Humanisme

Hakekat penciptaan Manusia adalah sebaik-sebaik penciptaan, demikian Tuhan menjelaskan dalam ayat-ayatNya. Karenanya eksistensi manusia dimuka bumi ini dijamin hak-haknya oleh Tuhan. Hak kemerdekaan, hak hidup yang layak, hak berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak mendapatkan rasa aman dan kedamaian.

Indonesia negara yang berdiri atas konsensus bersama, sejak awal memiliki kepedulian, sebagaimana Tuhan memberikan kepedulian kepada mahluk ciptaannya yang bernama "manusia" dengan merumuskan sila kedua Pancasila "Kemanusiaan yang adil dan beradab."

Humanisme yang dikendaki Pancasila bukanlah humanisme yang dipahami oleh negara barat atau timur, melainkan humanisme yang berkeadilan dan beradap. Artinya kemanusiaan yang berkeseimbangan, gender, suku, agama, ras, ekonomi, profesional dan memenuhi nilai-nilai luhur budaya adiluhung yang dimiliki seluruh warga bangsa "national state" sebagai warisan para pendahulu yang dipenuhi cinta kasih. Dalam arti lain memanusiakan manusia tanpa bertentangan dengan hakekat kemanusiaan.

Dengan demikian, menghormati manusia dengan melecehkan manusia yang lain bukanlah humanisme yang diinginkan oleh Pancasila. Pengakuan terhadap minoritas bukan berarti memaksa mayoritas untuk tertindas, sebaliknya mayoritas tidaklah melakukan penjajahan terhadap minoritas. Negara tidak boleh semena-mena terhadap rakyat, sebaliknya rakyat juga tidak kehilangan rasa hormat terhadap negara. Semuanya berdiri sejajar, seimbang, sebagaimana manusia dengan harkat yang sama seperti hakekat penciptaanya.

Kopiblok M  pagi hari, 13 Juni 2020