Yenni Herman,S.Pd

Yenni Herman lahir di Ujung Pandang ( Makassar) provinsi Sulawesi Selatan,pada 2 september 1975.Menikah dengan Drs.Muh.Yusrifai Yunus,M.Si pada tanggal 07 Novem...

Selengkapnya
Navigasi Web

Meningkatkan Keterampilan Membaca Puisi Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada Murid Kelas III SDN 1 ENREKANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dan sekaligus menjadi identitas bangsa mutlak ditanamkan sejak dini yang dimulai anak didik pada sekolah dasar.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan keterlibatan dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dalam standar kompetensi yang harus dikuasai oleh murid yaitu kompetensi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Depdiknas,2006). Khusus untuk kompetensi membaca dan menulis mutlak dikuasai oleh murid sebab dibutuhkannya dalam proses pembelajaran. Artinya, bahwa kompetensi tersebut bukan hanya penting bagi murid untuk proses pembelajaran Bahasa Indonesia, akan tetapi juga dibutuhkan pada mata pelajaran lainnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang sistem pendidikan nasional No 20 Tahun 2003 pasal 3 (2005:7) dinyatakan bahwa:

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa pengantar yang resmi. Hal ini dapat dilihat dalam proses belajar mengajar yang terjadi di setiap jenjang pendidikan, baik tenaga pendidik maupun peserta didiknya menggunakan

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar untuk mentransper ilmu bagi tenaga pendidik maupun untuk memperoleh ilmu bagi peserta didik. Untuk membina bahasa Indonesia secara terprogram, terarah, dan berkesinambungan diperlukan lembaga baik formal maupun informal. Lembaga formal seperti sekolah merupakan wahana yang efektif untuk mengembangkan pengajaran bahasa Indonesia, dengan efektifitas dalam praktek harus tampak pada pemilihan kata secara tepat, pemakaian ejaan dan tanda baca, penyusunan kata menjadi kalimat, penggabungan kalimat menjadi paragraf, dan penguntaian paragraf menjadi wacana.

Pengajaran sastra dalam kegiatan mengajar di sekolah sangat diperlukan karena dalam pengajaran sastra mengandung nilai-nilai kemestaan dan membuahkan pengalaman estetik anak. Stewig (Mustakim, 2007:10) mengemukakan bahwa “pengajaran sastra dapat memberikan kenikmatan estetis dari cerita lewat sastra, merangsang pertumbuhan imajinasi, dan membantu anak memahami dirinya dan orang lain”. Oleh sebab itu, pengajaran sastra lebih menekankan pada pembinaan apresiasi sastra, dimana pengajaran sastra itu meliputi pengajaran prosa dan pengajaran puisi yang tujuannya untuk memperoleh pengalaman dan mendorong murid untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, sikap emosional, dan sosial melalui kegiatan apresiasi sastra.

Berdasarkan tujuan pengajaran khususnya pengajaran puisi, dapat dikatakan bahwa peranan pengajaran puisi sangat penting. Dengan adanya pengajaran puisi dapat meningkatkan daya inspirasi, bakat, minat, dan imajinasi yang tersusun secara kreatif. Akan tetapi, sering ditemukan kurangnya kemampuan murid dalam membaca puisi. Hal ini sejalan dengan temuan Mustakim (2007:1) mengemukakan bahwa “pengajaran sastra kurang diminati murid karena kesempatan bimbingan dari guru masih kurang dan tidak dilaksanakan secara serius dan terarah”.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap murid kelas III SDN 1 Enrekang diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada pembelajaran membaca puisi kurang memberi latihan kepada murid dalam membaca puisi, lebih mengutamakan pemahaman/ pengetahuan tentang unsur-unsur intrinsik puisi. Artinya, cara mengajar guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Hal ini berdampak pada nilai-nilai murid yang belum mencapai standar kentuntasan minimal yang ditetapkan di sekolah tersebut yaitu hanya 18% atau 5 dari 28 siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan 82 % lainnya belum mencapai syarat ketuntasan yaitu 70.

Pelaksanaan pembelajaran membaca puisi guru hanya menekankan pengetahuan membaca secara teoretik saja, dan kurang memberikan kesempatan kepada murid untuk berekspresi melalui kegiatan yang sifatnya peragaan secara langsung. Guru dituntut harus menggunakan metode pembelajaran yang mampu memotivasi murid agar dapat membacakan puisi dengan baik. Berdasarkan harapan tersebut, maka peneliti beranggapan bahwa dengan adanya pemberian pengalaman belajar berupa peragaan secara langsung akan membantu pemahaman murid dalam pelafalan, penghayatan, dan penampilan sesuai dengan puisi yang dibacakan. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asriwanti (2009) dengan Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi Murid kelas III SD 1 Enrekang .Kec. Enrekang Kab. Enrekang

Untuk mengidentifikasi penyebab permasalahan dilapangan maka peneliti bersama guru dan kepala sekolah berkolaborasi dalam pertemuan pembelajaran dan peneliti mengemukakan temuannya dalam proses pembelajaran yang diteliti. Setelah itu peneliti memberi kesempatan kepada guru kelas untuk menanggapi temuan peneliti bahwa guru belum menggunakan metode pembelajaran yang mampu memotivasi murid untuk membaca puisi dengan baik. Sehingga pembelajaran puisi cenderung membosankan. Murid tidak berani tampil didepan kelas untuk membaca puisi disebabkan karena guru kurang memberi kesempatan kepada murid untuk berlatih dalam membaca puisi . Pengetahuan murid tentang pusi hanya terbatas kepada pemahaman dalam membaca puisi karena dalam pelaksanaan pembelajaran guru hanya menekankan pengetahuan membaca secara teoretik saja, tanpa berusaha mengembangkan kreatifitas murid dalam membaca puisi.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dilapangan dan diidentifikasi masalah dan penyebabnya secara kolaboratif antara peneliti bersama guru maka peneliti menawarkan kepada guru berbagai metode yang dianggap cocok digunakan untuk meningkatkan pemahaman murid serta melatih murid untuk memperagakan dan membaca puisi dengan baik, yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka secara umum dirumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimanakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi murid kelas III SDN 1 Enrekang ?

2. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah yang direncanakan dalam penelitian adalah metode demonstrasi dengan alasan yang mendasari bahwa kelebihan dari metode ini antara lain: dapat melatih kreatifitas siswa, memungkinkan siswa untuk berbuat sendiri sesuai petunjuk, serta siswa mampu menemukan sendiri jawaban-jawaban materi yang diajarkan, siswa mampu bekerja sama dengan baik, bertanggung jawab, dan memiliki semangat belajar. Metode demonstrasi membuat murid lebih aktif dalam proses pembelajaran yang nantinya akan mengatasi rasa jenuh dan bosan siswa dalam belajar. Kondisi pembelajaran tersebut lebih efektif, sehingga dapat diharapkan hasil belajar yang dicapai juga optimal.

Pelaksanaan pembelajaran membaca puisi yang dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah metode demonstrasi diharapkan meningkatkan hasil belajar murid terhadap pembelajaran keterampilan membaca puisi . Pelaksanaan penelitian dikatakan berhasil apabila hasil penelitian memenuhi indikator keberhasilan penelitian, baik indikator proses maupun indikator hasil. Khusus hasil belajar murid pada keterampilan membaca puisi , penelitian berhasil apabila terdapat 70% murid kelas III yang tuntas memenuhi KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan nilai 70 ke atas.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah:

Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi dalam Keterampilan membaca puisi Murid kelas III SDN 1 Enrekang.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoretis

Bagi akademis/lembaga pendidikan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kemampuan membaca puisi murid yang diajar melalui penerapan metode demonstrasi, dan dapat dijadikan informasi bagi akademis/lembaga pendidikan tentang pentingnya penerapan metode demostrasi dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran keterampilan membaca puisi.

Bagi peneliti dapat memberikan informasi keterampilan membaca puisi murid yang diajar melalui metode demonstrasi.

1. Manfaat Praktis

Secara praktek, pelaksanaan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi murid, penelitian diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi peningkatan hasil belajar dan berguna sebagai pengetahuan jangka panjang dan aplikatif.

b. Bagi guru, penelitian diharapkan dapat mengubah paradikma guru, dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran.

c. Bagi peneliti, penelitian diharapkan dapat memberikan pengalaman meneliti, dan menjadi sarana pengaplikasian teori-teori yang dipelajari di sekolah.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demostrasi merupakan penggunaan metode pembelajaran yang tidak terlepas dari penjelasan guru secara lisan. Dalam proses demonstrasi murid hanya memperhatikan pesnyajian materi pelajaran yang dilaksanakan guru secara kongkret dihadapan murid. Menurut Mulyasa, (2008:107) bahwa ;

Metode demonstrasi adalah guru memperlihatkan suatu proses peristiwa kepada peserta didik yang dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah.

Pembelajaran dengan metode demostrasi dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran. Metode demonstrasi pada hakikatnya mengarahkan atensi siswa terhadap materi yang dipelajarinya dan diperlukan pada khusus materi yang memerlukan peragaan khususnya pembelajara membaca puisi. Pembelajaran ini berhubungan dengan keterampilan proses yang diperagakan agar pembelajaran bermakna lebih mendalam.

8

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah salah satu tipe pembelajaran dapat membuat siswa lebih aktif dan memperagakan langsung sumber belajar mereka yang berhubungan dengan keterampilan proses. Dengan demikian aktivitas siswa membuat suasana belajar berjalan tidak monoton tetapi menyenangkan dan tidak kaku. Suasana tidak membuat siswa serius dan kaku, tetapi menjadikan siswa santai dan tetap fokus pada demosntrasi yang akan diperagakan.

Lebih lanjut mengenai metode demonstrasi sagala (2006:210) menyatakan bahwa ;

metode demonstrasi mempertunjukkan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sama pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.

Dalam memahami suatu konsep pembelajaran guru harus memperagakan atau menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan oleh peserta didik yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata-kata saja. Hal ini sejalan pendapat Sumantri (1992:72) bahwa

Metode demonstrasi berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang harus dilakukan, misalnya proses mengatur sesuatu, proses mengerjakan dan menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

b. Aspek-Aspek Penting Penggunaan Metode Demonstrasi

Menurut Faturahman (2009) aspek- aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah:

1) Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh murid. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.

2) Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana murid sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.

3) Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.

4) Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis

5) Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan di Demonstrasikan

c. Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Berkaitan dengan pembelajaran puisi, metode demonstrasi dapat dijadikan pilihan yang paling tepat dan efektif. Kelebihan metode ini dalam pelajaran membaca puisi adalah:

1) Murid dapat secara langsung mengamati bentuk pembacaan puisi.

2) Murid dapat secara langsung mengetahui pelafalan kata, intonasi dalam membaca puisi dengan baik.

3) Murid dapat secara langsung mengetahui pentingnya interpretasi, penampilan ketika ia membaca puisi.

4) Suasana kelas akan lebih hidup karena menghilangkan kejenuhan serta dapat dijadikan sebagai hiburan.

Disamping memilki keunggulan, Metode demonstrasi juga mempunyai kelemahan, diantaranya :

1) Murid cenderung meniru model tanpa kreatifitas sendiri.

2) Murid menganggap model adalah yang paling baik.

3) Tidak setiap guru menjadi model yang baik dan tidak mudah mencari model yang baik diluar guru. Permana (Handayani, 2006:2).

c Langkah-langkah Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi

Pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan metode demonstrasi melalui tiga langkah yaitu pra membaca, saat membaca, dan pasca membaca. Pada langkah pra membaca murid diajak memahami puisi yang akan dibacakan dengan membicarakan kosakata yang dianggap sukar bagi murid. Kemudian dilanjutkan dengan memberi tanda jeda pada baris-baris puisi, guna mengatur pernafasan. Pada langkah saat membaca murid diajak menyimak model yang mendemonstrasikan pembacaaan puisi, dengan tidak lupa mendiskusikan apa yang murid saksikan. “Pada pasca membaca murid dapat menerapkan keterampilannya dengan pembacaan puisi yang lain atau bahkan prosa dengan aspek-aspek yang telah dipelajari dalam membaca puisi” Haryadi (Handayani,2006:6).

