Yenni Herman,S.Pd

Yenni Herman lahir di Ujung Pandang ( Makassar) provinsi Sulawesi Selatan,pada 2 september 1975.Menikah dengan Drs.Muh.Yusrifai Yunus,M.Si pada tanggal 07 Novem...

Selengkapnya
Navigasi Web
PENERAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN CIRI-CIRI TUMBUHAN ATAU BINATANG PADA SISWA LAMBAT BELAJAR DI KELAS II SDN 1 ENREKANG

PENERAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN CIRI-CIRI TUMBUHAN ATAU BINATANG PADA SISWA LAMBAT BELAJAR DI KELAS II SDN 1 ENREKANG

PENERAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEDERHANA

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN

CIRI-CIRI TUMBUHAN ATAU BINATANG

PADA SISWA LAMBAT BELAJAR DI KELAS II SDN 1 ENREKANG

OLEH :

YENNI HERMAN, S.Pd.

NIP. 19750902 200801 2 009

SEKOLAH DASAR NEGERI 1 ENREKANG

KECAMATAN ENREKANG

KABUPATEN ENREKANG

PROPINSI SULAWESI SELATAN

2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Best Practices dengan judul “Penerapan Permainan Monopoli Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Mendeskripsikan Ciri-Ciri Tumbuhan atau Binatang pada Siswa Lambat Belajar di Kelas II SDN 1 Enrekang”.

Makalah ini berisi deskripsi mengenai penerapan metode permainan yang diberi nama ”Monopoli Sederhana” dalam proses pembelajaran tematik sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa Lambat Belajar.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih terdapat berbagai kelemahanan, baik dari segi isi maupun penggunaan kebahasaannya, sehingga masih begitu jauh dari kesempurnaan.

Akhirnya, apapun yang penulis sajikan dalam makalah sederhana ini, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi siapa saja yang berkepentingan.

Semoga Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan petunjuk yang terbaik bagi kita semua. Aamiin.

Enrekang, 28 Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................1

B. Permasalahan ...................................................................5

C. Strategi Pemecahan Masalah ...........................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah................8

B. Hasil yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih....................9

C. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi yang Dipilih 11

D. Faktor-faktor Pendukung....................................................... 11

E. Alternatif Pengembangan ...................................................... 12

BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL

A. Simpulan .............................................................................. 13

B. Rekomendasi Operasional.................................................... 14

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama-sama teman seusianya (Sapon-Shevin dalam O’Neil,1994). Mengacu pada definisi tersebut, pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya.

Secara yuridis formal, pendidikan inklusif di Indonesia juga memiliki landasan hukum yang kuat. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal. 5 dinyatakan sebagai berikut.

Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu’. Ayat (2): Warganegara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Ayat (3) ‘Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus’. Ayat (4) ‘Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

Sejalan dengan Pasal 5 di atas, dalam Pasal 11 ayat (1) dan (2) juga dinyatakan bahwa ‘Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi’.

Selain itu, pasal 3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 tahun 2009 menyatakan bahwa :

Setiap siswa yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mengikuti pendidikan secara inklusif pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Berdasarkan landasan-landasan hukum yang dinyatakan di atas, jelas bahwa penyelenggaraan pendidikan inklusif pada dasarnya harus dapat memfasilitasi siswa yang berkebutuhan khusus, seperti lambat belajar untuk dapat memperoleh pengalaman belajar yang bermakna bersama-sama dengan siswa lain yang normal tanpa adanya diskriminasi.

Implikasi dari landasan hukum tersebut, penyelenggaraan pendidikan inklusif dalam wujud sekolah inklusif menuntut pihak sekolah untuk melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana-prasarana, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa. Sehingga, melalui pendidikan inklusi, siswa yang berkebutuhan khusus memiliki kesempatan yang sama dengan siswa lain yang normal untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dilandasi oleh suatu kenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak tidak normal (berkebutuhan khusus) yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas sosial. Sebagaimana asumsi yang diungkapkan dalam Teori Piaget bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun perkembangan itu berlangsung pada kecepatan berbeda.

Bertitik tolak dari hal itu, penyelenggaraan pendidikan inklusif dalam wujud sekolah inklusif baik secara langsung maupun tidak langsung menuntut guru untuk mampu mengemas setiap proses pembelajaran sedemikian rupa agar sesuai dengan prinsip PAIKEM dan dapat mengakomodasi pemenuhan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus yang ada di kelas tersebut. Karena, apabila pembelajaran yang dilakukan hanya sebatas mentransfer ilmu pengetahuan, siswa yang berkebutuhan khusus tidak dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Hal itu juga dialami dalam kegiatan pembelajaran di kelas II SDN 1 E.nrekang . Ketika proses pembelajaran dilaksanakan secara konvensional, hasil belajar siswa berkebutuhan khusus masih jauh dari KKM yang ditentukan. Sebagai dasar pengembangan proses pembelajaran, berikut akan dipaparkan proses pembelajaran sebelum diterapkannya tindakan perbaikan yang difokuskan pada siswa berkebutuhan khusus. Siswa berkebutuhan khusus yang terdapat di kelas II SDN 1 Enrekang termasuk pada kategori lambat belajar (slow learner). Menurut John David (2009 : 68) :

