yazid adiwiryo

Navigasi Web
Tuhan Lokal

Tuhan Lokal

Tuhan Lokal

Oleh: M.Yazid Mar'i

Tuhan dalam term sifat adalah memiliki segala bentuk kekuasaan tanpa batas dan diyakini mampu memberikan segala bentuk kebahagiaan dan segala bentuk petaka bagi manusia.

Gejala ini hampir dimiliki oleh kelompok dengan klaim kebenaran "truth Claim" nya masing-masing.

Di Indonesia fenomena ini dalam kurun terahir meningkat tajam, baik dalam komunitas ekonomi, politik, bahkan agama.

Dalam bidang ekonomi, sekelompok penguasa ekonomi memiliki kekuasaan mutlak hingga mampu mempengaruhi hingga mengemudikan Ekonomi negara. Jika kelompok ini adalah orang-orang baik, tentu tidak menjadi persoalan, tetapi jika sebaliknya, maka yang terjadi adalah hanya akan melahirkan monopoli ekonomi demi keuntungan pribadi dan kelompok dan meninggalkan rasa nasionalisme.

Dalam bidang politik, serigkali kelompok ini memaksakan kehendak dalam kebijakan yang menyangkut kepentingan public dengan berbagai cara "agitasi, provokasi, intimidasi, dan persekusi, terhadap siapapun yang berupaya melawan kebijakannya, dengan dalih ia telah dipilih melalui pemilu yang sah, kendati pemilu yang berjalan bersifat prosedural dan bukan subtansial.

Yang terahir ini tidak bisa disalahkan, karena demokrasi Pancasila dengan esensi "demokrasi perwakilan" atau ahlul halli wal aqdi, meminjam pernyataan Al Mawardi dalam "Al ahkam al sulthoniyah" telah ditinggalkan sejak reformasi dan bergerak ke demokrasi liberal yang jauh dari nilai-nilai yang ada di Indonesia, yang ikut memicu suburnya "Tuhan lokal" yang memiliki kekuasaan tanpa batas.

Dibidang agama, menggejalanya Tuhan Lokal, melahirkan bentuk klaim kebenaran pada kelompokknya yang cendrung menyalahkan kelompok lain, mengaku yang paling berjasa, sering melahirkan gesekan yang memicu lahirnya kerusuhan yang berlatar SARA telah melahirkan perpecahan ditengah pluralisme yang ada di Indonesia.

Bidang agama ini, tak jarang digunakan oleh penguasa sebagai justifikasi atas kebijakan yang terkadang bertolak belakang dengan keinginan public dan miring dari rasa keadilan sebagai hak dasar setiap warga negara sebagai cita-cita kemerdekaan.

Maka solusi kongkrit yang mesti perlu diupayakan adalah dengan peniadaan "Tuhan Lokal" kepada "Tuhan Universal " Tuhan Robbul Al-Amin, Tuhan seluruh alam dan Tuhan semua bangsa dan agama.

Ini dilakukan untuk melahirkan kemerdekaan bertuhan, berbangsa, dan bernegara sebagai ciri manusia modern yang fleksibilitas kolaboratif.

*) Tulisan diilhami dari seminar oleh UNESA. Kopipagi Ledok kulon, 24 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post