2. Hakikat Puisi

a. Pengertian Puisi

Puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu meningkatkan kesadaran seseorang akan sesuatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan lewat bunyi, irama, dan makna khusus Haryadi (Handayani,2006:). Adapula yang mengatakan bahwa pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses antara guru dan murid yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman, dan penghayatan. Sedangkan menurut Saiful (2007:8)bahwa “puisi merupakan karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna”. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dikarenakan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakannya adalah kata-kata konotatif, yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian. Berdasarkan pendapat diatas dapa disimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

b. Unsur-unsur Intrinsik Puisi

Richards (Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention), nada (tone), serta (2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima. Faturrahman, (1987) mengemukakan unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi.

Ada empat unsur batin/ intrinsik puisi, yakni: tema (sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intention).

1) Tema (sense)

Tema (sense) merupakan bagian struktur batin puisi. Tema adalah pokok persoalan yang akan diungkapkan penyair. Pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan penyair dengan Tuhan, maka puisinya bertema ketuhanan.

2) Perasaan (feeling)

Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada kekasih, kepada alam, atau kepada Sang Khalik. Oleh karena itu, bahasa dalam puisi akan terasa sangat ekspresif dan lebih padat. Jika penyair hendak mengungkapkan keindahan alam sebagai sarana ekspresinya ia akan memanfaatkan imaji-imaji, majas, serta diksi yang mewakili dan memancarkan nuansa makna tentang keindahan alam yang digambarkannya itu.

3) Nada (tone) dan suasana

Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca apakah ia ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair kepada pembaca ini disebut nada puisi. Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Jika kita berbicara tentang sikap penyair, maka kita berbicara tentang nada, jika kita berbicara tentang suasana jiwa pembaca yang timbul setelah membaca puisi, maka kita berbicara tentang suasana. Antara nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.

4) Amanat (intention)

Amanat (intention) merupakan sesuatu pesan yang disampaikan penyair dalam puisinya. Penyair mengungkapkan solusi atau alternatif jawaban sebagai pemecahan terhadap tema yang disajikannya. Pesan-pesan itu melalui ungkapan yang tersembunyi. Jika puisi bertema kemanusiaan, maka amanat puisi akan selaras dengan temanya.

c. Indikator Penilaian Dalam Membaca Puisi

Sesuai dengan keterampilan yang harus dikuasai oleh murid dalam membaca puisi, adapun kriteria membaca puisi yang baik adalah:

1) Pelafalan.

Kemampuan murid dalam menyuarakan kata-kata dalam puisi dengan intonasi, nada dan irama yang jelas.

2) Penghayatan

Kemampuan murid dalam memahami dan menjiwai bacaan puisi.

3) Penampilan

Kemampuan murid untuk tampil ke depan kelas dalam membaca puisi tanpa merasa asing, merasa malu, merasa takut, dan kurang percaya diri.

4) Kelancaran

5) Ketepatan gerak gerik dan mimik

6) Kenyaringan suara

7) Variasi pandangan berubah – ubah

d. Bentuk-Bentuk Puisi

Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan, puisi terbagi kedalam tiga jenis yaitu:

1) Puisi Naratif

Mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni epik, romansa, balada, dan syair (berisi cerita). Epik atau epos adalah cerita kepahlawanan, syair panjang yang menceritakan riwayat perjuangan seorang pahlawan, wiracarita.

Balada adalah puisi yang bercerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan. Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) dan berakhir dengan bunyi yang sama.

2) Puisi lirik

Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, misalnya elegi, ode,

dan serenade. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya “ Elegi Jakarta” karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta. Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Contoh puisi “Teratai”, “Diponegoro”. Serenade adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata “ serenade” berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.

3) Puisi Deskriptif

Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/ peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Puisi yang termasuk kedalam jenis puisi deskriptif adalah satire, puisi yang bersifat kritik sosial, dan puisi-puisi yang bersifat impresioinistik (berupa lukisan hasil kesan sesaat secara menyeluruh). Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.

E. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi

Dalam pengajaran ada kalanya murid sulit menangkap hal-hal yang bersifat abstrak untuk itu perlu diberi peragaan supaya pembelajaran itu bersifat konkret. Untuk menghindari semua itu dalam penagajaran bahasa diperlukan alat peraga seperti yang disarankan pada rambu-rambu pembelajaran bahasa perlu memperhatikan prinsip pengajaran, antara lain: Dari yang mudah ke yang sukar, dari hal yang dekat ke yang jauh, dari yang sederhana ke yang rumit, dari yang diketahui ke yang belum diketahui, dari yang konkret ke yang abstrak. Berkaitan dengan pembelajaran puisi, penggunaan metode demonstrasi merupakan pilihan yang tepat dan efektif dalam penyajiannya. Menurut Syah (Handayani, 2006:) metode demonstrasi adalah metode pengajaran dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melaksanakan suatu kegiatan, baik secara langsung menggunakan media yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang disajikan. Banyak keuntungan yang dapat diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain: perhatian murid dapat lebih dipusatkan, proses belajar murid lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari dan pengalaman yang terkesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri murid.

Jadi metode demonstrasi adalah suatu metode pengajaran melalui peragaan materi tertentu atau melalui memperhatikan model, baik oleh guru atau murid dengan tujuan mempengaruhi, sesuai dengan apa yang didemonstrasikan. Dengan metode ini pembelajaran membaca puisi diharapkan akan banyak menguntungkan murid dalam meningkatkan keterampilan membacakan puisi.

B. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikir yang mendasari penelitian ini adalah bahwa keterampilan membaca merupakan salah satu aspek dalam keterampilan berbahasa. Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran apresiasi sastra. Yang merupakan proses antara guru dan murid yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman, dan penghayatan. Pada akhirnya dalam menikmati karya sastra akan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. pembelajaran sastra khususnya puisi dalam kegiatan pembelajaran harus terlaksana secara maksimal karena pembelajaran membaca puisi juga merupakan kegiatan pembelajaran yang memerlukan kemampuan khusus.

Berdasarkan fakta lapangan tentang keadaan pembelajaran dijumpai keadaan di mana hasil belajar keteampilan membaca puisi masih tergolong rendah. Hasil belajar tersebut merupakan akibat dari dua faktor yakni faktor dari guru dan faktor dari murid. Faktor penyebab guru, antara lain: guru lebih banyak aktif dibandingkan dengan murid tanpa memperhatikan kejenuhan murid, serta kurang membina aspek aktivitas murid. Sementara faktor penyebab dari murid antara lain: pasif, jenuh dan kurang memperhatikan materi selama mengikuti proses pembelajaran membaca puisi.

Bentuk penyelesaian permasalahan adalah melalui penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran membaca puisi akan mengatasi kejenuhan dan rasa bosan murid dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi di kelas. Dalam penerapannya ditempuh langkah-langkah pembelajaran metode demonstrasi, yakni: Langkah-langkah penerapan metode demonstrasi adalah sebagai berikut: Langkah-langkah model pembelajaran demonstrasi adalah

1) Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ini ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:

a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan dan keterampilan tertentu.

b) Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kegagalan.

c) Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.

2) Tahap pelaksanaan

a) Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:

· Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat melihat dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

· Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai peserta didik.

· Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, misalnya ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang penting dari pelaksanaan demonstrasi.

b) Langkah pelaksanaan demonstrasi

1. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang peserta didik untuk berfikir. Misalnya pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong peserta didik tertarik untuk memperhatikan demonstrasi.

2. Ciptakan suasana yang menyejukkan dan menghindari suasana yang menegangkan.

3. Yakinkan bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demonstrasi.

4. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi.

c) Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.

Kemampuan Membaca Puisi Rendah

Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka yang disajikan sebagai berikut:

Aspek Guru

1. Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran

2. Guru kurang memberi latihan kepada murid dalam membaca puisi

3. Guru lebih banyak aktif

Aspek Murid

1. Murid kurang aktif,fasif dan jenuh

2. Murid kurang memperhatikan dalam hal pembacaan puisi.

Penerapan Metode Demonstrasi dengan Langkah-langkah :

1)Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ini ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:

a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah proses demonstrasi berakhir..

b) Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

c) Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.

2) Tahap pelaksanaan

a) Langkah pembukaan

b) Langkah pelaksanaan demonstrasi

.

c) Langkah mengakhiri demonstrasi

.

· Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai peserta didik.

· Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, misalnya ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang penting dari pelaksanaan demonstrasi.

b) Langkah pelaksanaan demonstrasi

· Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang peserta didik untuk berfikir. Misalnya pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong peserta didik tertarik untuk memperhatikan demonstrasi.

· Ciptakan suasana yang menyejukkan dan menghindari suasana yang menegangkan.

· Yakinkan bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demonstrasi.

· Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi.

c) Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.

Kemampuan Membaca Puisi

Meningkat

Kerangka pikir Penerapan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III di SDN 1 Enrekang

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah diuraikan maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu ,

Jika menggunakan metode demonstrasi maka dapat meningkatkan keterampilan murid dalam membaca puisi di kelas III SDN 1 Enrekang.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian

1. Pendekatan

Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang dipilih untuk digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini. Pendekatan ini dipilih untuk mendeskripsikan aktivitas murid dan guru dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran.

2.Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat deskriptif. yang bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti proses penelitian berdasarkan pada prinsip yang mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, atau evaluasi. Kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus.

Menurut Oja dan Smulyan dalam Umar (1999: 18) membedakan adanya empat bentuk penelitian tindakan, yaitu: “1) guru sebagai peneliti, 2) penelitian tindakan kolaboratif, 3) simultan terintegrasi, 4) administrasi sosial eksperimental.”

Khalik (Wardani, 2005: 32) “ menyatakan bentuk PTK yang dipilih adalah bentuk kolaborasi antara guru dan peneliti. Pelaksanaan penelitian ini melalui proses pengkajian berdaur dalam pelaksanaan penelitian ini, yang terdiri dari empat tahap yaitu, tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi

Jadi bentuk PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kolaboratif yang akan melibatkan beberapa pihak baik guru, observer secara serentak dengan tujuan untuk meningkatkan praktek pembelejaran dapat menyumbang pada perkembangan teori, dan peningkatan karir guru.

B. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Fokus pada aspek proses belajar mengajar, yaitu kesesuaian aktivitas guru dalam menerapkan langkah metode desmonstrasi dalam pembelajaran membaca puisi, dan aktivitas siswa dalam merespon langkah tersebut.

b. Fokus pada aspek hasil belajar membaca puisi, yaitu dengan melakukan penilaian terhadap tes hasil belajar membaca puisi pada setiap siklus penelitian.

C. Setting dan subjek penelitian

1.Setting Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan pada semester I tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian berlokasi di SDN 1 Enrekang Jalan Wolter Monginsidi No. 40 Kabupaten Enrekang, dengan alasan yang mendasari antara lain: pada lokasi penelitian hasil belajar membaca puisi masih perlu ditingkatkan dan lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti, sehingga dapat diminimalisir kendala-kendala yang dapat menghambat kelancaran pelaksanaan penelitian, serta hasil belajar keterampilan membaca puisi murid ingin ditingkatkan.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan murid kelas III SDN I Enrekang jumlah murid dalam satu kelas 30 orang, murid laki-laki 15 orang dan murid perempuan 15 orang. Dengan sasaran utama untuk meningkatkan kemampuan murid dalam membaca puisi murid kelas III SDN 1 Enrekang dengan menggunakan metode demonstrasi.

D. Rancangan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK). Di mana pada pelaksanaannya, penelitian mengacu kepada rancangan tindakan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebelum memulai rancangan tindakan tersebut, calon peneliti mengadakan kegiatan pra penelitian untuk penentukan keadaan awal murid. Rancangan tindakan berlangsung pada satu siklus penelitian, dan berulang pada siklus berikutnya. Penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) siklus penelitian.

