Perkenalan saya dengan Media Guru pertama kali adalah ketika saya mengikuti Pelatihan Guru Menulis Angkatan I Batu, yang diselenggarakan oleh IGI Kota Batu bekerjasama dengan Media Guru. Kala itu salah satu teman saya bu Rini mengajak saya mengikuti pelatihan tersebut dengan biaya yang sangat terjangkau. Dan tanpa berpikir panjang saya langsung mengiyakan, karena menulis adalah kesulitan terbesar saya dan saya ingin bisa menulis.

Disana saya bertemu dengan narasumber yang luar biasa dan peserta yang antusias dalam menulis. Lingkungan seperti inilah yang selama ini saya cari, yang bisa merangsang dan mendorong saya untuk menulis. Adalah Bapak Ihsan, bukan karena sesama orang Jombang yang membuat saya kagum pada beliau. Melainkan kharisma beliaulah yang membuat saya kagum. Kata demi kata, kalimat demi kalimat yang beliau ucapkan, semuanya bermakna dan dapat membakar semangat saya, khususnya, untuk menulis. Petikan-petikan kalimat yang beliau tampilkan dan cuplikan-cuplikan video pengobar semangat yang beliau tayangkan, benar-benar dapat menggugah saya yang selama ini tertidur lelap, nyenyak dalam “zona aman”. Salah satu “quote” yang beliau tampilkan dan saya tulis di buku Jurnal saya adalah ,”You don’t have to be great to start, but you have to start to be great” . Kala itu sayapun mulai berpikir jika saya tidak memulainya maka saya tidak akan pernah menyelesaikannya. Banyak orang tidak bisa mencapai impian-impian luar biasa mereka, hanya karena mereka tidak pernah memulainya.

Ditambah lagi hadirnya bapak Eko Prasetyo yang masih muda tetapi telah menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Gayanya yang humoris dalam menyampaikan materi membuat kami para peserta tidak merasa kalau waktu cepat berlalu. Gaya beliau dalam “memutilasi” tulisan peserta pelatihan syarat akan ilmu. Yang berikutnya pertemuan dengan bapak Slamet, guru Bahasa Inggris yang sangat produktif dalam membuat buku, semakin membakar semangat saya untuk bisa menulis.

Berbekal ilmu dan semangat dari beliau-beliau, sayapun mulai mengumpulkan energi positif dan keberanian dalam diri saya untuk menulis tentang pelajaran-pelajaran hidup yang saya dapatkan dari orang-orang di sekitar saya, dan akhirnya bisa terselesaikan sesuai target waktu yang telah disepakati kala itu. Berbekal pesan singkat Pak Ihsan, “sabar nggih” saya pun berusaha sabar menunggu “koper” saya yang belum muncul . Ditengah-tengah kegalauan saya menunggu “koper” sayapun mulai mengaktifkan diri saya di Gurusiana , dan ternyata saya menemukan banyak manfa’at disana, sedikit demi sedikit sayapun mulai mengerti gaya menulis tiap orang. Dan akhirnya Alhamdulillah “koper” sayapun muncul, dan rasa yang luar biasa muncul ,yang sulit bagi saya untuk mendeskripsikannya. Saya hanya bisa mengucap, “Terima kasih Media Guru, terima Kasih Gurusiana, tanpamu apalah artinya aku, Media Guru…Oh…Media Guru…I’m nothing without you. Dan pertemuan ini terjadi hanya karena campur tangan Sang Maha Kuasa, Illahi Robbi… Media Guru tetaplah istiqamah dalam menyebarkan virus-virus menulis kepada kami para guru.