yazid adiwiryo

Navigasi Web
Lurah Jaenah Part 8

Lurah Jaenah Part 8

Dewe silit Dewe Anggit lain orang lain maksud dan keinginan, begitu pepatah Jawa menyebutkan. Demikian pula ada pepatah semakin tinggi pohon semakin mungkin untuk diterpa angin, semakin tinggi jabatan public semakin mungkin dikritik dan diamati banyak orang.

Pagi itu desa Tempel seperti tersambar harilintar. Kabar prihal anggaran tak terduga yang jumlahnya begitu besar dan hampir 25 persen dari total APBdes menyeruak di lapangan laksana petir menyambar melengking-lengking memecah gendang telinga.

Kabar semakin meraung-raung dari warung ke warung, tukang becak, bakul rengkek, purel diskotik, sampai pada SPG (Sales Promotions Girl) tak tertinggal satupun membaca, mendengar kabar itu. KPK pun tak ketinggalan menyambangi desa Tempel untuk mengetahu duduk perkara.

Lurah Jaenah meradang, seperti tak ada satupun yang dianggap baik oleh masyarakat, tak ada satupun yang diterima dengan tangan terbuka oleh masyarakat. Seperti sia-sia aja apa yang dilakukan selama ini.

Nada sambung Paejo Paejo Parjo ditinggal bojone ....Tarmin mengangkat ponselnya. Dilihatnya Lurah Jaenah menghubunginya. "Dik.... Posisi dimana?"

Dengan hati-hati sambil sedikit menjauh dari warung tempat nongkrong. "Ngopi Bu..... Wonten dawuh?" Dalam hatinya Tarmin bertanya, bukankan Bu lurah masih di Makasar untuk lawatan dinasnya.

Tarmin yang juga baru datang dari Makasar itupun sebenarnya ingin istirahat dan membekukan pikirannya untuk sementara waktu, termasuk terkait juga dengan kabar yang tengah viral di desanya. Hitung-hitung sekedar untuk menikmati hidup bebas merdeka kurun sementara waktu.

"Begini dik .... Sudah mendengar perihal kabar?" Tanya Bu Lurah.

"Sudah bu ... Saya sudah paham yang ibu maksud.'

Pasca pagelaran seni budaya yang melibatkan lima desa termasuk desa Tempel dilapangkan desa. Semon-semon bernada sumbing berkeliaran menyelinap terbawa udara malam ke lorong-lorong antar rumah yang berderet memanjang dan menggerombol mengumpul di warung-warung kopi desa menjadi bumbu saji lalu dimasak untuk menjadi masakan "opini" hangat memanas ke ubun-ubun menjadi perdebatan tanpa kusir, binal bak kuda liar tak terkendali.

"Ini pagelaran desa, tapi berkelas internasional!" Ucap Nardi dengan nada berapi-api.

"Tidak tanggung-tanggung, seni yang dipertontonkan berkelas, natural. Mengangkat budaya asli desa kita."Sambung Nardi.

"Tahu dari mana? Kamu bukan seniman, bukan budayawan. Kamu hanya penikmat seni, yang tak tahu akar budaya desa kita. Kita punya seni budaya lokal yang khas, yang harusnya layak menjadi ciri khas budaya kita. Apa yang ditampilkan hanya dapat dikatagorikan tari kreasi baru!" Kata Seger yang bisa dibilang sebagai begawan seni budaya desa Tempel.

Perdebatan makin hangat ketika Tarmin mulai angkat bicara. "Saya melihatnya pagelaran itu hanya sekedar pelampiasan nafsu "wah" lurah Jaenah, tidak lain dan tidak bukan. Kalaulah ada yang lain, itu sekedar untuk menghabiskan dana desa, agar tidak terlalu banyak silfa. Alhasil sebagai persiapan untuk mengikuti "kontes Dompet" yang akan digelar 6 bulan mendatang."

Mbah Wo pun angkat bicara. "Sampean Ki ada-ada saja. Masak ada kontes Dompet? Kontes itu ya..... Kontes kecantikan, kontes pakaian adat, kontes tata rias rambut, kontes payu dara terindah, kontek bibir sensual, kontes betis indah, dan banyak lagi yang tak mampu saya sebut."

"Kontes Dompet itu Mbah adalah kontes untuk memilih dompet siapa yang paling tebal dan paling banyak dari setiap peserta yang mengikuti." Ucap Tarmin.

Bocah gemblung.... Dobol dobol...cah nom edannnnn.

GOR sore, 22 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post