Pelaksanaan PTK dilakukan dalam dua siklus. Untuk setiap siklus berlangsung dalam empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Pelaksanaan

Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Berhasil

SIKLUS II

SIKLUS I

Refleksi

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas oleh Arikunto (2008: 16)

Berdasarkan gambar rancangan tindakan di atas, maka tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Keadaan Awal

Keadaan awal merupakan kegiatan pengidentifikasian permasalahan sebelum tindakan penelitian dilakukan sehingga menghasilkan gagasan untuk melakukan perbaikan-perbaikan praktik guru mengajar di kelas. Di mana pada tahap ini calon peneliti mengamati informasi-informasi aktual yang ada di lapangan kemudian dijadikan bahan dasar perencanaan/persiapan. Hasil observasi ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil-hasil kajian teori yang relevan, sehingga menghasilkan suatu program pengembangan tindakan yang dipandang akurat, sesuai situasi lokasi di mana program tindakan dikembangkan. Dari observasi awal diidentifikasi permasalahan yakni keterampilan membaca puisi pada siswa kelas III SDN 1 Enrekang Kabupaten Enrekang, masih perlu ditingkatkan . Rendahnya keterampilan membaca murid tersebut disebabkan oleh dua faktor utama yakni faktor stimulus yang diberikan oleh guru dan faktor respon murid itu sendiri.

1. Perencanaan (Planning)

a. Membuat instrument yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, yaitu terdiri dari :

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

2) Lembar Kerja Murid (LKS).

3) Lembar pengamatan untuk murid dan guru.

2. Pelaksanaan (Acting)

Penelitian tindakan kelas siklus I dalam dua kali pertemuan (4 jam pelajaran). Adapun pelaksanaan penelitian siklus I ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

3. Pengamatan (Observing)

Pengamat mengamati kegiatan guru, dan menuliskan hasil pengamatannya dalam lembar observasi untuk guru. Pengamat mengamati kegiatan murid dalam memahami materi yang diajarkan, aktivitas membaca puisi, dalam lembar observasi untuk murid.

4. Refleksi (Observing)

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh maka diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan.

Siklus II ini dilaksanakan dengan langkah yang hampir sama dengan pelaksanaan siklus I, dengan langkah perbaikan membuat kelompok kerja baru yang lebih baik, dan melibatkan murid dalam kelompoknya untuk penghayatan peran yang lebih baik sesuai dengan naskah yang telah dibagikan.

1. Perencanaan (Planning)

a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan analisis pada refleksi siklus I.

b. Mempersiapkan instrumen penelitian untuk pelaksanaan siklus II.

2. Pelaksanaan (Acting)

Penelitian tindakan kelas siklus II direncanakan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan (4 jam pelajaran). Adapun pelaksanaan penelitian siklus II ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kegiatan belajar mengajar diawali dengan pembagian hasil evaluasi pada siklus I, memberi pujian pada murid yang telah memperoleh hasil memuaskan dan menjelaskan beberapa kesalahan yang banyak dilakukan murid yang tidak boleh lagi diulangi.

b. Membagikan LKS

3. Pengamatan (Observing)

Pengamat mengamati kegiatan guru, dan menuliskan hasil pengamatannya dalam lembar observasi untuk guru. Pengamat mengamati kegiatan murid dalam memahami materi yang diajarkan, aktivitas berbicara dalam lembar observasi murid.

4. Refleksi (Reflecting)

Peneliti bersama pengamat mendiskusikan hasil pengamatan pada siklus kedua. Jika pada siklus II ini masih diperoleh kekurangan-kekurangan maka diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengamati kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dalam membaca puisi. dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki

2. Tes

Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemampuan murid dalam membaca puisi. Tes dilakukan pada awal penelitian, pada akhir setiap tindakan dan pada akhir setelah diberikan serangkaian tindakan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melihat dan mempelajari dokumen-dokumen, arsip, dan bahan-bahan yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian yang merupakan kegiatan pengumpulan data-data awal berupa data awal hasil belajar murid dan keadaan pembelajaran membaca puisi . Kedua data tersebut menjadi landasan fakta perlunya diadakan penelitian.

F. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan

1. Teknik analisis data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dianalisis secara kualitatif. Prosedur analisis kualitatif yang digunakan adalah analisis data interktif yang menjabarkan dan merekonstruksi data secara sistematis mulai dari data yang diperoleh berdasarkan fokus penelitian sampai kepada penentuan pengkualifikasian (kualitas) dari fokus penelitian, sebagai berikut:

a. Reduksi data (data reduction), Data yang direduksi adalah data yang sesuai dengan fokus penelitian, yakni: 1) Proses, meliputi hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas murid; 2) Hasil, yakni data pengelompokan nilai hasil belajar murid sesuai dengan ketuntasan (KKM).

b. Penyajian data (data display), peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang diperoleh dalam reduksi data, diolah dan diarahkan dalam bentuk prosentase (%) taraf keberhasilan untuk pengkualifikasian berdasarkan tabel keberhasilan.

c. Penarikan kesimpulan (data conclusion drawing and verification), taraf keberhasilan yang diperoleh dalam penyajian data di atas, dikualifikasikan berdasarkan tabel tingkat keberhasilan penelitian sebagai berikut:

Tabel 1.1 Tingkat Keberhasilan

Taraf Keberhasilan

Kualifikasi

85%-100%

Sangat Baik (SB)

70%-84%

Baik (B)

55%-69%

Cukup (C)

46%-54%

Kurang (K)

0%-45%

Sangat Kurang (SK)

Sumber : Arikunto (2007)

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Data hasil observasi dianalisis secara kualitatif sedangkan data mengenai hasil belajar murid dianalisis secara kuantitatif melalui analisis deskriptif dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:

2. Indikator Keberhasilan

Penelitian memfokuskan pada proses dan hasil, sehingga indikator untuk mengukur keberhasilan penelitian, adalah indikator keberhasilan proses, dan indikator keberhasilan hasil, yang dapat dirincikan sebagai berikut:

1. Indikator proses

Penelitian dikatakan berhasil apabila aktivitas yang ditunjukkan guru dan aktivitas murid, mencapai taraf keberhasilan aktivitas minimal 70% langkah pembelajaran terlaksana. Taraf keberhasilan 70% berada pada rentang 70%-84% tabel keberhasilan sehingga dapat dikualifikasikan: ‘baik’.

2. Indikator hasil

Penelitian dianggap berhasil apabila minimal 70% murid di kelas tuntas memenuhi KKM sekolah (memperoleh nilai minimal 70). Taraf keberhasilan 70% berada pada rentang 70%-84% tabel keberhasilan (tabel 1.1 hal. 31), sehingga dapat dikualifikasikan: ‘baik’.

Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan tingkat kriteria keberhasilan tindakan pada penelitian ini dilihat dari kreativitas murid secara keseluruhan menunjukkan tingkat pencapaian keberhasilan 70% dan pada setiap siklus telah meningkat

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Paparan dan Pra Tindakan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengadakan kunjungan pada sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Tujuan kunjungan untuk melakukan koordinasi dengan kepala sekolah agar diizinkan untuk melaksanakan penelitian pada sekolah yang dipimpinnya. Hasil koordinasi ternyata peneliti diizinkan untuk melaksanakan penelitian pada sekolah tersebut. Selanjutnya kepala sekolah menyerahkan sepenuhnya pada guru kelas III untuk membicarakan rencana selanjutnya. Berdasarkan hasil koordinasi guru kelas, maka ditetapkan bahwa kelas III pada SD Negeri I Enrekang Kota Enrekang yang dijadikan tempat sumber data penelitian. Peneliti mengadakan tes awal ini berisi materi puisi. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman murid tentang materi puisi yang akan diajarkan. Selain itu, tes awal dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan murid membaca puisi.

Langkah selanjutnya peneliti memberikan persiapan mengajar dan lembar pengamatan kepada guru kelas untuk diketahui dan dipelajari sebagai dasar untuk melakukan pengamatan selama penelitian berlangsung. Hal ini dimaksudkan, untuk memberi kesempatan kepada guru mendiskusikan hal-hal yang kurang jelas yang ada pada persiapan mengajar dan lembar pengamatan sebelum tindakan diberikan.

2. Paparan Data dan Temuan Siklus I

Dalam bagian ini dipaparkan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan Refleksi. Paparan data tersebut diperoleh melalui hasil pengamatan pada aktivitas guru dan murid dalam proses dan hasil membaca puisi. Dalam pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan metode demonstrasi diarahkan murid berada pada apresiasi menggemari puisi, menikmati puisi, dan merespon puisi secara emosional. Pelaksanaan apresiasi puisi dengan menggunakan metode demonstrasi terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap pra membaca puisi, tahap saat membaca puisi, dan tahap pasca membaca puisi. Ketiga tahap ini diimplementasikan dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil belajar membaca puisi.

a. Perencanaan

1). Perencanaan Pembelajaran Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti dan guru kelas III secara kolaboratif menyusun rencana pembelajaran dengan model satuan pelajaran). Perencanaan tindakan terdiri atas (1) menentukan tema pembelajaran, (2) menentukan tujuan pembelajaran, (3) menentukan langkah-langkah KBM, (4) memilih bahan/materi pelajaran, (5) menyusun alat tes hasil belajar.

Tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah murid dapat membaca puisi dengan baik dan dapat memberikan tanggapan. Dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut, perencanaan pembelajaran ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu (1) tahap pra membaca puisi, (2) tahap saat membaca puisi, dan (3) tahap pasca membaca puisi. Meskipun perencanaan ini dibagi menjadi tiga tahap namun setiap tahap tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan tahap satu dengan tahap yang lainnya.

Pada tahap pra membaca puisi, direncanakan guru memulai pelajaran dengan membangkitkan pemahaman murid melalui pengamatan puisi, dengan mengajak murid memahami puisi akan dibacakan, menyampaikan langkah-langkah KBM, dengan membicarakan kosa kata yang dianggap sukar bagi murid. Kemudian dilanjutkan dengan memberi tanda jeda pada baris- baris puisi, guna mengatur pernapasan.