Istilah lambat belajar (Slow Learner) seringkali dipakai untuk seorang anak yang tidak dapat belajar dengan baik di sekolah. Anak yang termasuk Slow Learner ditandai dengan skor IQ yang rendah dan memiliki ketidakstabilan emosional.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap pembelajaran tematik di kelas II SDN 1 Enrekang pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2016 yang memuat mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Penjasorkes dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa lambat belajar masih belum mencapai target yang ditentukan. Siswa tersebut mendapat nilai paling rendah diantara teman-temannya, yaitu 33, sedangkan KKM yang harus dicapai adalah 65. Secara lebih lengkap, data mengenai perolehan nilai kemampuan berbicara siswa Lambat Setelah diidentifikasi, diketahui bahwa ketidaktercapaian target hasil belajar tersebut dikarenakan proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang menyentuh sisi kebutuhan khusus siswa yang bersangkutan. Siswa tersebut motivasi belajarnya tergolong sangat kurang. Dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, siswa tersebut pasif dan tidak mau berpartisipasi. Siswa kurang berani untuk tampil di depan teman-temannya. Kemudian, dia tidak pernah mau bertanya atau mengajukan pendapat ketika proses pembelajaran berlangsung. Sehingga hal itu berdampak pada rendahnya kemampuan berbicara siswa, khususnya pada materi pokok mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan atau binatang secara lisan.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut juga disebabkan oleh proses pembelajaran yang bersifat konvensional, yaitu pembelajaran masih bersifat teacher centered. Metode pembelajaran didominasi oleh metode ceramah dan kurang melibatkan keaktifan siswa.

Mengacu pada permasalahan-permasalahan di atas, maka diperlukan adanya suatu alternatif pemecahan masalah yang dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar seluruh siswa terutama siswa lambat belajar dapat lebih meningkat dari sebelumnya. Sebagai salah satu solusi yang dapat dilakukan berkaitan dengan permasalahan di atas adalah dengan menerapkan suatu metode pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa dan dapat memfasilitasi siswa lambat belajar untuk lebih aktif dan termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya, terutama kemampuan berbicara yang dijadikan sebagai fokus kajian. Metode yang akan diterapkan yaitu metode bermain dengan jenis permainan “Monopoli Sederhana”.

Dengan demikian, penulis mendokumentasikan deskripsi praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan sebagai upaya pengembangan pembelajaran dalam setting pendidikan inklusif untuk meningkatkan kemampuan siswa lambat belajar dalam sebuah Best Practices yang berjudul “Penerapan Permainan Monopoli Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Mendeskripsikan Ciri-Ciri Tumbuhan atau Binatang pada Siswa Lambat belajar di Kelas II SDN 1 Enrekang”.

B. Permasalahan

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan terhadap pembelajaran di kelas II yang difokuskan pada siswa lambat belajar, diperoleh temuan-temuan permasalahan sebagai berikut.

1. Aktivitas Siswa

a. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b. Siswa kurang konsentrasi terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.

c. Siswa kurang mendapatkan stimulus yang menarik untuk membangkitkan motivasi belajarnya.

d. Siswa kurang menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dalam kegiatan pembelajaran.

e. Siswa kurang memiliki keberanian untuk tampil di depan teman-temannya.

2. Kinerja Guru

a. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran.

b. Guru kurang melibatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

c. Penggunaan media pembelajaran masih kurang optimal.

d. Upaya untuk membangkitkan motivasi belajar siswa masih kurang.

C. Strategi Pemecahan Masalah

Mengacu pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran siswa lambat belajar yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, penulis memilih suatu alternatif pemecahan masalah yang dianggap dapat mengatasi permasalahan dengan hasil yang baik yaitu dengan menerapkan metode permainan “Monopoli Sederhana”.

Permainan “Monopoli Sederhana” ini merupakan penyederhanaan dari permainan monopoli yang sudah dikenal pada umumnya. Adapun prosedur permainan Monopoli Sederhana ini adalah sebagai berikut.

a. Siswa dikondisikan ke dalam 3 kelompok yang terdiri dari 10 orang setiap kelompoknya.

b. Siswa dari setiap kelompok secara bergantian mendapat giliran bermain.

c. Siswa yang mendapat giliran harus melempar dadu terlebih dahulu untuk mengetahui banyaknya lompatan yang harus dilakukan pada petak-petak yang telah disediakan.

d. Siswa mengambil kartu yang berisi soal sesuai dengan warna petak tempat mereka berhenti melompat.

e. Siswa mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan/ binatang yang terdapat pada kartu yang mereka ambil.

f. Demikian seterusnya, sampai semua anggota mendapat giliran, dan kelompok yang paling cepat mencapai petak juara, maka kelompok itulah yang menjadi pemenangnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Metode permainan “Monopoli Sederhana” ini dipilih sebagai strategi pemecahan masalah dengan dasar pertimbangan bahwa pada hakikatnya dunia anak-anak adalah bermain. Bermain merupakan satu kegiatan yang sangat disukai anak bahkan orang dewasa. Dengan bermain akan dapat menumbuhkan kreativitas siswa.

Bermain juga bisa digunakan sebagai media untuk mengeksplorasi keinginan dan cita-cita yang diidam-idamkan anak. Bermain dapat digunakan sebagai wahana untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Bermain dapat menimbulkan semangat dan motivasi.

