ini Ma. Pak Rafa tadi kesini dan berbuat kekacauan." Jawab Mika.

"Apa? Kok bisa Pak Rafa buat kekacauan seperti ini sih? Memang salah kamu apa, Nak?"

"Pak Rafa mungkin salah sangka, Ma."

"Loh, salah sangka gimana?" Tanya Bu Siti penasaran.

"Tadi saya bicara sama Andri, Bu. Mungkin Pak Rafa ngiranya ada apa-apa antara Saya dan Andri. Padahal kami hanya berbicara biasa saja kok.

"Oh... Jadi Pak Rafa cemburu, toh?

"Ya, seperti itulah, Bu."

"Hmmm... Trus bagaimana dengan kerusakan ini, apa dia tidak minta maaf?"

"Gak tau juga sih, Bu. Setelah buat kekacauan lantas dia pergi begitu saja."

"Kok Pak Rafa begitu ya? Kok tidak bertanggung jawab."

"Iya tuh tante, tidak cukup itu saja, dia juga berniat jahat ke Andri. Tuh sampai lebam begitu. Sini Mas, Rani obati.

"Gak usah kok, Ran. Nanti juga sembuh sendiri. Biarlah, semua sudah terjadi. Lebih baik kita bereskan semuanya ini. Kayak kita masih bisa jualan kok."

Bersambung...