yazid adiwiryo

Navigasi Web
Mengikat Syetan dalam Diri

Mengikat Syetan dalam Diri

Nabi bersabda: "apabila datang Romadhan, dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggulah syetan."

Hadis ini tentu tidak cukup dimaknai secara tekstual saja, karena akan melahirkan anggaban bahwa saat puasa tidak ada segelintir orangpun yang akan berbuat dosa dan kesalahan. Karenanya makna konstektual perlu dihadirkan.

Dibuka pintu surga hakekatnya Tuhan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi manusia untuk berburu kebaikan dan mengumpulkannya sebanyak mungkin untuk membuka pintu surga yang disediakan Tuhan.

Ditutup pintu neraka hakekatnya dengan banyaknya kebaikan yang terkumpul secara otomatis menutup kesempatan manusia akan terbukanya pintu neraka.

Dibelenggunya syetan hakekatnya adalah kesempatan diri untuk kembali ke jati diri manusia dilepas sebebasnya bagi manusia untuk menggunakan waktunya untuk menjauhi syetan dan mendekat Tuhan.

Hakekat inilah yang seharusnya tetap diupayakan oleh setiap manusia dengan sebaik-baiknya, hingga ramadhan tidak berlalu begitu saja, sementara manusia pasca Romadhan tak meninggalkan sisa dari kebaikannya sedikitpun.

Sebagaimana Tuhan menyebut dalam ayatnya, manusia tidaklah memperoleh sesuatu kecuali yang ia upayakan. Artinya terbukanya surga, tertutupnya neraka, terikstnya syetan sangat tergantung sejauhmana mengupayakan.

Bojonegaro, 10 Romadhan 1441 H

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post