Dalam pembelajaran di sekolah dasar yang dihadapi guru adalah anak-anak dengan berbagai karakter dan keinginan yang selalu ingin bermain. Minat anak terhadap segala bentuk permainan sangat tinggi.

Selain dasar pertimbangan di atas, penerapan metode permainan dalam pembelajaran juga sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia sekolah dasar yang sangat erat dengan benda-benda konkrit di sekitarnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Piaget bahwasannya anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkrit, yang mana pada tahap ini mereka akan lebih mudah memahami suatu konsep melalui penggunaan benda-benda konkrit yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Berdasarkan pada pertimbangan di atas, penulis yakin bahwa dengan diterapkannya permainan Monopoli Sederhana dalam pembelajaran mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan atau binatang, siswa Lambat belajar dapat lebih termotivasi untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga, kemampuan siswa tersebut dalam mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan atau binatang dapat mengalami peningkatan dari pembelajaran sebelumnya.

B. Hasil yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih

Penerapan strategi yang dipilih, yaitu permainan “Monopoli Sederhana” dilakukan dalam pembelajaran tematik yang memadukan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Penjasorkes. Pembelajaran tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 26 April 2016 Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa yang lebih difokuskan pada siswa lambat belajar sebagai sasaran utama penerapan strategi yang dipilih. Untuk lebih jelas, berikut ini akan dipaparkan secara rinci proses pembelajaran yang dilaksanakan beserta hasilnya.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran diawali dengan kegiatan appersepsi yang dilakukan dengan mengajak seluruh siswa bernyanyi bersama lagu yang berjudul “Orang Berjalan” sambil memeragakan gerakannya. Pada saat bernyanyi, tampak siswa lambat belajar ikut bernyanyi dan memeragakan gerakan. Dari hal itu dapat diketahui bahwa siswa tersebut sudah mulai menunjukkan suatu perkembangan yang baik, karena pada waktu-waktu sebelumnya dia tidak pernah mau berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Selanjutnya, memasuki kegiatan inti siswa dikondisikan ke dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 10 orang untuk melakukan permainan sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan. Setelah guru menjelaskan aturan permainan yang harus dijalankan, permainan pun dimulai. Semua siswa tampak semangat dan bermain dengan gembira, begitupun dengan siswa lambat belajar. Siswa tersebut mulai termotivasi untuk ikut serta dalam permainan itu. Namun, ketika tiba gilirannya, dia masih terlihat ragu untuk tampil ke depan, karena tidak terbiasa. Melihat kondisi seperti itu, teman-temannya yang lain memberinya semangat agar siswa tersebut berani dan mau tampil ke depan. Akhirnya, dia beranjak dari tempat duduknya dan mau ke depan dengan ditemani oleh seorang temannya. Walaupun belum berani tampil sendiri, perubahan yang baik sudah terjadi pada siswa tersebut.

Ketika melakukan permainan, tampak keceriaan di wajah siswa tersebut. Dia melemparkan dadu dengan semangat dan dia mampu melakukan gerakan melompat pada petak-petak monopoli sederhana yang disediakan. Setelah itu, dia mengambil kartu soal pada kotak yang telah disediakan. Dengan bimbingan guru, dia mampu menyebutkan 3 ciri dari tumbuhan yang ada pada gambar.

Dari segi kelancaran dalam menyebutkan ciri-ciri binatang, siswa tersebut sudah lebih lancar dari sebelumnya, intonasinya pun sudah lebih nyaring. Namun, dalam penggunaan bahasa, dia masih dominan menggunakan bahasa daerah.

Meskipun demikian, secara keseluruhan hasil yang diperoleh siswa lambat belajar sudah jauh lebih baik. Nilai yang diperoleh siswa meningkat 42% dari 33 menjadi 75, dan nilai tersebut di atas KKM, sehingga siswa dinyatakan tuntas. Perubahan yang terjadi pada aktivitas siswa tersebut sudah dapat membuktikan bahwa permainan “Monopoli Sederhana” ini cukup efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa, terutama siswa lambat belajar. Sehingga kemampuan siswa dalam mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan/ binatang pun mengalami peningkatan.

C. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi yang Dipilih

Pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan permainan “Monopoli Sederhana” telah menciptakan suatu perubahan positif, baik pada proses maupun hasil belajar siswa lambat belajar yang terdapat di kelas II SDN 1 Enrekang. Namun, tidak dapat dipungkiri adanya kendala-kendala yang dihadapi ketika proses pembelajaran berlangsung. Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut.

1. Ketika siswa yang lambat belajar melakukan permainan dibantu oleh siswa lain, ada saja siswa yang normal yang merasa diperlakukan secara tidak adil.

2. Dalam pelaksanaan permainan, siswa lambat belajar menghabiskan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan siswa yang normal, dan hal itu menimbulkan adanya protes dari beberapa siswa yang lain karena menunggu giliran terlalu lama.

3. Pelaksanakan pembelajaran melalui permainan memerlukan waktu yang lebih banyak dari pembelajaran yang biasa dilakukan.

