Janji Udin

Tantangan hari ke-4

“Ibu … cepetan bu nanti yang jualnya keburu pergi” seru Udin dengan wajah tidak sabar Udin membuntuti ibunya mengambil uang didompet didalam lemari. “Sabar sedikit Din, emangnya kamu mau beli apa nak?”. Ibu menyodorkan uang lima ribu perak ke Udin yang tanpa ba bi bu langsung meyambarnya dan berlari keluar rumah. “ Ada deh bu….”teriak udin tanpa menoleh sambil terus berlari. Ibu hanya geleng-geleng kepala melihat sikap Udin.

Udin memang anak yang sedikit manja setiap minta sesuatu ibunya harus selalu memenuhinya karena jika tidak dia akan terus merajuk seharian dan kadang sampe menangis. Udin masuk ke rumah tampak tangannya menggenggam lima buah kembang gula hari ini ketiga kalinya dia membawa pulang kembang gula yang sama. “Kamu kan tadi sudah membeli kembang gula Din”. Ibu menatap Udin tajam tapi Udin tidak menghiraukan teguran ibunya. Tubuhnya ngeloyor begitu saja masuk kamar melewati ibunya dan langsung menutup rapat pintu kamarnya.

Tengah malam sayup-sayup ibu mendengar rintihan dari arah kamar Udin. Rintihan kesakitan, “Yah bangun yah… ibu mendengar suara rintihan”. Bisik ibu pelan di telinga ayah karena takut ayah kaget. “Ada apa bu…? Dengan setengah sadar ayah mengucek-ngucek matanya yang terasa berat untuk melek, “Udin yah” , jawab ibu sambil menarik tangan ayah mengajaknya keluar kamar menuju kamar Udin. “Udin…buka pintunya nak”, ayah memanggil udin sambil mengetuk pintu. Tidak ada jawaban hanya suara rintihannya semakin jelas terdengar. “ Udin sayang buka pintunya nak “ gantian ibu yang memanggil Udin. Perlahan dengan merintih udin menjawab “pintunya tidak saya kunci bu”. Ayah mendorong pintu byar … pintunya terbuka tampak udin berbaring sambil memegangi pipinya yang sebelah terlihat lebih besar dari biasanya. “Gigi Udin sakit sekali Bu”, rintih Udin sambil meringis menahan sakit. “ Kamu kebanyakan makan kembang gula nak, sekarang ibu kasih koyo dulu ya pipinya biar hangat besok kita ke dokter gigi”. Ibu keluar dari kamar Udin hendak mengambil kota obat. Setelah diberi koyo dan minum air hangat Udin pun tertidur.

“Ayo dibuka mulutnya yang lebar, wah giginya ada yang bolong tuh” terang dokter Pras. Udin hanya terdiam setengah meringis menahan sakit. Sebenarnya dia takut sekali untuk periksa gigi. Takut giginya dicabut, pasti sakit sekali pikirnya. “Bagaimana gigi anak saya, Dok?” Tanya ibu penasaran sambil terus menatap Dokter Pras.”Gigi anak ibu tidak perlu dicabut, nanti bisa ditambal, tapi untuk sementara saya kasih obat dulu ya Bu, biar sakitnya hilang, nanti kalau sudah tidak sakit baru kita tambal.” Terang Dokter Pras panjang lebar. Ibu hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan ucapan Dokter Pras. Udin mendengarkan percakapan ibunya dengan Dokter Pras. Dia benar-benr kapok dan berjanji tidak akan makan kembang gula banyak-banyak ,“untung saja gigiku tidak dicabut” batin Udin.

Kendal 23 Juni 2020