Pada tahap saat membaca puisi, direncanakan guru membimbing murid dalam membaca puisi dengan menyampaikan langkah- langkah metode demonstrasi, memodelkan langkah- langkah membaca puisi dengan metode demonstrasi, menugasi murid membaca puisi, dengan melibatkan jiwa dan emosi murid kedalam teks puisi, membimbing murid berdiskusi, dan mendiskusikan apa yang murid saksikan setelah menyimak model pembacaan puisi. Sedangkan pada tahap pasca membaca puisi, guru (1) menugasi murid membacakan puisi di depan kelas dengan lafal dan intonasi yang tepat, (2) mengoreksi hasil pembacaan puisi murid, (3) membimbing murid menentukan tema puisi, nada puisi, rasa puisi dan amanat puisi, (4) menugasi murid untuk menentukan tema puisi, nada puisi, rasa puisi, dan amanat puisi, (5) merevisi hasil belajar murid, (6) refleksi kendala- kendala, solusi, serta faktor pendukung dalam proses membaca puisi.

b. Pelaksanaan

1). Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran membaca puisi melalui metode demonstrasi model teaterikal di kelas III SD Negeri I Enrekang Kota Enrekang untuk siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Langkah penggunaan metode demonstrasi model teaterikal untuk meningkatkan pembelajaran membaca puisi pada siklus pertama dengan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a). Kegiatan Awal meliputi :

1. Memberi salam

2. Mengecek kehadiran murid

3. Mengabsen kehadiran murid

4. Berdoa

5. Menyampaikan tema yang akan dipelajari

6. Menyampaikan tujuan pembelajaran,

7. Menyampaikan langkah-langkah KBM,

8. Melakukan Apersepsi.

b). Kegiatan Inti

Kegiatan selanjutnya dimulai adalah kegiatan inti dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1. Tahap pra membaca puisi yang meliputi: guru menunjukkan contoh puisi, guru memberikan contoh kepada murid mengenai pembacaan puisi

2. Tahap membaca puisi yang meliputi: guru membagi murid ke dalam beberapa kelompok, guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mendemonstrasikan pembacaan puisi didepan kelas, guru meminta kepada murid yang lain untuk menanggapi hasil pembacaan puisi yang dilakukan oleh temannya, Selama pembacaan puisi berlangsung guru membimbing murid didalam pembacaan puisi, guru memberikan koreksi terhadap pembacaan puisi yang dilakukan oleh murid

3. Tahap pasca membaca puisi yang meliputi, guru meminta kepada murid untuk membacakan puisi didepan kelas dengan lafal dan intonasi yang tepat, guru meminta kepada murid mengapresiasi puisi dengan menentukan tema puisi, nada puisi, rasa puisi, amanat puisi.

c). Kegiatan Akhir

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1. Menyampaikan keberhasilan dalam proses belajar secara umum

2. Menyimpulkan materi pelajaran (melibatkan murid)

3. Memotivasi murid

c. Hasil Observasi

1). Observasi Aktivitas Mengajar Guru

Keberhasilan tindakan siklus I selama proses pelaksanaan tindakan. Fokus pengamatan adalah aktivitas guru menggunakan lembar observasi. Aspek penilaian pada lembar observasi guru terdiri dari 5 aspek penilaian yaitu :

Memperlihatkan model pembacaan puisi, pada pertemuan pertama berada pada kategori cukup dalam kegiatan ini guru belum menyampaikan dan memperlihatkan secara sistematis, rinci, jelas, dan tata cara pembacaan puisi. Akibatnya murid kurang merespon kegiatan yang akan dilakukan. Selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori baik.

Membagi murid kedalam beberapa kelompok, pada pertemuan pertama berada pada kategori baik, karna guru melakukan sesuai dengan aspek-aspek pembagian kelompok. Selanjutnya pada pertemuan kedua masih tetap berada pada kategori baik.

Membimbing murid dalam membaca puisi, pada pertemuan pertama berada pada kategori kurang, pada indikator ini guru kurang membimbing murid dalam proses membaca puisi akibtanya murid kurang mengetahui tentang apa-apa yang harus dilakukan. Selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori cukup.

Memberikan kesempatan pada murid untuk membaca puisi, pada pertemuan pertama berada pada kategori kurang Hal ini disebabkan murid belum dapat membacakan puisi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Pencapaian target tujuan pembelajaran ini disebabkan guru kurang memaksimalkan bimbingan murid dalam membaca puisi. Selain itu, waktu yang digunakan untuk siklus pertama kurang efisien. Selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori baik.

Memberikan koreksi terhadap pembacaan puisi murid, pada pertemuan pertama berada pada kategori kurang Dalam kegiatan ini guru hanya memberikan koreksi terhadap murid yang menyampaikan puisi yang mengalami kesalahan saja dan guru kurang menyampaikan secara sistematis, rinci, dan jelas, dan batas-batas kegiatan yang akan dilakukan murid. Akibatnya murid kurang merespon kegiatan yang akan dilakukan. Selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori cukup.

Dari paparan data pelaksanaan aktivitas mengajar guru melalui metode demonstrasi model teatrikal siklus I dapat disimpulkan bahwa, aktivitas mengajar guru belum sesuai dengan apa yang diharapkan, hal ini dapat terlihat dari pengamatan yang dilakukan, masih ada beberapa indikator penilaian yang belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan diantaranya, memberikan koreksi terhadap pembacaan puisi pada murid dan membimbing murid dalam membaca puisi.

2). Observasi Aktivitas Belajar Murid

Keberhasilan tindakan siklus I selama proses pelaksanaan tindakan. Fokus pengamatan adalah aktivitas murid menggunakan lembar observasi. Aspek penilaian pada lembar observasi murid terdiri dari 5 aspek penilaian yaitu

Memperhatikan cara pembacaan puisi yang benar, dikategorikan cukup selanjutnya pada pertemuan kedua masih berada pada kategori cukup. Karena dalam memperhatikan cara pembacaan puisi murid masih banyak yang main-main,itu bisa terlihat pada lembar observasi dimana hanya 17 murid yang memperhatikan pada pertemuan pertama, selanjutnya pertemuan kedua hanya 23 murid.

Membaca puisi dengan intonasi, interprestasi dan penampilan, dikategorikan cukup pada pertemuan pertama dan kedua. Itu dikarenakan murid masih merasa malu, tidak percaya diri dan canggung dalam penampilannya.

Memperhatikan koreksi guru mengenai pembacaan puisi, dalam kegiatan ini murid kurang memaksimalkan perhatiannya kepada guru, sehingga pada pertemuan pertama masuk dalam kategori kurang selanjutnya pada pertemuan kedua berada dalam kategori cukup.

Menyimak keberhasilan dalam pembelajaran, pada pertemuan pertama dikategirikan cukup, selanjutnya pada pertemuan kedua masih berada pada kategiri cukup. Hal ini karena murid kurang terbangkitkan daya apresiasi mereka secara maksi.

Menyimpulkan materi pelajaran, dalam kegiatan ini guru kurang mengembangkan sikap berani dan percaya diri murid. Akibatnya murid masih terkesan takut, malu, dan keterampilan berbicara kurang berkembang. Dalam komponen ini murid masih berada pada kategori cukup baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua.

Paparan observasi aktivitas belajar murid dalam membaca puisi dengan menggunakan metode demonstrasi pada siklus I tingkat pencapaian keterampilan murid membaca puisi pada sikus I belum sesuai dengan indikator yang ditetapkan.

3). Keterampilan Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi Siklus I

Setiap akhir tindakan pembelajaran dilakukan tes hasil keterampilan membaca puisi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui mana dampak proses membaca terhadap keberhasilan murid membacakan puisi melalui metode demonstrasi. Hasil membaca puisi difokuskan pada aspek suara, ekspresi, penampilan, dan penguasaan. Hasil analisis terhadap skor perolehan keterampilan membaca puisi murid pada siklus I setelah penerapan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Statistik Keterampilan Membaca Puisi Murid Pada Siklus I

Statistik

Nilai Statistik

Subjek

40

Skor Ideal

100

Skor Rata-rata

64,4

Skor Tertinggi

71

Skor Terendah

58

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata keterampilan membaca puisi murid kelas III SD Negeri I Enrekang Kota Enrekang melalui penerapan metode demonstrasi pada siklus I sebesar 64,4. Skor yang dicapai responden terbesar dengan skor tertinggi adalah 71 dan skor terendah 58. Dari skor yang tertinggi yang mungkin dicapai 100 dan skor terendah yang mungkin dicapai 0. Hal ini menunjukkan keterampilan bahwa keterampilan murid cukup bervariasi. Apabila skor keterampilan membaca puisi tersebut dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti dijabarkan pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Keterampilan Membaca Puisi Murid Kelas III di SD Negeri I Enrekang Kota Enrekang pada siklus I yaitu sebagai berikut :

Skor

Kategori

Frekuensi

Persentase (%)

85-100

Sangat Tinggi

0

0 %

65-84

Tinggi

10

36 %

55-64

Sedang

18

64 %

35-54

Rendah

0

0 %

0-34

Sangat Rendah

0

0 %

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 40 murid kelas III SD Negeri I Enrekang Kota Enrekang, persentase skor keterampilan membaca puisi murid setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat diketahui Tidak ada murid (0%) yang berada pada kategori sangat rendah, Tidak ada murid (0%) yang berada pada kategori rendah pada kategori sedang, 18 murid (64%) berada kategori sedang, 10 murid (34%) berada pada kategori tinggi, dan tidak ada murid (0%) berada pada kategori sangat tinggi.

Apabila keterampilan membaca puisi murid pada siklus I dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar murid setelah digunakannya metode demostrasi model teatrikal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Pada Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase

65-100 Tuntas 10 36 %

0-64 Tidak Tuntas 18 64%

tabel diatas memperlihatkan bahwa ketuntasan belajar murid pada siklus I bahwa ada 18 murid (64%) yang tidak tuntas dan 10 (36%) yang tuntas setelah diterapkan metode demonstrasi

d. Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil analisis data siklus I dilakukan refleksi. Refleksi dilakukan terhadap pembelajaran membaca puisi melalui metode demonstrasi. Data menunjukan bahwa tahap pra membaca puisi perlu ditingkatkan aktivitas guru dan murid pada pembangkitan pemahaman murid terhadap materi puisi penyampaian tujuan, langkah-langkah KBM, dan pelaksanaan diskusi. Upaya yang dilakukan adalah (1) melibatkan pemahaman murid dengan mengamati puisi, (2) guru memperjelas tujuan dan batas tugas yang dilakukan murid, dan (3) melaksanakan diskusi untuk mengetahui tingkat kesulitan murid membaca puisi pada siklus I. Tahap pelaksanaan saat membaca puisi perlu melibatkan murid secara tepat, setiap murid dilibatkan secara aktif dalam kegiatan membaca puisi. Sementara pada tahap pasca membaca puisi guru melibatkan keterampilan murid untuk membacakan puisi, memotivasi keberanian menampilkan bacaan puisi, mengoreksi, merevisi hasil membaca puisi berdasarkan petunjuk dari guru.

3. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus II

Paparan data dan temuan penelitian pada siklus II diperoleh melalui hasil observasi, dan catatan lapangan terhadap guru dan murid. Fokus pengamatan adalah aktivitas guru dan murid dalam proses membaca puisi dengan menggunakan metode demonstrasi berdasarkan rancangan pembelajaran dari hasil refleksi tindakan siklus I.

a. Perencanaan

1). Perencanaan Pembelajaran Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi

Perencanaan pembelajaran membaca puisi berdasarkan metode demonstrasi pada siklus II disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas III. Perencanaan pembelajaran disusun berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus I. Pelaksanaan rancangan pembelajaran tindakan siklus II menggunakan alokasi waktu 4X35 menit (dua kali pertemuan).

Pencapaian Tujuan pembelajaran melalui metode demonstrasi dalam pembelajaran membaca puisi dengan merancang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah murid dapat membaca puisi dan dapat memberikan tanggapan. Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut peneliti dan guru menetapkan tujuan pembelajaran dalam dua kali pertemuan

b. Pelaksanaan

1) Pelaksanaan Peningkatan Pembelajaran Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi Siklus II

Pelaksanaan proses peningkatan pembelajaran membaca puisi melalui metode demonstrasi dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan membaca puisi murid melalui metode demonstrasi menghubungkan pemahamannya dengan materi puisi, dan menilai isi puisi. Adapun pembelajaran membaca puisi pada siklus kedua dengan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a). Kegiatan Awal meliputi :

1. Memberi salam

2. Mengecek kehadiran murid

3. Mengabsen kehadiran murid

4. Berdoa

5. Menyampaikan tema yang akan dipelajari

6. Menyampaikan tujuan pembelajaran,

7. Menyampaikan langkah-langkah KBM,

8. Melakukan Apersepsi.

b). Kegiatan Inti

Kegiatan selanjutnya dimulai adalah kegiatan inti dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1. Tahap pra membaca puisi yang meliputi: guru menunjukkan contoh puisi, guru memberikan contoh kepada murid mengenai pembacaan puisi

2. Tahap membaca puisi yang meliputi: guru membagi murid ke dalam beberapa kelompok, guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mendemonstrasikan pembacaan puisi didepan kelas, guru meminta kepada murid yang lain untuk menanggapi hasil pembacaan puisi yang dilakukan oleh temannya, Selama pembacaan puisi berlangsung guru membimbing murid didalam pembacaan puisi, guru memberikan koreksi terhadap pembacaan puisi yang dilakukan oleh murid

3. Tahap pasca membaca puisi yang meliputi, guru meminta kepada murid untuk membacakan puisi didepan kelas dengan lafal dan intonasi yang tepat, guru meminta kepada murid mengapresiasi puisi dengan menentukan tema puisi, nada puisi, rasa puisi, amanat puisi.

c). Kegiatan Akhir

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1. Menyampaikan keberhasilan dalam proses belajar secara umum

2. Menyimpulkan materi pelajaran (melibatkan murid)

3. Memotivasi murid

b. Hasil Observasi

1) Observasi Aktivitas Mengajar Guru

Fokus pengamatan adalah aktivitas guru dengan menggunakan lembar observasi. Aspek penilaian pada lembar observasi guru terdiri dari 5 aspek penilaian yaitu :

Memperlihatkan model pembacaan puisi, pada siklus II pertemuan pertama berada pada kategori cukup dalam kegiatan ini guru belum menyampaikan dan memperlihatkan secara jelas tata cara pembacaan puisi. Akibatnya murid kurang merespon kegiatan yang akan dilakukan. selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori baik.

