Kurasakan Apa yang Kau Rasakan
Pratinia (284)
Malam telah berganti pagi pun tak Twotie sadari. Ia hanya menikmati suasana kamar di rumah sakit yang sepi dan lengang. Sudah satu bulan ia harus bolak balik berganti suasana rumah sakit. Tetapi rasanya sama hanya ada sepi, sedih, dan hati yang teriris sembilu saat mendengar suara erangan tertahan menahan sakit. Infus, tabung oksigen dan regulator selalu terpasang dan tak bisa lepas. Obat dan suntikan juga setiap saat masuk dalam tubuhmu. Namun tak sedikit pun mengurangi rasa sakit yang kau derita. Hanya anggukan dan gelengan kepala yang sanggup kau lakukan. Ada kepasrahan pada Allah jelas terlihat dari pancaran matamu.
Rasa kantuk Twotie pun sudah tak ada lagi, ketika melihat suami kesakitan dan gelisah setiap saat. Twotie selalu hanyut dan merasakan apa yang ia rasakan. Ingin menangis juga percuma karena air mata seperti sudah habis. Hanya rapalan doa yang dapat Twotie bacakan, dan memperdengarkan alunan merdu ayat-ayat_Mu agar ada rasa tenang.
Saat melihat ia tertidur sebentar saja ada rasa bahagia. Ia selalu pandangi wajah tampan yang mulai melemah dan goresan rasa sakit mulai terlihat jelas di wajahnya. Tak berdaya, tak ada lagi senyuman dan canda tawa. Semakin hari melemah dan melemah. Twotie merasakan waktu yang ditetapkan Allah untuk menemaninya hampir habis.Tak terasa Twotie menyeka bulir bening yang mengalir, hanya bisa memeluk dan berdoa agar kau tenang dan bahagia disaat menjelang hari- hari terakhirmu.
Tantangan 365 Gurusiana
Limpung, 24 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pentigraf yang keren Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Mantap pentigrafnya bun, sukses berliterasi ya.
Duh sedihnya pentigraf kali ini bun
Aku terasa seperti aku yg mengalaminya, sedih. Keren pentigraf nya bunda
He iya Bu. Makasih
He iya Bu. Makasih