Yayat Rohayati, S.Pd.SD.

Lahir Di Purwakarta Jawa Barat Tinggal di Kaliwungu Kendal Jawa Tengah Menjadi guru dan bertugas di SDN 4 Krajankulon Kaliwungu Jawa Tengah...

Selengkapnya
Navigasi Web

Rujak Cireng

Rujak Cireng

Oleh : Yayat Rohayati

Tantangan Hari ke-19

Hari Senin sampai Sabtu, pagi hari adalah waktu yang cukup sibuk bagi Bu Rohaya. Sejak bangun tidur selesai sholat Subuh sampai menjelang berangkat kerja, biasanya tak henti-hentinya mengerjakan pekerjaan rumah. Dari mulai memasak, beres-beres rumah sampai menyiapkan sarapan dan keperluan anak-anaknya sekolah. Siang sepulang dari sekolah, jam 2 sampai jam 4 sore harus mengantar Dimas sekolah TPQ. Kecuali hari Jumat, karena TPQ libur. Dan hari Minggulah saatnya Bu Rohaya bisa bersantai di pagi hari. Hari Minggu itu setelah selesai memasak Bu Rohaya berbincang akrab dengan kedua anaknya Naya dan Dimas di teras samping rumah. Sambil menyisiri rambut Naya dengan lembut.

“Bu … Naya dibuatkan rujak cireng dong!” tiba-tiba Naya minta dibuatkan rujak cireng pada Bu Rohaya, makanan dari Jawa Barat yang terbuat dari tepung Kanji, atau aci kalau dalam bahasa sunda. Naya memang sedikit agak manja, tapi sebenarnya dia anak yang cukup mandiri. Biasanya Naya lah yang membuatkan rujak cireng untuk dinikmati seluruh keluarga dan rasanya sangat enak.

“Wah iya kak, mantap tuh rujak cireng Dimas setuju” Dimas menimpali dengan wajah sumringah.

“Hmmm … boleh tapi kamu yang buat cirengnya ya, ibu buat bumbu rujaknya saja” Bu Rohaya mengiyakan ajakan Naya sambil mengedipkan matanya mengajukan syarat. Naya akhirnya setuju walaupun dengan agak berat hati. Bu Rohaya pun memberikan uang selembar dua puluh ribuan pada Naya untuk membeli tepung kanji, gula merah dan asam jawa. Setelah semua bahan siap mereka pun memulai proyek mereka.

Naya dan bu Rohaya mulai sibuk di dapur. Sementara Dimas asyik nonton televisi di ruang tengah bersama Pak Edy ayahnya.

Naya menyiapkan bahan-bahan cireng. 6 siung bawang putih ukuran sedang diulegnya sampai halus. Ditambah 2 sendok teh garam dan sedikit penyedap rasa dan air. Dimasukkannya empat sendok makan tepung kanji, diaduk sampai tercampur sempurna lalu di panaskan diatas kompor dengan api sedang, hingga adonan cireng mengental. Adonan cireng yang sudah mengental dituangkan ke dalam wadah, di campur dengan tepung kanji lagi lalu dibentuk bulat – bulat dengan cara ditekan. Naya terlihat sangat terampil. Walaupun wajah dan bajunya belepotan penuh tepung kanji.

Ibu Rohaya tidak kalah sibuk. Dengan sigap siap membuat bumbu rujaknya. Gula merah, asam jawa, 5 buah lombok setan dan garam sudah siap di atas cobek. Eksekusipun dimulai, penghuni cobek satu persatu digilas oleh ulekan bu Rohaya, tiba-tiba meloncatlah satu lombok setan dengan diluar kendali mendarat tepat di mata Bu Rohaya. Bu Rohaya kaget dan menjerit spontan. Matanya terasa sangat perih dan panas. Naya kaget cepat-cepat dia lari mengambil segayung air untuk membasuh mata Bu Rohaya.

“ Ada apa Bu?” Tanya Pak Edy dan Dimas bersamaan yang mendengar jeritan Bu Rohaya, segera berlari ke dapur.

“Mata ibu kena lombok pak” sahut bu Rohaya meringis menahan perih.

“ Makanya hati-hati bu kalau ngulek lombok” Pak Edy menasehati sambil menuntun bu Rohaya ke kamar mandi untuk membasuh mukanya sekali lagi.

”untung mendaratnya di pinggirnya, coba kalau pas di tengah mata ibu wah kebayang perihnya bu” lanjut Pak Edy.

“Ibu istirahat saja ya, biar Dimas yang lanjutin bantu kak Naya Bu,” Dimas menyuruh Bu Rohaya istirahat. Bu Rohaya mengangguk sambil tersenyum menatap Dimas “iya nak” jawabnya.

“ Tralala…rujak cireng siap dinikmati” seru Naya tiba-tiba keluar dari dapur sambil membawa sepiring cireng yang sudah di goreng.mengejutkan Bu Rohaya dan Pak Edy. Dibelakangnya Dimas mengekor dengan membawa semangkuk bumbu rujak.

Mereka pun menikmati rujak cireng bersama sambil menonton TV. “ Asin…” seru Pak Edy.

“Ru …rujaknya saya tambahi garam lagi” Dimas menjawab terbata takut dimarahi. Tapi bu Rohaya dan Pak Edy tidak marah mereka malah tergelak melihat Dimas ketakutan.

“Tak mengapa rujak cirengnya asin, yang penting kalian anak-anak yang hebat bahu membahu membuatkan rujak cireng kesukaan ayah, ibu dan ayah bangga sama kalian.” Jawab Bu Rohaya. Mereka pun langsung tertawa menikmati rujak cireng asin bersama dengan bahagia

Kendal, 8 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagi-bagi dong rujak cirengnya. Hehehe....

08 Jul
Balas

boleh..dtang aja ke kaliwungu bu

09 Jul

asyiknya makan rujak cireng hasil kerja anak , ziiiip Bu yayat

09 Jul
Balas

hehe iya tetep enak walau asin

09 Jul

asin bu tapi hihi

08 Jul
Balas



search

New Post