Jika tahun-tahun sebelumnya aku hanya mendengar cerita teman-teman tentang suka duka mudik. Kali ini aku benar-benar mengalami langsung mudik ke Jawa. Meski mudiknya ke kampung halaman orang. Hunting tiket kereta api sudah dari jauh-jauh hari. Tiket untuk enam orang berhasil dipesan untuk keberangkatan tanggal 29 Juni 2017. Kediri adalah tujuan mudik ku bersama teman mengajar dan kepala sekolah. Kepala sekolah membawa serta ketiga anaknya. Loh, kok bisa? Yup, kami mudik bukan sembarang mudik. Kami mendapat tugas negara mengisi liburan untuk belajar "ke kampung Inggris". Hmm....liburan lebaran belajar? Mantap! Jujur, awalnya aku galau. Antara menerima ataukah menolak tugas tersebut. Di satu sisi, ini adalah kesempatan. Sudah lama aku berkeinginan untuk belajar Bahasa Inggris secara intensif di Pare. Tapi masalah waktu yang belum bersambut. Di sisi lain, kondisinya masih suasana ldul Fitri yang baru beberapa hari berlalu. Hiks..hiks.. Akhirnya... Berbekal restu kedua orang tua dan keluarga, aku mantap menerima tugas ini. Moment libur lebaran tahun ini kumanfaatkan dengan menuntut ilmu. Istilahnya sambil menyelam dapat mutiara. Bismillah... Tiba hari keberangkatan. Cek n ricek kulakukan. Mulai dari perbekalan, identitas diri, dan tiket semua sudah siap. Setelah dzuhur kami meluncur ke Stasiun Senen. Suasana stasiun Pasar Senen sangat ramai. Ternyata banyak juga yang mudik pasca lebaran. Siang itu udara cukup panas, kami mengantri boarding pass. Cukup panjang euy... Keringat mulai mengucur deras. Sabar...sabaar begitu ku menyemangati diri. Setelah boarding pass, tantangan menanti. Menuruni dan menaiki anak tangga menuju peron harus kami lalui. Perjuangan mengangkat koper butuh tenaga ekstra. Lumayan ngos ngosan juga. Kebayang...jika orang tua yang mengalami hal serupa. Ups kan ada porter (jasa pengantar barang) siap melayani dengan harga yang disepakati. Tinggal pilih deh! "Brantas Lebaran" menyambut gagah para pemudik. Senyum mengembang para awak kereta menyapa dan mempersilakan naik kereta. Mereka mengarahkan kami sesuai gerbong yang tertera di tiket. Setelah menyimpan koper, ku hempaskan tubuhku di kursi nomor 7A dan temanku 7B. Badan terasa lelah mendera. Duuh.. begini toh rasanya mudik. Butuh Perjuangan fisik dan mental. Hehe... Pukul 18.00 kereta mulai melaju. Siap mengantar penumpang menuju stasiun pilihan. Perjalanan yang ditempuh 15 jam. Waktu yang tak sebentar bukan?Padahal biasa aku mudik hanya butuh waktu kurang lebih 3 jam saja. Ya iya lah, wong cuma ke kota hujan. Bismillaahirrahmaanirrahiim...doa kami panjatkan mohon kelancaran dan keselamatan. Pegal, ngantuk dan sebagainya tak menyurutkan semangatku. Aku sungguh menikmati perjalanan ini. Tepat pukul 09.00 kami tiba di stasiun Kediri. Pagi yang begitu cerah menyambut kami. Mudik kali ini terasa berwarna. Memberiku segudang inspirasi untuk menulis. Menuangkan pengalaman berharga dalam hidupku. Semangat Literasi! Kediri, 30 Juni 2017