D. Faktor-faktor Pendukung

Keberhasilan penerapan strategi yang dipilih dalam mengatasi permasalahan yang muncul, khususnya dalam meningkatkan kemampuan siswa lambat belajar, tentunya tidak lepas dari adanya faktor-faktor pendukung. Faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut.

1. Antusiasme siswa yang besar terhadap pembelajaran yang dilaksanakan melalui permainan.

2. Pemberian reward terhadap keberhasilan siswa, baik secara verbal maupun non-verbal.

3. Pengemasan pembelajaran yang dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa merasa enjoydan tidak terbebani seperti ketika pembelajaran dilakukan secara konvensional.

4. Kerja sama dan respon yang baik dari kepala sekolah dan dari guru-guru lain, terutama dari guru mata pelajaran Penjasorkes.

E. Alternatif Pengembangan

Berdasarkan pengalaman dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, agar hasil yang dicapai lebih optimal dan kendala yang dihadapi dapat lebih diminimalisir, untuk ke depannya dapat dilakukan pengembangan terhadap strategi yang telah diterapkan dengan alternatif sebagai berikut.

1. Memodifikasi permainan, misalnya dengan menambah jumlah petak monopoli dan mengubah aturan permainan menjadi sedikit lebih kompleks agar kemampuan berpikir siswa semakin berkembang.

2. Menggunakan permainan “Monopoli Sederhana” ini dalam pembelajaran yang lain, misalnya dalam mata pelajaran Matematika, yaitu dengan membubuhkan angka-angka pada petak-petak monopoli dan menambahkan soal-soal operasi hitung bilangan pada kartu soal yang disediakan.

BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang upaya meningkatkan kemampuan mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan atau binatang pada siswa lambat belajar di kelas II SDN 1 Enrekang dengan menerapkan permainan “Monopoli Sederhana” dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Melalui permainan “Monopoli Sederhana”, motivasi siswa lambat belajar untuk mengikuti proses pembelajaran menjadi lebih meningkat, sehingga siswa menjadi lebih aktif, berani tampil ke depan dan partisipatif dalam setiap tahapan kegiatan yang dilaksanakan.

2. Permainan dapat membuat suasana lingkungan belajar menjadi lebih menyenangkan, segar, hidup, bahagia, dan santai namun tetap memiliki suasana belajar yang kondusif. Hal itu menyebabkan siswa lambat belajar menjadi lebih mudah menyerap dan memahami materi pembelajaran yang disampaikan.

3. Melalui diterapkannya aturan dalam permainan “Monopoli Sederhana”, kondisi emosional siswa lambat belajar menjadi lebih terkendali. Sehingga, siswa bersangkutan yang tadinya mudah tersinggung dan cepat marah menjadi lebih tenang.

4. Dengan dikondisikannya siswa menjadi beberapa kelompok dalam permainan Monopoli Sederhana, semua siswa berbaur dan bekerja sama dengan baik, sehingga tidak terdapat kesenjangan anatara siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus.

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari pembelajaran dengan menerapkan permainan “Monopoli Sederhana” untuk perbaikan B. REKOMENDASI OPERASIONAL

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari diterapkannya permainan “Monopoli Sederhana” dalam pembelajaran di kelas inklusif, ternyata permainan tersebut telah memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap peningkatan motivasi belajar siswa lambat belajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan atau binatang. Dengan demikian, metode permainan tersebut seyogyanya dapat digunakan oleh guru-guru yang lain, terutama di sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

pembelajaran pada waktu yang akan datang adalah sebagai berikut.

1. Pendekatan dan bimbingan terhadap siswa Lambat belajar hendaknya dilakukan secara lebih intensif agar kebutuhan siswa dapat terpenuhi dengan baik, sehingga hasil belajar yang dicapai dapat lebih optimal.

2. Nilai-nilai kebersamaan harus senantiasa ditanamkan pada semua siswa dalam setiap pelaksanaan pembelajaran di kelas inklusif agar tidak ada diskriminasi antara siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus sesuai dengan salah satu dari empat pilar pendidikan yaitulearning to live together.

DAFTAR PUSTAKA

Smith, J. David. 2009. Inklusi Sekolah Ramah untuk Semua. Nuansa: Bandung.

Nur’aini Umri dan Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas II. Depdiknas : Pusat Perbukuan.

http://ycaitasikmalaya46111.wordpress.com/2013/01/11/landasan-pendidikan-inklusif/ [diunduh5/6/2014]

http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus [diunduh 5/6/2014]

http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/permainan-menjadikan-suasana-pembelajaran- kondusif/ [ diunduh 5/6/2014]

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif [diunduh 5/6/2014]

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2295385-contoh-kerangka-penulisan-best-practices/ [diunduh 5/6/2014]

Sunanto,J. 2002. Mengharap Pendidikan Inklusif-Makalah. Bandung: Program Pascasarjana UPI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia ataumemanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupanbangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh.Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar danproses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara.

