yeni gahelmi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Lanjutan cerpen ke-2, Junaiha Gadis yang Tangguh H-2

Lanjutan cerpen ke-2, Junaiha Gadis yang Tangguh H-2

“iya paman  jawab Junaiha,  tanpa berpikir panjang,

 Pertanyaan  Paman rasanya menjawab  apa yang terlintas dalam pikirannya, Junaiha  berfikir   Mungkin  ini yang bisa merubah nasib.saya bisa bersekolah, punya  kehidupan yang mapan, ini yang terbaik mungkin yang di berikan Allah  untuk  dapat membantu dan meringankan beban Ibu, Namun berat rasanya berpisah dengan ibu serta kakak dan adik-adikn.Junaiha

Akhirnya Junaiha memutuskan tinggal dengan pamannya, senang dan susah dialami sendiri. Paman mempunyai keluarga besar,  ada anak paman dan enam orang cucunya yang masih kecil‐kecil. Paman,Bibi,  anak, dan cucunya hidup berkecukupan.

Karena tinggal di rumah paman, Junaiha harus tahu diri. Dia rajin membantu bibi menyelesaikan pekerjaan rumah. Junaiha bangun pagi sekali supaya bisa membantu memasak dan mencuci   piring   sebelum   berangkat   ke   sekolah.   Pulang sekolah, Dia juga menyetrika pakaian yang sudah kering dan menyapu rumah, Junaiha adalah sigadis yang sangat rajin dan sabar

Pernah suatu kali Junaiha terlambat pulang sekolah,sebelumnya dia sudah bilang ke Bibi nanti telat pulang, karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler  yaitu drambn, dia latihan sampai sore karena mempersiapan untuk  kegiatan 17 Agustus, lomba dranmbn tingkat kota.

Ketika di perjalanan hendak pulang Junaiha  sudah sangat cemas sekali, kalau dia akan dimarahi Bibi nantinya, hati dan perasaanya tidak senang. Sampai di rumah,  Bibi ternyata sangat marah sekali dan memaki-maki Junaiha sambil berkata

 “Kenapa kamu telat sekali pulang sekolah, “ucap Bibi

 “Tadi latihan drambn , jawab Junaiha  sambil menangis

 ”Kenapa lama sekali, “Tanya Bibi dengan nada agak keras

 “Sebelum berangkat tadi kan sudah kasih tahu Bibi,” balas Junaiha

 “Saya kira latihannya sampai jam 15.00 wib, ternyata udah sampai

 mangrib baru pulang, kamu anak gadis, terjadi sesuatu gimana ?

   celetuk Bibi

  “ Maaf  aku bibi ? balas Junaiha dengan suara kecil 

  “ Iya di maafkan,” Jawab Bibi sambil mengerutu, lain kali jam 15.00 ,sudah berada di rumah, kalau telat pulang, kapan kamu membantu memasak, menyetrika dan membersihkan rumah. Junaiha hanya terdiam mendengar celotehan Bibi

    “ Ganti sana pakaanmu dan  cucilah piring,” kata Bibi

    “ Baik,” balas ku, sambil memegang perut yang kosong karena junaiha belum sempat makan di sekolah, Junaiha  menuju kamarnya untuk menganti pakaian sambil menangis dia tidak bisa menahan rasa sedihnya.air mata membasahi pipinya,sambil berdoa,”Ya Allah beri hambamu kesabaran dan ketabahan, jadikan aku gadis yang tanguh dan ikhlas  dalam menghadapi semua cobaan ini.

 Dalam keadaan sedih tersebut Junaiha  teringat sama Ibunya, ingin rasanya menyapaikan kesedihan kepada Ibu, ku rindu kasih sayangnya, kurindu belaiannya dan ku rindu pelukannya. Rasanya ingin pulang disaat itu. Tapi Junaiha berfikir kembali, kalau dia pulang tentu akan menambah beban ibu, dan junaiha berusaha sabar dan ikhlas menjalaninya, Allah akan selalu mendengar doa dari setiap hambanya termaksud doa seorang  anak yatim. Tidak lama setelah itu ada yang mengedor pintu kamar sambil memangil –mangil nama junaiha

   “ Junaiha,Junaiha ,”kata Paman  

   “ Iya Paman ,”sahutku sambil cepat menghapus air mata yang

    membasahi pipiku, Dia membuka pintu kamar

” Ada apa paman,”sahutku Junaiha sudah makan?

“ Belum Paman ,”jawabku sambil menoleh melihat wajah Paman

“ Mari kita makan sama sama ,”kata paman

Junaiha pergi segera kedapur mempersiapkan makanan untuk makan malam, dia bergumam dalam hatinya semoga paman tidak mengetahui kejadian tadi, karena paman begitu baik dan perhatian kepadaku

            Selesai makan malam Junaha membersihkan meja makan dan langsung mencuci piring dan menyapu rumah, kemudian dia kembali kekamarnya untuk menyelesaikas tugas sekolah besdk 

Kebutuhan   material   Junaiha   memang   sudah   tercukupi, Namun perasaan Junaiha tersiksa. Kasih sayang dan perhatian orang tua, bercanda dengan adik dan kakak   tidak dia dapatkan. Sulit rasanya berpisah dengan orang tua, kakak, dan adik. Namun semua ini dia lakukan demi mengurangi beban ibu. Junaiha  rela berkorban, semua di jalani dengan penuh kesabaran dan keikhlasan supaya cita‐cita Junaiha tercapai.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

JunaihaBersabarlah..Keren Bu lanjut

01 Jun
Balas

Semoga cita junaiha ercapai ya bu.. lanjutkan . mantap

01 Jun
Balas

mantap bu

02 Jun
Balas



search

New Post