Membagi murid kedalam beberapa kelompok, pada siklus II pertemuan pertama berada pada kategori baik selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori baik karena guru masih memperhatikan aspek-aspek dalam pembagian kelompok.

Membimbing murid dalam membaca puisi, pada siklus II pertemuan pertama berada pada kategori cukup pada indikator ini guru kurang membimbing murid dalam proses membaca puisi akibtanya murid kurang mengetahui tentang apa-apa yang harus dilakukan selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori baik.

Memberikan kesempatan pada murid untuk membaca puisi, pada pertemuan pertama berada pada kategori cukup Hal ini disebabkan murid belum dapat membacakan puisi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Pencapaian target tujuan pembelajaran ini disebabkan guru kurang memaksimalkan bimbingan murid dalam membaca puisi. selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori baik.

Memberikan koreksi terhadap pembacaan puisi murid, pada siklus II pertemuan pertama berada pada kategori cukup. Dalam kegiatan ini guru hanya memberikan koreksi terhadap murid yang mengalami kesalahan saja dan guru kurang menyampaikan secara sistematis batas-batas kegiatan yang akan dilakukan murid. Selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori baik.

2). Observasi Aktivitas Belajar Murid

Keberhasilan tindakan siklus II selama proses pelaksanaan tindakan. Fokus pengamatan adalah aktivitas murid menggunakan lembar observasi. Aspek penilaian pada lembar observasi murid terdiri dari 5 aspek penilaian yaitu

Memperhatikan cara pembacaan puisi, yang benar dikategorikan baik pada pertemuan pertama dalam kegiatan ini guru lebih membimbing murid dalam membaca teks puisi dengan aktif melafalkan, menghayati, dan menampilkan bacaan puisi didepan kelas. Akibatnya murid membaca puisi seperti membaca bacaan ilmiah dan kurang berinteraksi dengan teks puisi secara emosional selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori baik.

Membaca puisi dengan intonasi, interpretasi dan penampilan, dikategorikan baik dalam kegiatan ini guru lebih memaksimalkan bimbingan membaca dan mengapresiasi puisi denagn melalui metode demonstrasi, Akibatnya murid banyak terbangkitkan daya apresiasi mereka secara maksimal selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori baik.

Memperhatikan koreksi guru mengenai pembacaan puisi,dikategorikan baik selanjutya pada pertemuan kedua berada pada kategori baik. pada tahap ini guru lebih memberikan petunjuk dan kriteria penilaian dengan jelas. Aktivitas Dalam kegiatan ini, guru sudah memberi kesempatan pada murid merevisi hasil kerja mereka secara menyeluruh.

Menyimak keberhasilan dalam pembelajaran, dikategorikan baik selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori baik. Dalam kegiatan ini guru lebih mengajukan pertanyaan untuk menggali kendala murid dalam membaca puisi, mengidentifikasi solusi, dan faktor penunjang dalam pembelajaran. Akibatnya murid lebih terbuka mengemukakan kendala, solusi, dan faktor penunjang pembelajaran dalam proses membaca puisi.

Menyimpulkan materi pelajaran, dikategorikan baik selanjutnya pada pertemuan kedua berada pada kategori baik. Dalam kegiatan ini guru lebih memotivasi murid untuk menyimpulkan materi pelajaran.

3). Keterampilan Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi Siklus II

Setiap akhir tindakan pembelajaran dilakukan tes hasil keterampilan membaca puisi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui mana dampak proses membaca terhadap keberhasilan murid membacakan puisi melalui metode demonstrasi. Hasil membaca puisi difokuskan pada aspek suara, ekspresi, penampilan, dan penguasaan.

Hasil analisis terhadap skor perolehan keterampilan membaca puisi murid pada siklus II setelah penerapan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Statistik Skor Keterampilan Membaca Puisi Murid Pada Siklus II

Statistik

Nilai Statistik

Subjek

28

Skor Ideal

100

Skor Rata-rata

75.25

Skor Tertinggi

90

Skor Terendah

62

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa skor rata-rata keterampilan membaca puisi murid kelas III SD Negeri I Enrekang Kota Enrekang melalui penerapan metode demonstrasi pada siklus II sebesar 75.25. Skor yang dicapai responden terbesar dengan skor tertinggi adalah 90 dan skor terendah 62. Dari skor yang tertinggi yang mungkin dicapai 100 dan skor terendah yang mungkin dicapai 0. Hal ini menunjukkan keterampilan bahwa keterampilan murid cukup bervariasi. Apabila skor keterampilan membaca puisi murid tersebut dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti dijabarkan pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Keterampilan Membaca Puisi Murid Kelas III di Negeri I Enrekang Kota Enrekang pada siklus II yaitu sebagai berikut :

Skor

Kategori

Frekuensi

Persentase (%)

85-100

Sangat Tinggi

4

14 %

65-84

Tinggi

22

79 %

55-64

Sedang

2

7 %

35-54

Rendah

0

0 %

0-34

Sangat Rendah

0

0 %

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 40 murid kelas III SD Negeri I Enrekang Kota Enrekang, persentase skor keterampilan membaca murid setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat diketahui Tidak ada murid (0%) yang berada pada kategori sangat rendah, Tidak ada murid (0%) yang berada pada kategori rendah pada kategori rendah, 2 murid (7%) berada kategori sedang, 22 murid (79%) berada pada kategori tinggi, dan 4 murid (14 %) berada pada kategori sangat tinggi.

Apabila keterampilan membaca puisi murid pada siklus II dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar murid setelah digunakannya metode demostrasi model teatrikal dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Belajar Pada Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase

65-100 Tuntas 26 93 %

0-64 Tidak Tuntas 2 7 %

Tabel diatas memperlihatkan bahwa ketuntasan belajar murid pada siklus II bahwa ada 2 murid (7%) yang tidak tuntas dan 26 (93%) yang tuntas setelah diterapkan metode demonstrasi.

Selanjutnya dianalisis ke dalam distribusi dan persentase skor siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 yaitu :

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi dan persentase skor pada siklus I dan II

NO

Skor

Kategori

Frekuensi

Persentase %

Siklus I

Siklus II

Siklus I

Siklus II

1.

85-100

Sangat Tinggi

0

4

0

14

2.

65-84

Tinggi

10

22

36

79

3.

55-64

Sedang

18

2

64

7

4.

35-54

Rendah

0

0

0

0

5.

0-34

Sangat Rendah

0

0

0

0

Tabel 4.7 diatas, dilihat adanya hasil yang menunjukkan peningkatan keterampilan membaca puisi melalui penerapan metode demonstrasi Pada siklus I dan siklus II tidak ada murid (0%) berada pada kategori sangat rendah. Pada siklus I dan siklus II juga tidak ada murid (0%) berada pada kategori rendah. Selanjutnya pada sikilus I terdapat 18 murid (64%) berada dalam tingkat penguasaan sedang, maka pada siklus II mengalami penurunan menjadi 2 murid (7%) berada pada tingkat pengusaan sedang. Sedangkan pada kategori tingkat pengusaan tinggi pada siklus I terdapat 10 murid(36%), maka pada siklus II mengalami peningkatan 22 orang (79%) berada pada tingkat pengusaan tinggi. Pada siklus I tidak ada murid (0%) yang berada pada tingkat penguasaan sangat tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 4 orang (14%) berada pada kategori tingkat penguasaan sangat tinggi.

Dari analisis diatas menunjukkan bahwa tingkat keterampilan membaca puisi pada murid kelas III di SD Negeri I Enrekang Kota Enrekang Pada siklus I berada pada kategori sedang dan siklus II berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca puisi setelah dilaksanakan pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi.

d. Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan paparan data dan analisis data, baik dari aspek guru maupun aspek murid dapat dikemukakan bahwa tindakan pembelajaran membaca puisi melalui metode demonstrasi pada siklus II mengalami perkembangan yang berarti. Hal ini tampak pada pencapaian indikator aktivitas guru dan murid. Indikator pencapaian pada aspek guru secara komulatif barada pada tahap kualifikasi Sangat Baik. Sementara tes hasil belajar murid secara komulatif berada pada kualifikasi Baik. Hasil refleksi menunjukan bahwa guru dan murid telah melakukan aktivitas proses pembelajaran melalui metode demonstrasi dengan baik.

B. Pembahasan

Fokus pembahasan adalah aktivitas guru dan murid dalam pembelajaran membaca puisi melalui metode demonstrasi di kelas III SD Negeri I Enrekang Kota Enrekang. Pembahasannya didasarkan teori yang berkaitan dengan pengimplementasian metode demonstrasi untuk meningkatkan pembelajaran membaca puisi yang terdiri atas (1) perencanaan pembelajaran, (2). Tingkat Pencapaian Keterampilan, (3) evaluasi pembelajaran. Ketiga bagian ini dibahas sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran Membaca Puisi Melalui Metode demonstrasi

Berdasarkan data hasil penelitian, terungkap bahwa perencanaan yang sudah dirancang guru telah terdapat unsur-unsur (1) Tema/topik pembelajaran, (2) tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, yaitu tujuan kelas yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, (3) alat bantu mengajar atau media yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, (4) teknik dan pengalaman belajar murid serta guru yang berupa kegiatan belajar mengajar (KBM), (5) materi pembelajaran, dan (6) tersedianya lembar penilaian keterampilan membaca puisi sebagai alat evaluasi belajar. Komponen tersebut terdapat dalam semua perencanaan yang telah dirancang guru secara kolaboratif baik pada siklus I maupun siklus II. Hasil penelitian pengefektifan pembelajaran membaca puisi melalui metode demonstrasi terungkap bahwa guru telah membuat model rancangan pembelajaran membaca puisi melalui metode demonstrasi dalam bentuk satuan pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas.

Dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru menggunakan metode demonstrasi belajar bahasa dan sastra yang terdiri atas tiga tahap yaitu (1) tahap pra membaca puisi, (2) tahap saat membaca puisi, (3) tahap pasca membaca puisi. Berdasarkan rancangan pembelajaran yang dibuat guru secara kolaboratif melalui proses dan disesuaikan dengan teori-teori pembelajaran yang relevan, maka pada setiap siklus tahap pembelajaran terbukti efektif. Keefektifan tersebut dapat dilihat dari kesesuaian rencana pembelajaran, baik dari aspek guru maupun dari aspek murid, tujuan pembelajaran maupun kondisi pembelajaran yang direncanakan.

2. Tingkat Pencapaian Keterampilan Membaca Puisi Murid Kelas III Dengan Menggunakan Metode demonstrasi

Berdasarkan hasil belajar yang dicapai, dapat dinyatakan bahwa murid telah melakukan belajar dengan menggunakan metode demonstrasi sesuai dengan yang diharapkan. Tingkat pencapaian murid membaca puisi sudah cukup optimal, sebagaimana yang disebutkan pada bab III, indikator keberhasilan yang disepakati adalah apabila 85 % memperoleh nilai 65. Hasil evaluasi setiap siklus menunjukkan bahwa pada siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 64,4, sedangkan secara klasikal ketuntasan belajar mencapai 57,50%. Siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 75,25 sedangkan secara klasikal ketuntasan belajar mencapai 95 %.