Fungsi pendidikan harus betul-betul diperhatikan dalam rangka mencapaitujuan pendidikan nasional sebab tujuan berfungsi sebagai pemberi arah yang jelasterhadap kegiatan penyelenggaraan pendidikan sehingga penyelenggaraan pendidikanharus diarahkan kepada :

1.Pendidikan diselenggarakan secara demokratis danberkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa,

2.Pendidikandiselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka danmultimakna,

3.Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan danpemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat,

4.Pendidikandiselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, sertamengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses maupun kegiatanpembelajaran,

5.Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budayamembaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat dan

6.Pendidikandiselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peranserta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber dayamanusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktorpenentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis makasetiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepadapeningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya. Guru sebagai tenagakependidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan,karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikanbimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Guru merupakansumber daya manusia yang menjadi perencana, pelaku dan penentu tercapainyatujuan pendidikan. Untuk itu dalam menunjang kegiatan guru, diperlukan iklim sekolahyang kondusif dan hubungan yang baik antar unsur-unsur yang ada di sekolah antaralain kepala sekolah, guru, tenaga administrasi dan siswa. Serta hubungan baik antarunsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid maupun masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, maka kinerja guru harus selalu ditingkatkanmengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber dayamanusia yang mampu bersaing di era global semakin ketat. Kinerja guru(performance) merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakantugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Upaya-upaya untukmeningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasidisamping cara-cara yang lain.

Guru hakekatnya adalah sebuah jabatan profesi yang dalam kiprahnyamembutuhkan suatu keahlian khusus dibidangnya, memiliki komitmen dan tanggungjawab moral dalam mengantar para peserta didik pada dunia kehidupan yang lebihdewasa dan berguna bagi semua, memiliki kecintaan, keikhlasan kepedulian padaprofesi yang diembannya. Menurut UU guru dan dosen no.14 tahun 2005 pasal 1 ayat1 dinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi pesertadidik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar danpendidikan menengah”.

Upaya pofesionalisme jabatan guru memang berkaitan eratdengan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa, artinyabahwa peningkatan hasil belajar siswa ditentukan oleh kualitas pembelajaran dankualitas guru atau profesionalisme guru.Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses komunikasitransaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa maupunantara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasitransaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dandisepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran. Selain itupembelajaran pada hakikatnya adalah proses sebab-akibat. Guru sebagai pengajarmerupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidaksemua perbuatan belajar siswa merupakan akibat guru yang mengajar. Oleh sebab itu,guru sebagai figur sentral, harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yangtepat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan siswa yang aktif, kreatif, danefisien.

Akan tetapi pada kenyataannya proses pembelajaran yang dilakukan oleh gurubelum maksimal sesuai apa yang diharapkan. Hal itu berdasarkan hasil penjajaganyang telah dilakukan oleh penulis dimana permasalahan yang muncul ataumengemuka ke permukaan antara lain : 1) Lemahnya pengelolaan, pengorganisasiandan pengembangan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, 2) Cara belajarsiswa masih bersifat klasikal dimana siswa masih sebatas mendengarkan dan melihatbahan ajar yang disampaikan guru, 3) Penyampaian bahan ajar yang dilakukan olehguru masih bersifat klasikal maupun verbalisme, 4) Keterbatasan kemampuan gurudalam mengaplikasikan bahan ajar melalui metode maupun media pembelajaran yangada dan 5) Minimnya pengetahuan guru dalam penggunaan metode maupun mediapembelajaran dalam penyampaian bahan ajar.

Selain dari permasalahan guru, berdasarkan hasil identifikasi dan pengamatanlangsung yang dilakukan oleh penulis di lapangan dimana penelitian yang penulislakukan juga bersumber dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa dilapangan (di sekolah). Adapun permasalahan yang muncul dari siswa antara lain :rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika jika dibandingkandengan hasil belajar mata pelajaran lain seperti IPA, IPS maupun bahasa Indonesia,rendahnya kreativitas siswa dalam proses berfikir serta orang tua pada umumnyakurang dapat merangsang maupun memotivasi siswa untuk giat dalam belajar hal itudisebabkan oleh tingkat pendidikan orang tua yang cukup rendah sehinggamenyebabkan rendahnya hasil belajar siswa tersebut. Sejalan dengan apa yang telahdipaparkan di atas berdasarkan temuan-temuan dilapangan, pada kenyataannyaesensi-esensi matematika memerlukan pola fikir maupun daya nalar yang cukuptinggi. Oleh karenanya banyak siswa Sekolah Dasar yang beranggapan bahwamatematika merupakan momok yang paling menakutkan bagi siswa dan bidang studiyang paling sulit untuk dipahami (dipelajari), hal tersebut didasarkan pula pada nilaihasil belajar (prestasi belajar) siswa SD, dimana pada umumnya jauh dari apa yangdiharapakan dan di bawah standar nilai minimal, jika dibandingkan dengan prestasibelajar bidang studi yang lain.

Dari paparan di atas memberikan sebuah gambaran yang cukup jelas bahwaselama ini para guru masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagaisumber belajar walaupun siswa sudah merasa sangat jenuh berada di dalam kelas.Guru lebih sering menyajikan pelajaran di dalam kelas walaupun materi yang disajikanberkaitan dengan lingkungan sekolah. Selain itu berdasarkan hasil penjajagan yangtelah dilakukan oleh penulis bahwa masalah yang terkait dengan kinerja gurudisekolah khususnya di SDN 166 Laburawung khususnya gugus IV pada matapelajaran matematika pada dasarnya bermuara pada lemahnya pengelolaan,pengorganisasian dan pengembangan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guruserta rendahnya hasil belajar siswa. Upaya peningkatan mutu pendidikanpersekolahan harus lebih dititikberatkan kepada peningkatan mutu sumber dayamanusia dalam hal ini adalah guru. Dalam konteks ini, program peningkatan mutukinerja guru sangat relevan dan sangat strategis, untuk mengembangkan kreativitassiswa sekaligus peningkatan hasil belajar siswa mengingat fungsi dan perannya

sebagai pengelola disatuan lembaga pendidikan di tingkat operasional.

