yazid adiwiryo

Navigasi Web
Puasa Mendidik Keihlasan

Puasa Mendidik Keihlasan

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, dalam “Madarijus-Salikin Manazili Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in, memberikan penjelasan prihal ihlas adalah segala amal perbuatan karena Allah SWT.

Surat Al Kahfi ayat 110 menjelaskan: "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya."

Allah juga berfirman dalam surat An Nisa' 125 yang artinya: “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan?”

Menyerahkan diri kepada Allah artinya memurnikan tujuan dan amal hanya karena Allah. Sedangkan mengerjakan kebaikan ialah mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan Sunnah beliau.

Allah juga berfirman dalam surat Al Furqan 23 yang artinya: “Dan, Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.”

Amal seperti debu adalah amal-amal yang dilandaskan bukan kepada As-Sunnah atau dimaksudkan bukan karena Allah.

Nabi SAW pernah bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqqash, “Sesungguhnya sekali-kali engkau tidak akan dibiarkan, hingga engkau mengerjakan suatu amal untuk mencari Wajah Allah, melainkan engkau telah menambah kebaikan, derajad dan ketinggian karenanya.”

Di dalam Ash-Shahih disebutkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Tiga perkara, yang hati orang mukmin tidak akan berkhianat jika ada padanya: Amal yang ikhlas karena Allah, menyampaikan nasihat kepada para waliyul-amri dan mengikuti jama’ah orang-orang Muslim karena doa mereka meliputi dari arah belakang mereka.” (HR. At-Thirmidzi dan Ahmad)

Puasa mendidik manusia untuk ikhlas, beramal semata-mata karena Allah. Ini bisa saja seseorang mengaku puasa padahal dia makan dan minum secara sembunyi-sembunyi, namun itu semua tidak dilakukannya karena ia sadar tengah diawasi oleh Allah SWT.

Pekerjaan yang Allah sandarkan pada diriNya adalah puasa. Sebab Allah ingin mengajarkan manusia tentang ikhlas.

"Keikhlasan adalah rahasia hamba dengan Allah. Keikhlasan akan membawa keselamatan dunia akhirat.

Disinilah orang yang berpuasa akan berbuat baik semaksimal mungkin dan menjauhi kemaksiatan semaksimal mungkin. Ia menjadi pribadi yang jujur baik sebagai hamba yang bertanggungjawab terhadap diri atau sebagai orang yang diberi amanah jabatan yang bertanggungjawab atas jabatannya. Ia tak akan bersikap curang, menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan diri, keluarganya, dan kelompoknya. Karena baginya apa yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT. Iapun tidak ingin dipuji oleh orang karena kerjanya, karena baginya hanya akan menggeser niatnya untuk Allah dan mencapai ridhaNya.

Ihlas adalah sebuah kekuatan dahsyat untuk mendapat Ridha Allah, sebagaimana sebuah kisah, Rasul mengatakan, ikhlas adalah sebab keselamatan dunia akhirat. Ini tampak dalam kisah tiga lelaki yang terperangkap di gua dan bertawasul menggunakan keikhlasan amal mereka untuk memohon pertolongan Allah.

Tidak ada harapan besar bagi orang yang ihlas melainkan Ridha Allah, dan inilah salah satu caracter yang dibentuk dari puasa.

Bojonegaro, 15 Romadhan 1441 H/7 Mei 2020 M

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post