3. Metode demonstrasi Dapat Meningkatkan Keterampilan Membaca Puisi

Berdasarkan evaluasi hasil pada pelaksanaan pembelajaran keterampilan membaca puisi dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi murid kelas III SD Negeri I Enrekang Kota Enrekang. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata kelas di setiap siklus mengalami peningkatan yaitu siklus I ke siklus II (64,4 naik menjadi 75,25). Dengan demikian metode demonstrasi merupakan metode yang dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi murid.

Berdasarkan nilai rata-rata yang dicapai siswa pada setiap siklus dari siklus I hingga siklus II menunjukkan peningkatan yang baik. Hal ini terlihat bahwa setiap murid sudah mengalami peningkatan keterampilan membaca puisi murid. Dengan demikian metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi murid.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan maka disimpulkan sebagai berikut penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran membaca puisi naratif dapat meningkatkan proses belajar bagi murid kelas III SD Negeri 1 Enrekang Kabupaten Enrekang. Hal ini tampak dari nilai rata-rata pada siklus I berada pada kategori sedang dan Pada siklus ke II nilai rata-rata meningkat dan berada pada kategori tinggi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian upaya peningkatan keterampilan membaca puisi naratif melalui metode demonstrasi bagi murid kelas III SD Negeri 1 Enrekang Kabupaten Enrekang dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Kepada guru sekolah dasar khususnya SD Negeri 1 Enrekang Kabupaten Enrekang agar menggunakan metode demonstrasi sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi kesulitan murid dalam belajar khususnya membaca puisi di sekolah dasar. Karena dengan menggunakan metode demonstrasi murid akan lebih aktif dan kreatif dalam meningkatkan keterampilannya membaca puisi.

2. Diharapkan kepada guru yang akan mengajarkan keterampilan membaca puisi dengan menerapkan metode demonstrasi dapat dirancang secara berkolaborasi dengan guru yang ada disekolah tersebut, agara dapat memperoleh hasil yang lebih optimal dan pelaksanaan pembelajarannya menerpadukan empat keterampilan berbahasa yakni, menyimak, berbicara, membaca, menulis.

3. Kepada peneliti berikutnya diharapkan melakukan penelitian yang serupa dengan menerapkan metode demonstrasi di bidang apresiasi sastra prosa dan drama.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, S. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang efektif disekolah dasar. Jakarta. Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Aries, Nyoman. 2009. Seni Teater. http://www.psb-psma.org/content/blog/seni-teater. (Online). Posted Sab, 14/11/2009 - 07:24

Arikunto, S, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aminudin. 1996. Perencanaan Pengajaran Bahasa di Sekolah Dasar. Makalah Seminar Pengajaran Indonesia. PPS-IKIP Malang. 13 Januari 1996.

Depdiknas. 2006. Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Tingkat SD/MI. Jakarta: Direktorat Mendikti.

Depdikbud. 2005. Undang-Undang Guru RI Nomor 14. Jakarta: Cemerlang.

Faturahman. 2009. Metode demonstrasi. htt//definisi.net/story.php?title=puisi. (Online). Diakses tanggal 4 desember 2010

Hafid. 2003. Pengefektifan Pembelajaran Apresiasi Cerita Fiksi Melalui Implementasi Strategi Aktivitas Terbimbing Murid kelas V Sekolah Dasar Negeri Sumbersari IV Kota Malang. Tesis tidak diterbitkan: Universitas Negeri Malang

Handayani, E. 2006. Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi Dengan Metode Metode Demonstrasi. (Online), (Http:// digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHO1e8/1531assd.dir/doc.pdf.diakses 15 april).

Mulyasa, 2008. Menjadi Guru Profesional menciptakan Pemebelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Muslimin, dkk. 2008. Panduan Penulisan Skripsi. Makassar: Prodi PGSD FIP UNM.

Mustakim, Nur. 2007. Teori dan Apresiasi Sastra. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makssar.

Nurkencana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Purwo. 1999. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dan Menengah Kurikulum 1994. Makalah disajikan dalam Seminar Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra UM Malang, 30 November 1999

Rahiem, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sagala, S. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Said, M. Ide. 1990. Diktat Mata Kuliah Keterampilan Membaca. Ujung Pandang: IKIP UP.

Saiful, 2007. Kajian Puisi. Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Bone.

Sanjaya, 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sumantri, M. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.

Sunarjo, Nasuprawoto. 2009. Pembelajaran Berbicara. (Online)

http://[email protected], (diakses pada 18 Januari)

Tarigan, Djago dan H. G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Angkasa

Tim Karya Guru. 2004. Bina Bahasa dan sastra Indonesia Untuk SD Kelas V. Jakarta : Erlangga.

Umar, A. 2007. Statistika (Pengantar dalam Pemahaman Konsep dan Aplikasi). Makassar: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar

Umar, A. dan Kaco, N. 2007. Penelitian Tindakan Kelas: Pengantar ke Dalam Pemahaman Konsep dan Aplikasi. Makassar: Badan Penerbit UNM

Lampiran 1:

Daftar Nilai Keadaan Awal Murid Kelas III SDN 1 Enrekang

NO

Nama Siswa

Nilai

Taraf Keberhasilan

1

1201200510

50

2

1201200511

75

Tuntas

3

1201200512

65

4

1201200513

65

5

1201200514

60

6

1201200515

60

7

1201200516

55

8

1201200517

75

Tuntas

9

1201200518

65

10

1201200519

60

11

1201200520

60

12

1201200521

60

13

1201200522

60

14

1201200523

60

15

1201200524

50

16

1201200525

55

17

1201200526

60

18

1201200527

75

Tuntas

19

1201200528

65

20

1201200529

50

21

1201200530

75

Tuntas

22

1201200531

65

23

1201200532

55

24

1201200533

70

Tuntas

25

1201200534

55

26

1201200535

50

27

1201200536

55

28

1201200537

60

Jumlah skor siswa

1710

Rata-rata nilai hasil belajar siswa

61

Rekapitulasi:

Standar KKM

Jumlah Siswa

Persentase taraf keberhasilan

Siswa yang tuntas (nilai 70 ke atas)

5

18%

Kualifikasi ketuntasan belajar

(rentang 0%-45% tabel keberhasilan hal. 31)

Sangat Kurang

Siswa yang tidak tuntas (nilai di bawah 70)

23

82%

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

KELAS / SEMESTER : III/I

ALOKASI WAKTU : 2 X 35 MENIT

TEMA : GEJALA ALAM

SIKLUS : I

PERTEMUAN : I

A. STANDAR KOMPETENSI

Bahasa Indonesia :Mengungkapkan pikiran, perasaan,dan informasi dalam karangan sederhana,dan puisi.

IPS :Memahami lingkungan dan melaksanakan kerja sama di sekitar rumah dan sekolah.

IPA :Memahami berbagai cara gerak benda, hubungan dengan energi, sumber energi.

B. KOMPETENSI DASAR

Bahasa Indonesia :Membaca puisi dengan lafal,intonasi,dan ekspresi yang tepat.

IPS :Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah.

IPA :Mendiskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas,gerak,getaran,dalam kehidupan seharihari.

C. INDIKATOR

1. Membacakan puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat

2. Menceritakan peristiwa yang pernah dilihat yang paling berkesan.

3. Memberikan tanggapan sederhana atas cerita temannya.

4. Mengidentifikasi contoh-contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan

5. Menunjukkan adanya pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari.

6. Menyimpulkan bahwa energi itu ada, tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Membaca puisi anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

2. Menceritakan peristiwa yang pernah dilihat yang paling berkesan.

3. Memberikan tanggapan sederhana atas cerita temannya.

4. Menulis puisi berdasarkan gambar yang telah disiapkan dengan pilihan kata yang menarik/berkonotatif.

E. MATERI PELAJARAN

1. Membaca puisi anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

Janjiku

Seragamku putih merah

Rumah dan sekolahku berjarak jauh

Uang saku hanya sekali jajan

Aku jadi kasihan bapak-ibuku

Setiap hari menyiapkan uang

Untuk jajan dan ongkos

Kasihan bapak-ibuku

Selalu didera biaya sekolah

Sebab negara tak mampu menanggungnya

Bapak-ibuku, aku berjanji sepenuh hati

Akan semangat belajar sampai mati

Semoga bisa meraih prestasi

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Metode demonstrasi

2. Metode tanya jawab

3. Metode penugasan

4. Metode latihan

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. KEGIATAN AWAL

1) Memberi salam

2) Mengecek kebersihan kelas

3) Mengabsen kehadiran murid

4) Berdo’a

5) Menyampaikan tema yang akan dipelajari

6) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

7) Apersepsi

2. KEGIATAN INTI

1. Guru menunjukkan contoh puisi.

2. Guru memberikan contoh kepada murid mengenai pembacaan puisi dengan intonasi yang tepat

3. Guru membagi murid ke dalam beberapa kelompok

4. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mendemonstrasikan pembacaan puisi didepan kelas

5. Guru meminta kepada murid yang lain untuk menanggapi hasil pembacaan puisi yang dilakukan oleh temannya

6. Selama pembacaan puisi berlangsung guru membimbing murid didalam pembacaan puisi

7. Guru memberikan perbaikan terhadap pembacaan puisi yang dilakukan oleh murid

1) Guru meminta kepada murid untuk membacakan puisi didepan kelas dengan lafal , intonasi dan mimik yang tepat

2) Guru meminta kepada murid mengapresiasi puisi dengan menentukan tema puisi, nada puisi, dan amanat yang terkandung dalam puisi.

3. KEGIATAN AKHIR

a. Menyampaikan keberhasilan dalam proses belajar secara umum

b. Menyimpulkan materi pelajaran (melibatkan murid)

c. Memberikan pesan-pesan moral

H. SUMBER BELAJAR

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

2. Buku Bahasa Indonesia 3 SD/ MI, Nunung Yuli Eti, dkk., 2002

I. PENILAIAN

A. Prosedur : proses dan akhir

B. Jenis tagihan : individu

C. Jenis soal : lisan dan tertulis

Enrekang 6 Oktober 2014

Guru Kelas Peneliti

Jumriati Sannang,S.Pd Yenni Herman

NIP : 9621201 198206 2 005 NIM :1247046346

Kepala SDN 1 Enrekang

H.Arifin, S.Pd.,M.Si

NIP : 19610504 198303 1 022

a.

Lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TEMA : LINGKUNGAN SEKITAR

KELAS / SEMESTER : III/II

ALOKASI WAKTU : 4 X 35 MENIT

SIKLUS : I

PERTEMUAN : II

A. STANDAR KOMPETENSI

Bahasa Indonesia : Mengungkapkan pikiran, perasaan,dan informasi dalam karangan sederhana,dan puisi.

IPS : Memahami lingkungan dan melaksanakan kerja sama di sekitar rumah dan sekolah.

IPA :Memahami berbagai cara gerak benda, hubungan dengan energi, sumber energi.

B. KOMPETENSI DASAR

Bahasa Indonesia : Membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

IPS :Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah.

IPA : Mendiskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak, getaran, dalam kehidupan seharihari.