Oleh karena itu melalui pemilihan guru berperstasi ini, saya selaku pelaku pendidikan mengangkat judul “Pengalaman Terbaik Menjadi Guru dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Sekolah”,

Jadi latar belakang saya ikut dalam pemilihan guru berprestasi adalah kesadaran selaku guru untuk bisa berperan dalam kemajuan pendidikan khususnya di lingkungan Unit Pelaksana Teknis Dikmudora Kecamatan Lalabata dan umumnya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bermodal berbagai pelatihan yang pernah saya ikuti dan juga kepercayaan sekolah kepada saya untuk mengikuti Pemilihan Guru Berprestasi tingkat Kecamatan Lalabata.

B. VISI, MISI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Guru merupakan cita-cita saya sejak duduk dibangku Sekolah Dasar (SD), saya menganggap menjadi seorang guru itu adalah pekerjaan yang hebat karena dari guru kita bisa memperoleh pengetahuan tentang sesuatu. Saya juga beranggapan bahwa profesi-profesi lain yang tak kalah hebat seperti menjadi seorang dokter, polisi, hakim, pengacara dan lain-lain semua beranjak dari jasa seorang guru.

Seperti kita ketahui bahwa tugas seorang guru itu tidaklah mudah, selain harus memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi juga mesti memiliki kemampuan yang handal dibidangnya. Menjadi pendobrak inovasi melalui berbagai media pembelajaran yang nantinya akan diterapkan kepada para peserta didik, tentunya pembelajaran yang fleksibel tidak terkesan kaku dan monoton.

Setiap orang pasti memiliki keinginan meniti puncak untuk berusaha lebih baik dalam pencapaian suatu hal, tentunya saya pun demikian. Untuk mencapai itu saya memiliki visi dan misi.

1. Visi

Visi saya sebagai seorang guru adalah “Mengabdi untuk Negeri, Menjadikan Siswa Berprestasi dan Berkarakter ”

- Mengabdi untuk Negeri artinya bekerja sekuat tenaga untuk kemajuan bangsa dan negara agar tidak di injak-injak oleh negara lain dengan mendidik anak dengan baik.

- Menjadikan Siswa Berprestasi. Berprestasi artinya hasil yang dicapai baik jadi saya akan bekerja sebaik-baiknya untuk kemajuan anak didik.

- Berkarakter artinya membentuk pribadi yang mempunyai sifat dan tingkah laku sesuai dengan norma, etika dan agama.

2. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut saya menentukan langkah dalam misi yang sesuai dengan kondisi dan potensi diri yang ada.

Misi saya sebagai seorang guru adalah :

1. Menciptakan iklim kerja yang kondusif

2. Melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan secara efektif

3. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah

4. Mengajarkan pendidikan budi pekerti dikaitkan dengan materi pelajaran yang sesuai

5. Menciptakan kedisiplinan bagi semua warga sekolah

6. Turut membantu program pemerintah dalam pembangunan melalui penyebaran informasi yang positif.

Berbagai pekerjaan akan lebih mudah dan menyenangkan apabila di dasari dengan keikhlasan hati, hal ini telah saya rasakan dan Alhamdulillah hasil yang diperoleh selalu baik dan tepat sasaran. Dalam melaksanakan tugas sebagai seorang guru tentunya diperlukan strategi dalam memberikan bentuk pengajaran supaya tidak terkesan bekerja seenaknya tanpa persiapan yang matang. Sebagai contoh dalam mempersiapkan penyusunan administrasi guru, pemilihan buku paket yang relevan dengan RPP dan Silabus.

Selaku pribadi yang pekerja keras selalu belum merasa puas dengan hasil yang dicapai, untuk itu saya selalu menanamkan kedisiplinan dalam segala hal dan ulet dalam menghadapi setiap pekerjaan. Saya kira hal ini merupakan hal yang mesti kita lakukan apabila ingin menghasilkan yang terbaik bagi setiap pekerjaan yang kita perbuat. Jujur dalam setiap tindakan merupakan hal yang prinsipil sehingga dari hasil pekerjaan yang kita lakukan akan selalu memberi berkah bagi diri sendiri dan tentunya akan mendapat kepercayaan dari orang lain, semua itu adalah perwujudan dari kerja keras yang telah dilakukan selama ini.

