Yayat Rohayati, S.Pd.SD.

Lahir Di Purwakarta Jawa Barat Tinggal di Kaliwungu Kendal Jawa Tengah Menjadi guru dan bertugas di SDN 4 Krajankulon Kaliwungu Jawa Tengah...

Selengkapnya
Navigasi Web

PPDB Online 2020

PPDB SMP Online 2020

Tantangan Gurusiana hari ke-6

Batas waktunya Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2020 hampir usai tapi masih banyak orang tua yang gelisah karena tiba-tiba nama anaknya hilang dari daftar siswa diterima. Aturan yang selalu berubah tiap tahun ditambah kurangnya sosialisasi ke Sekolah Dasar (SD), makin membuat kurangnya informasi yang diterima orang tua siswa tentang teknis PPDB tahun 2020. Guru Sekolah Dasar (SD) yang menjadi penghubung langsung dengan orang tua calon siswa baru Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak mendapatkan cukup informasi yang jelas dan valid untuk disampaikan ke orang tua siswa calon siswa baru SMP, padahal bukan rahasia lagi kalau orang tua calon siswa SMP lebih berani untuk bertanya ke guru SD karena mungkin dengan pertimbangan sudah kenal lebih lama jadi tidak merasa canggung lagi.

Tahun sebelumnya kami sebagai guru kelas VI Sekolah Dasar (SD), mendapatkan sosialisasi dari SMP sehingga bisa memberikan informasi yang lebih jelas dan valid kepada orang tua siswa. Untuk tahun sekarang dikarenakan” Mas Covid-19”, pemerintah melarang adanya kerumunan sehingga sosialisasipun ditiadakan. Padahal aturan berubah total sekarang usia calon siswa menjadi prioritas utama dalam penentuan peringkat, baru setelah itu zona dan disusul faktor-faktor lain. Nilai yang didapat siswa dengan susah payah dan penuh perjuangan seolah tiadalah berarti. Sedih hati ini melihat anak terpandai di sekolah hampir-hampir tersingkir di sekolah impiannya hanya karena kalah “tua” dan berada dalam zona II. Banyak pesan WA masuk dari orang tua siswa yang cerita anaknya menangis terus menerus karena tergeser namanya.

Banyak siswa cerdas tapi tidak punya piagam, mengapa usaha mereka belajar dengan giat rajin mengikuti les ini dan itu demi mendapatkan nilai raport yang tinggi seolah tiada berharga. Juara 1 dikelas tidak bisa lagi menjadi kebanggaan orang tua jika pada akhirnya masuk SMP Negeri saja tidak bisa, tersisih oleh mereka yang lahirnya lebih dulu ke dunia.

Kendal, 25 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post