C. INDIKATOR

1. Memahami makna puisi yang telah dibacakan.

2. Memberikan tanggapan sederhana atas pembacaan puisi.

3. Mengidentifikasi contoh-contoh lingkungan alam.

4. Mengidentifikasi contoh-contoh lingkungan buatan

5. Menunjukkan adanya pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari.

6. Menyimpulkan bahwa energi itu ada, tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan

D. TUJUAN PEMBELAJAR

1. Memahami makna puisi yang telah dibacakan.

2. Memilih puisi yang telah disiapkan oleh guru

3. Membaca puisi anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

E. MATERI PELAJARAN

2. Membaca puisi anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

Janjiku

Seragamku putih merah

Rumah dan sekolahku berjarak jauh

Uang saku hanya sekali jajan

Aku jadi kasihan bapak-ibuku

Setiap hari menyiapkan uang

Untuk jajan dan ongkos

Kasihan bapak-ibuku

Selalu didera biaya sekolah

Sebab negara tak mampu menanggungnya

Bapak-ibuku, aku berjanji sepenuh hati

Akan semangat belajar sampai mati

Semoga bisa meraih prestasi

F. METODE PEMBELAJARAN

a. Metode demonstrasi

b. Metode tanya jawab

c. Metode penugasan

d. Metode latihan

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. KEGIATAN AWAL

a) Memberi salam

b) Mengecek kebersihan kelas

c) Mengabsen kehadiran murid

d) Berdo’a

e) Menyampaikan tema yang akan dipelajari

f) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

g) Menyarankan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan

h) Apersepsi

1. KEGIATAN INTI

a. Tahap pra membaca puisi

1) Guru menunjukan contoh puisi.

2) Guru memberikan contoh kepada murid mengenai pembacaan puisi dengan intonasi yang tepat

b. Tahap membaca puisi

1) Guru membagi murid ke dalam beberapa kelompok

2) Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mendemonstrasikan pembacaan puisi didepan kelas

3) Guru meminta kepada murid yang lain untuk menanggapi hasil pembacaan puisi yang dilakukan oleh temannya

4) Selama pembacaan puisi berlangsung guru membimbing murid didalam pembacaan puisi

5) Guru memberikan koreksi terhadap pembacaan puisi yang dilakukan oleh murid

c. Tahap pasca membaca puisi

3) Guru meminta kepada murid untuk membacakan puisi didepan kelas dengan lafal dan intonasi yang tepat

4) Guru meminta kepada murid mengapresiasi puisi dengan menentukan tema puisi, nada puisi, rasa puisi, amanat puisi.

3. KEGIATAN AKHIR

a. Menyampaikan keberhasilan dalam proses belajar secara umum

b. Menyimpulkan materi pelajaran (melibatkan murid)

c. Memotivasi perbaikan yang belum baik

H. SUMBER BELAJAR

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

2. Buku Bahasa Indonesia 3 SD/ MI, Nunung Yuli Eti, dkk., 2006

I. PENILAIAN

a. Prosedur : proses dan akhir

b. Jenis tagihan : individu

c. Jenis soal : lisan dan tertulis

Enrekang , 9 Oktober 2014

Guru Kelas Peneliti

Jumriati Sannang,S.Pd Yenni Herman

NIP :19621201 198206 2 005 NIM :1247046346

Kepala SDN 1 Enrekang

H.Arifin, S.Pd.,M.Si

NIP : 19610504 198303 1 022

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TEMA : LINGKUNGAN SEKITAR

KELAS / SEMESTER : III/I

ALOKASI WAKTU : 4 X 35 MENIT

SIKLUS : II

A. STANDAR KOMPETENSI

Bahasa Indonesia : Mengungkapkan pikiran, perasaan,dan informasi dalam karangan sederhana,dan puisi.

IPS : Memahami lingkungan dan melaksanakan kerja sama di sekitar rumah dan sekolah.

IPA :Memahami berbagai cara gerak benda, hubungan dengan energi, sumber energi.

B. KOMPETENSI DASAR

Bahasa Indonesia : Membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

IPS :Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah.

IPA : Mendiskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak, getaran, dalam kehidupan sehari-hari.\

C. INDIKATOR

1. Membaca puisi anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

2. Menjelaskan cara memelihara/merawat lingkungan alam.

3. Menyebutkan cara-cara merawat/memelihara lingkungan buatan

4. Menunjukkan adanya pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Menyimpulkan bahwa energi itu ada, tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Memilih puisi yang telah disiapkan oleh guru untuk di bacakan di depan kelas.

2. Membaca puisi anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

E. MATERI PELAJARAN

Mendengarkan contoh membaca puisi dengan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat dari guru, teman, sendiri.

BUKU

Kau pasrah dibuka dan dibaca

Walau malam larut tak terasa

Di tubuhmu terdapat banyak ilmu

Tuk kebutuhan hidupku

Buku banyak berjasa

Obat hati yang gundah

Teman bercanda

Bahkan meredakan amarah

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Metode demonstrasi

2. Metode tanya jawab

3. Metode penugasan

4. Metode latihan

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. KEGIATAN AWAL

1). Memberi salam

2). Mengecek kebersihan kelas

3). Mengabsen kehadiran murid

4). Berdo’a

5). Menyampaikan tema yang akan dipelajari

6). Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

7). Menyarankan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan

9). Apersepsi

2. KEGIATAN INTI

a. Tahap pra membaca puisi

1. Guru menunjukan contoh puisi.

2. Guru memberikan contoh kepada murid mengenai pembacaan puisi dengan intonasi yang tepat

b. Tahap membaca puisi

1) Guru membagi murid ke dalam beberapa kelompok

2) Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mendemonstrasikan pembacaan puisi

3) Guru meminta kepada murid yang lain untuk menanggapi hasil pembacaan puisi yang dilakukan oleh temannya

4) Selama pembacaan puisi berlangsung guru membimbing murid didalam pembacaan puisi

5) Guru memberikan koreksi terhadap pembacaan puisi yang dilakukan oleh murid

c. Tahap pasca membaca puisi

1) Guru meminta kepada murid untuk membacakan puisi didepan kelas dengan lafal dan intonasi yang tepat

2) Guru meminta kepada murid mengapresiasi puisi dengan menentukan tema puisi, nada puisi, rasa puisi, amanat puisi.

3. KEGIATAN AKHIR

a. Menyampaikan keberhasilan dalam proses belajar secara umum

b. Menyimpulkan materi pelajaran (melibatkan murid)

c. Memotivasi perbaikan yang belum baik

H. SUMBER BELAJAR

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

2. Buku Bahasa Indonesia 3 SD/ MI, Nunung Yuli Eti, dkk., 2006

I. PENILAIAN

b. Prosedur : proses dan akhir

c. Jenis tagihan : individu

d. Jenis soal : lisan dan tertulis

Enrekang , 23 Oktober 2014

Guru Kelas Peneliti

Jumriati Sannang,S.Pd Yenni Herman

NIP :19621201 198206 2 005 NIM :1247046346

Kepala SDN 1 Enrekang

H.Arifin, S.Pd.,M.Si

NIP : 19610504 198303 1 022

e.

Lampiran 3

MATERI EVALUASI

KETERAMPILAN MEMBACA PUISI SIKLUS I

PUISI 1

Kelasku

Senangnya diriku

Disaat selesai membersihkan

Tampak indah di pandang oleh mata

Barisan kursi dan meja

Yang tersusun dengan lurus

Buku-buku yang tersusun dengan rapinya

Inilah kelasku

PUISI 2

Sakit Gigi

Aduh..............

Sakit gigiku sakit sekali

Kepalaku pusing

Telingaku berdenging

Aduh..................

Sakit gigiku sakit sekali

Lekaslah sembuh

Jangan lagi kambuh

PUISI 3

Aku Ingin Sepertimu

Setiap hari aku belajar

Engkau selalu mengajari aku

Engkau sabar menghadapi kami

Murid-muridmu yang kadang-kadang nakal

Sungguh mulia hatimu guruku

Aku ingin sepertimu guruku

Jika besar nanti

Aku akan menjadi guru

Aku akan menggantikanmu

PUISI 4

Sampah

Begitu menggunung aku melihat kau berada

Baumu menyengat begitu terasa

Muntah, dan muntah aku melihatmu

Memang engkau tidak salah

Memang engkaulah yang benar

Engkau bisa diolah, engkau bisa dirubah

PUISI 5

Ayo Membaca

Selembar kertas telah diberikan

Beberapa baris tulisan juga berada di dalamnya

Duhai anak yang malang

Kenapa engkau diam saja ?

Kenapa kertas itu hanya kau pandangi?

Sungguh banyak harapan terpendam

Ilmu maha luas telah tertuliskan

Namun sayang kau malas membaca

Duhai anak yang malang

Bangkitlah sekarang

Lampiran 4

MATERI EVALUASI

KETERAMPILAN MEMBACA PUISI SIKLUS II

PUISI I

Hidup Mandiri

Setiap hari aku bangun pagi

Tak lupa aku membersihkan diri

Mandi dan gosok gigi

Aku ingin belajar mandiri

Tidak merepotkan ibu lagi

Belajar untuk bisa mengerti

Dan bisa menghargai

PUISI 2

Doa

Ya Tuhan………..

Kupanjatkan doa ku untukMu

Memohon ampun atas semua salahku

Dosa Ibu Bapakku

Dosa Guru-guruku

Dan dosa teman-temanku

Ya Tuhan

Kabulkanlah doa ku

PUISI 3

Negeriku

Tanah air ku

Tanah yang subur

Negeri yang makmur

Kini negeriku telah bebas

Bebas dari para penjajah

Merdeka untuk negerikuNegri yang selalu akan aku cintai

PUISI 4

Sahabat

Setiap hari selalu bersama

Bermain bersama

Belajar pun bersama

Aku senang jika kau ada

Aku inggin kamu selalu ada

Terimakasih sahabat

Terimakasih untuk semua

Semua kegembiraan ini

PUISI 5

Ibu

Engkau membesarkanku

Engkau merawatku

Dan engkau mendidikku

Jasamu takkan ku lupa

Ibu……

Aku bangga menjadi anakmu

Aku akan berbakti kepadamu

Terimakasih Ibu

Lampiran 2

Daftar Nilai Hasil Belajar Murid Siklus I

NO

Nama / NIS

Nomor Soal dan Bobot

Skor = Total Bobot

Taraf Keberhasilan

1

2

3

4

5

1

1201200510

2

1201200511

3

1201200512

4

1201200513

5

1201200514

6

1201200515

7

1201200516

8

1201200517

9

1201200518

10

1201200519

11

1201200520

12

1201200521

13

1201200522

14

1201200523

15

1201200524

16

1201200525

17

1201200526

18

1201200527

19

1201200528

20

1201200529

21

1201200530

22

1201200531

23

1201200532

24

1201200533

25

1201200534

26

1201200535

27

1201200536

28

1201200537

Jumlah skor siswa

Rata-rata nilai hasil belajar siswa

Rekapitulasi:

Standar KKM

Jumlah Siswa

Persentase taraf keberhasilan

Siswa yang tuntas (nilai 70 ke atas)

Kualifikasi ketuntasan belajar

(rentang ….%-…..% tabel keberhasilan hal. 25)

Siswa yang tidak tuntas (nilai di bawah 70)

Lampiran 3:

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No

Langkah

Metode Demonstrasi

Indikator

Hasil Pengamatan

Kategori

Ket

Ya

Tdk

B

C

K

1

Merencanakan demonstrasi

a. Membagi kelompok belajar secara heterogen

ü vv

b. Menjelaskan kegiatan yang akan didemonstrasikan

c. Memberikan kesempatan siswa bertanya dan menanggapi

2

Memberikan petunjuk/informasi tugas yang akan dilaksanakan dalam demonstrasi

a. Menjelaskan materi tentang membaca puisi

b. Memperlihatkan model pembacaan puisi

c. Memberi kesempatan murid untuk bertanya tentang materi yang kurang dimengerti

3

Melaksanakan Demonstrasi

a. Memberi kesempatan murid untuk membacakan puisi di depan kelas

b. Mengunjungi kelompok untuk memberikan bimbingan dalam pembacaan puisi

c. Mengarahkan siswa tuntas untuk menjadi tutor bagi temannya

4

Mengerjakan dan mengumpul-kan LKS

a. Mengawasi diskusi interen kelompok

b. Mengunjungi dan mendampingi kelompok untuk memberikan bimbingan

c. Mengarahkan siswa tuntas untuk menjadi tutor bagi temannya

5

Menyimpul-kan

a. Meminta siswa membuat kesimpulan hasil demonstrasi

b. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

c. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya

6

Mendeskripsikan hasil kerja kelompok

a. Mengarahkan presentase/diskusi kelas

b. Mengarahkan siswa yang belum tuntas menjadi wakil kelompok dalam mendeskripsikan atau mendemonstrasikan puisi di depan kelas

c. Mengarahkan kelompok lain memberikan tanggapan

7

Evaluasi/tes

a. Menyampaikan kesimpulan dari materi

b. Mengajak siswa untuk menyimpulkan

c. Memberikan tes evaluasi hasil belajar

Jumlah langkah yang dilaksanakan guru dengan Baik/Cukup

2 Langkah

Taraf keberhasilan aktivitas guru

33 %

Kualifikasi aktivitas guru berdasarkan tabel keberhasilan (rentang 0 % - 45%)

Kurang

Rubrik pengkategorian pelaksanaan langkah eksperimen oleh guru

Baik (B) = apabila guru melaksanakan 3 indikator

Cukup (C) = apabila guru melaksanakan 2 indikator

Kurang (K) = apabila guru melaksanakan 1 indikator

Pengkualifikasian dengan menggunakan tabel keberhasilan

Pengamat,

NIP. Jumriati Sannang, S.Pd

Lampiran 4:

Nilai Keterampilan Membaca Puisi Siklus I

No

Nama Siswa

Aspek yang dinilai

Suara

0-25

Ekspresi

0-25

Penampilan

0-25

Penguasaan

0-25

Skor Total

100

1.