BAB II

DASAR-DASAR PENYELESAIAN MASALAH

(TINJAU VISI-MISI, TUJUAN, PROGRAM SEKOLAH

DAN PROGRAM PEMBELAJARAN)

A. VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

1. VISI

Berdasarkan visi Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng yaitu “ Terwujudnya Soppeng yang Lebih Maju, Berdaya Saing dan Religius ” serta mengacu pada visi Dinas Pendidikan Kabupaten Soppeng “Terwujudnya sistem pelayanan pendidikan yang terbuka, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka pemerataan dan mutu luaran semua jenjang dan jenis pendidikan yang berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi dilandasi iman dan taqwa.” , maka visi SDNegeri166 Laburawung Kecamatan Lalabata adalah :

TERWUJUDNYA SISTEM PELAYANAN YANG KUALITATIF,KOMPETITIF MELALUI PENDIDIKAN BUDAYA BANGSA YANG BERKARAKTER DILANDASI IMTAQ

2. Misi:

Untuk mencapai visi tersebut di atas maka dirumuskan beberapa misi sebagai berikut:

a. Mengoptimalisasi semua unsur sekolah serta berupaya melibatkan partisipasi masyarakat.

b. Meningkatkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien sehingga tercapai mutu luaran yang berkualitas.

c. Memperhatikan kesejahteraan pajak.

d. Menuntaskan wajib belajar 9 tahun

e. Meningkatkan olahraga dan seni

3. Tujuan

Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Dasar dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang ingin dicapai oleh SDN 166 Laburawungadalah sebagai berikut :

a. Tujuan Jangka pendek

Mengoptimalisasi semua unsur sekolah serta berupaya melibatkan unsur kegiatannya meliputi :

1) Meningkatkan hubungan antara kepala sekolah, guru dan murid.

2) Menjalin hubungan baik dengan orangtua murid dan masyarakat.

3) Menyedediakan fasilitas mengajar sesuai kebutuhan.

4) Meningkatkan hubungan dengan komite.

b. Tujuan Jangka Menengah

Peningkatan proses belajar mengajar yang efaktif dan efisien dengan kegiatan sebagai berikut:

1) Mengadakan bimbingan dan latihan kepada siswa.

2) Melakukan kompetensi prestasi/kreatifitas bagi siswa.

3) Pengadaan buku paket wajib/penunjang dan alat peraga.

4) Meningkatkan keterampilan siswa dengan kegiatan ekstrakurikuler.

c. Tujuan Jangka Panjang

Menuntaskan wajib belajar sembilan tahun dan peningkatan kesejahteraan guru.

B. PROGRAM SEKOLAH

Ø Program kerja pertama: Peningkatan Manajemen sekolah Sasaran :

• Memberikan Sosialisasi internal kepada guru-guru, Ketua Komite dan Tenaga Operator.

• Melaksanakan Visi, misi, dan tujuan sekolah yang melibatkan seluruh komponen sekolah.

• Melakukan koordinasi secara terus menerus kepada warga sekolah, komite dan pemerintah termasuk masyarakat sekitar.

•Pembagian tugas yang profesional dan porposional

• Melakukan evaluasi dan supervisi terhadap pelaksanaan program. Penanggungjawab : ( Kepala Sekolah )

Ø Program Kerja Kedua: Pengembangan kurikulum dan Sistem pengujian Sasaran:

•Sosialisasi internal kepada seluruh warga sekolah terhadap pengembangan kurikulumKTSP.

• Pengembangan dan penerapan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara berjenjang.

• Penyusunan dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)yang lengkap (peraturan dan kebijakan, penerapan kurikulum sekolah, prota, prosem, silabus, RPP, dan bahan ajar)

• Penyelenggaraan pengujian yang menggunakan semua aspek (kognitif, afektif, psikomotorik) dan berkesinambungan untuk setiap matapelajaran.

• Penambahan buku-buku yang bersifat umum untuk pepustakaan sekolah. Penanggung Jawab : ( Kepala Sekolah)

Ø Program ketiga: Pembinaan kesiswaan

Sasaran :

• Menciptakan siswa yang berkepribadian kuat, berakhlak, disiplin, bermotifasi belajar tinggi dan mempunyai semangat keunggulan.

• Peningkatan siswa yang berprestasi baik di bidang intrakurikuler maupun ekstra kurikuler. Penanggungjawab : (Kepala Sekolah)

Ø Program kerja keempat: Penambahan sarana dan parasarana

Sasaran :

• Pengadaan laboratorium

• Pengadaan/penambahan buku perpustakaan

• Penataan dan pengembangan sarana olahraga

• Rehab ruang kelas yang rusak

• Penataan kantin sekolah

Penanggungjawab : ( Kepala Sekolah )

C. PROGRAM PEMBELAJARAN

1Program pembelajaran adalah rancangan atau perencanaan satu unit atau kesatuan kegiatan yang berkesinambungan dalam proses pembelajaran, yang memiliki tujuan, dan melibatkan sekelompok orang (guru dan siswa) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang dimaksud adalah pencapaian hasil belajar yang berasal dari standar kompetensi. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, tentunya guru harusmempersiapkan perangkat yang harus dilaksanakan dalam merencanakan programpembelajaran. Berikut ini beberapa perangkat yang harus dipersiapkan dalam kegiatanpembelajaran, antara lain :

a) Membuat silabus pembelajaran

b) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

c) Membuat dan mempersiapkan media atau alat peraga pembelajaran

d) Membuat instrument test

e) Menguasai bahan pengajaran

f) Membuat format penilaian

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa ”Perencanaanproses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yangmemuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.