M1

2.

M2

3.

M3

4.

M4

5.

M5

6.

M6

7.

M7

8.

M8

9.

M9

10.

M10

11.

M11

12.

M12

13

M13

14

M14

15

M15

16

M16

17

M17

18

M18

19

M19

20

M20

21

M21

22

M22

23

M23

24

M24

25

M25

26

M26

27

M27

28

M28

Jumlah

Rata-rata kelas

% ketuntasan belajar

Lampiran 5

Nilai Keterampilan Membaca Puisi Siklus II

No

Nama Siswa

Aspek yang dinilai

Suara

0-25

Ekspresi

0-25

Penampilan

0-25

Penguasaan

0-25

Skor Total

100

1.

M1

2.

M2

3.

M3

4.

M4

5.

M5

6.

M6

7.

M7

8.

M8

9.

M9

10.

M10

11.

M11

12.

M12

13

M13

14

M14

15

M15

16

M16

17

M17

18

M18

19

M19

20

M20

21

M21

22

M22

23

M23

24

M24

25

M25

26

M26

27

M27

28

M28

Jumlah

Rata-rata kelas

% ketuntasan belajar

Lampiran 6

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR MEMBACA PUISI MURID

NO

NAMA SISWA

PEROLEHAN NILAI

SIKLUS I

SIKLUS II

RATA-RATA

1.

M1

2.

M2

3.

M3

4.

M4

5.

M5

6.

M6

7.

M7

8.

M8

9.

M9

10.

M10

11.

M11

12.

M12

13

M13

14

M14

15

M15

16

M16

17

M17

18

M18

19

M19

20

M20

21

M21

22

M22

23

M23

24

M24

25

M25

26

M26

27

M27

28

M28

Jumlah

Nilai Rata-Rata

Lampiran 7

DAFTAR HASIL KETUNTASAN BELAJAR MEMBACA PUISI MURID

No

Nama Siswa

KETUNTASAN HASIL BELAJAR

SIKLUS I

TUNTAS

TIDAK

SIKLUS II

TUNTAS

TIDAK

TUNTAS

TUNTAS

1.

M1

2.

M2

3.

M3

4.

M4

5.

M5

6.

M6

7.

M7

8.

M8

9.

M9

10.

M10

11.

M11

12.

M12

13

M13

14

M14

15

M15

16

M16

17

M17

18

M18

19

M19

20

M20

21

M21

22

M22

23

M23

24

M24

25

M25

26

M26

27

M27

28

M28

Jumlah

Ketuntasan

No

NISN

Aspek-aspek yang diamati

Nilai

1

2

3

4

5

6

7

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

1

1201200510

2

1201200511

3

1201200512

4

1201200513

5

1201200514

6

1201200515

7

1201200516

8

1201200517

9

1201200518

10

1201200519

11

1201200520

12

1201200521

13

1201200522

14

1201200523

15

1201200524

16

1201200525

17

1201200526

18

1201200527

19

1201200528

20

1201200529

21

1201200530

22

1201200531

23

1201200532

24

1201200533

25

1201200534

26

1201200535

27

1201200536

28

1201200537

29

Nilai rata-rata tiap siswa

Taraf keberhasilan aktivitas siswa

Kualifikasi sesuai tabel keberhasilan hal. 31 (….%-….%)

Keterangan:

1. Pelafalan 4. Kelancaran 7. Variasi Pandangan

2. Penghayatan 5. Mimik

3. Penampilan 6. Kenyaringan suara

Petunjuk tabel:

Hal-hal yang diamati (langkah-langkah metode Demonstrasi)

1. Menyimak persiapan dan penjelasan tentang Puisi

2. Menyimak petunjuk/informasi tugas yang akan dilaksanakan dalam demonstrasi

3. Melaksanakan Demonstrasi

4. Menyimpulkan

5. Mendeskripsikan hasil kerja kelompok

6. Melaksanakan evaluasi/tes

Rubrik penilaian aktivitas pada tiap langkah metode demonstrasi:

Baik (B) = apabila siswa merespon 3 indikator observasi guru, nilai aktivitas = 3

Cukup (C) = apabila siswa merespon 2 indikator observasi guru, nilai aktivitas = 2

Kurang (K) =apabila siswa merespon 1 indikator observasi guru, nilai aktivitas =1

Nilai aktivitas tertinggi = 3 x 7 aspek = 21

Taraf keberhasilan= (jumlah nilai/nilai tertinggi)x100%

Pengamat,

NIP.

MATERI EVALUASI

KETERAMPILAN MEMBACA PUISI

PUISI 1

Kelasku

Senangnya diriku

Disaat selesai membersihkan

Tampak indah di pandang oleh mata

Barisan kursi dan meja

Yang tersusun dengan lurus

Buku-buku yang tersusun dengan rapinya

Dan dengan bangganya

Disaat aku menatap dua foto

Yang tampak gagah dan berwibawa

Dialah kebangaan negeri ini

Dia adalah bapak presiden dan wakilnya

PUISI 2

Sakit Gigi

Aduh..............

Sakit gigiku sakit sekali

Kepalaku pusing

Telingaku berdenging

Aduh..................

Sakit gigiku sakit sekali

Lekaslah sembuh

Jangan lagi kambuh

PUISI 3

Aku Ingin Sepertimu

Setiap hari aku belajar

Banyak ilmu yang kudapat

Engkau selalu mengajari aku

Engkau sabar menghadapi kami

Murid-muridmu yang kadang-kadang nakal

Sungguh mulia hatimu guruku

Tugasmu mendidik murid-muridmu

Tidak kenal lelah

Aku ingin sepertimu guruku

Jika besar nanti

Aku akan menjadi guru

Aku akan menggantikanmu

PUISI 4

Sampah

Begitu menggunung aku melihat kau berada

Baumu menyengat begitu terasa

Muntah, dan muntah aku melihatmu

Kenapa kondisimu bisa seperti itu ?

Memang engkau tidak salah

Memang engkaulah yang benar

Engkau bisa diolah, engkau bisa dirubah

Wujudmu memang sampah dan manusialah yang salah

Kau sering di lempar begitu saja

Tanpa dipikirkan, tanpa dihiraukan

Karena manusia senang bertindak tanpa memikirkan dampaknya

PUISI 5

Ayo Membaca

Selembar kertas telah diberikan

Beberapa baris tulisan juga berada di dalamnya

Duhai anak yang malang

Kenapa engkau diam saja ?

Kenapa kertas itu hanya kau pandangi?

Sungguh banyak harapan terpendam

Ilmu maha luas telah tertuliskan

Namun sayang kau malas membaca

Duhai anak yang malang

Bangkitlah sekarang

Wawasan luas telah menantimu

Lawanlah rasa malasmu

untuk mencapai impianmu

Rubrik Penilaian Keterampilan Membaca Puisi

No.

Aspek

Skor

Deskripsi

1

Suara

25

lafal dan ucapan jelas, serta intonasi dapat dipahami

2

Ekspresi

25

gaya atau gerakan dan mimik muka sesuai dengan puisi yang di bawakan

3

Penampilan

25

percaya diri, santun dan tidak gugup pada saat membacakan puisi

4

Penguasaan

25

Pemahaman dan Penghayatan pada saat membacakan puisi

(Sumber: Sunarjo (2009) yang disesuaikan dengan penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti)

Dengan interval penilaian sebagai berikut:

21-25 = Sangat Baik (SB)

16-20 = Baik (B)

11-15 = Cukup (C)

6-10 = Kurang (K)

0-5 = Sangat kurang (SK)

Indikator Rubrik Penialain

1. Suara = lafal dan ucapan jelas, serta intonasi dapat dipahami

21-25 = Apabila lafal dan ucapan jelas, serta intonasi dapat dipahami

16-20 = Apabila lafal dan ucapan jelas, dan intonasi tidak dapat dipahami

11-15 = Apabila lafal jelas dan ucapan tidak jelas, dan intonasi dapat dipahami

6-10 = Apabila lafal dan ucapan tidak jelas, intonasi dapat dipahami

0-5 = Apabila lafal dan ucapan tidak jelas, intonasi tidak dipahami

2. Ekspresi = gaya atau gerakan dan mimik muka sesuai dengan puisi yang di bawakan

21-25 = Apabila gaya atau gerakan dan mimik muka sesuai dengan puisi yang di bawakan

16-20 = Apabila gaya atau gerakan sesuai dan mimik muka tidak sesuai dengan puisi yang di bawakan

11-15 = Apabila gaya atau gerakan tidak sesuai dengan puisi yang di bawakan dan mimik muka sesuai dengan puisi yangdi bawakan

6-10 = Apabila gaya atau gerakan tidak sesuai dan mimik muka sesuai dengan puisi yang di bawakan

0-5 = Apabila gaya atau gerakan dan mimik muka tidak sesuai dengan puisi yang di bawakan

3. Penampilan = percaya diri, santun dan tidak gugup pada saat membacakan puisi

21-25 = Apabila percaya diri, santun dan tidak gugup pada saat membacakan

16-20 = Apabila percaya diri, santun dan gugup pada saat membacakan puisi

11-15 = Apabila tidak percaya diri dan santun pada saat membacakan puisi

6-10 = Apabila tidak percaya diri dan tidak santun, serta tidak gugup pada saat membacakan puisi

0-5 = Apabila tidak percaya diri dan tidak santun, serta gugup pada saat membacakan puisi

4. Penguasaan = memahami dan menghayati puisi pada saat dibacakan

21-25 = Apabila memahami dan menghayati puisi pada saat dibacakan

16-20 = Apabila kurang memahami dan menghayati puisi yang dibacakan

11-15 = Apabila tidak memahami puisi yang dibacakan, namun menghayati puisi yang dibacakan

6-10 = Apabila tidak memahami puisi yang dibacakan

0-5 = Apabila tidak memahami dan menghayati puisi yang dibacakan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

isi PTK nya ringkas sekali...... boleh di donlod ga ?

26 Mar
Balas

Mantap di lanjutkan

23 Mar
Balas

Makasih pak suparman atas supportnya,,,smg kita bisa salimg berbagi ya pak...

23 Mar
Balas

Pagi,,,, salam dari kediri.. Btw PTKnya bagus.. bisa buat referensi

23 Mar
Balas

Thanks...salam kenal juga semoga kita bisa saling share ya...

23 Mar

Super Bu... Jangan direm...kasi plong saja ...~!!!

27 Mar
Balas



search

New Post