D. RANCANGAN PEMBELAJARAN

Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah salah satunya ditempuh dengan merancang pembelajaran yang inovatif, menyenangkan dan menarik bagi peserta didik.Oleh karena itu penulis menyusun beberapa rumusan rancangan pembelajaran sebagai berikut :

1) Identitas mata pelajaran

2) Standar kompetensi

3) Kompetensi dasar

4) Indikator

5) Tujuan pembelajaran

6) Materi ajar

7) Alokasi waktu

8) Metode pembelajaran

9) Kegiatan pembelajaran,yang meliputi:

(1) Pendahuluan

(2) Inti

Kegiatan ini dilakukan secarasistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

(3) Penutup

10) Penilaian hasil belajar

11) Sumber belajar

E. PRESTASI DAN PROGRAM PENDUKUNG DALAM PENGEMBANGAN PROFESI

1. Pendidikan dan Pelatihan

Saya sudah banyak mengikuti Pendidikan dan Pelatihan ( DIKLAT ) sejak 5 tahun terakhir. Salah satu diantaranya pada tanggal 17 s/d 22 November 2008 mengikuti pelatihan guru Matematika I MEQIP (Mathematic Education Quality Inprovmen Programme) gugus 4 wilayah IV lalabata tingkat kabupaten Soppeng.

Pada tanggal 15 s/d 19 Juli 2009 mengikuti Diklat KTSP Regional X Direktorat Pembinaan TK dan SD Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas di Hotel Singgasana Makassar.

NO

NAMA / JENIS DIKLAT

TEMPAT

WAKTU PELAKSANAAN

PENYELENGGARA

a.

ICT Tahap I

Watansoppeng

13 s/d 17 Januari 2010

(40 Jam)

Dinas Dikmudora

b.

Diklat Tim Pengembang Dan Validasi KTSP

Makassar

15 s.d 19 Juli 2010

(45 Jam)

Direktur Pembinaan TK/SD

c.

Implementasai KKG Meqip

Watansoppeng

1 Juli s.d 17 Oktober 2010

(216 Jam)

Dinas Dikmudora

NO

NAMA / JENIS DIKLAT

TEMPAT

WAKTU PELAKSANAAN

PENYELENGGARA

d.

Workshop Pemandu Mata Pelajaran

Watansoppeng

17 s.d 19 Nopember 2010

(32 Jam)

Dinas Dikmudora

e.

Pelatihan Peningkatan Mutu KKG

Watansoppeng

Juli 2010 s/d Juni 2011

(84 Jam)

Gugus 04 Wilayah IV

f.

Pelatihan Peningkatan Mutu KKG

Watansoppeng

Juli 2011 s/d Juni 2012

(84 Jam)

Gugus 04 Wilayah IV

g.

Pelatihan Peningkatan Mutu KKG

Watansoppeng

Juli 2012 s/d Juni 2013

(84 Jam)

Gugus 04 Wilayah IV

h.

Pelatihan Pakem

Watansoppeng

8-10 Januari 2014

(32 jam)

USAID Prioritas

i.

Pelatihan Instruktur Nasional Kur.2013

Makassar

9 s/d 15 Mei 2014

(72 Jam)

LPMP Prov Sul Sel

j.

Pelatihan Peningkatan Mutu KKG

Watansoppeng

Juli 2013 s/d Juni 2014

(84 Jam)

Gugus 04 Wilayah IV

k.

Pendidikan Perkoprasian

Watansoppeng

20 s.d 22 Februari 2015

(32 Jam)

KPRI Lamase-mase

2. Prestasi Akademik

Lomba Dan Karya Akademik

No.

Nama Lomba/Kejuaraan

Waktu Pelaksanaan

Tingkat

Penyelenggara

1)

Lomba Guru Berprestasi

22 Juni 2011

Kabupaten

Dikmudora

2)

Juara III Lomba Guru Berprestasi

Mei 2013

Kabupaten

Dikmudora

. Karya Pengembangan Profesi

- Karya Tulis

No.

Judul

Jenis *)

Penerbit

Tahun Terbit

1)

Ringkasan Materi Bahasa Indonesia

Ringkasan

Pribadi

2011

2)

Ringkasan Materi Matematika

Ringkasan

Pribadi

2011

3)

Ringkasan Materi IPA

Ringkasan

Pribadi

2011

4)

Ringkasan Materi IPS

Ringkasan

Pribadi

2011

- Penelitian

No.

Judul

Tahun

Sumber Dana

Status (Ketua/Anggota)

1)

Meningkatkan Pembelajaran Membaca Pemahaman Melalui Penggunaaan Pendekatan Proses Model Simulasi Kreatif Siswa Kelas V SDN 166 Laburawung Kab.Soppeng

2010

Pribadi

Ketua/penulis

2)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Tentang Menghargai Peranan Tokoh Pejuang Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Stad Kelas V SDN 166 Laburawung Kec.Lalabata Kabupaten Soppeng

2012

Pribadi

Ketua/Penulis

Peningkatan Pemahaman Konsep Pada Faktor Persekutuan Terbesar(FPB) Dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) di Kelas IV SDN 166 Laburawung Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng

2013

Pribadi

Ketua/Penulis

Pembimbingan Teman Sejawat

No.

Mata Pelajaran/

Bidang Studi

Instruktur/ Guru Inti/Tutor/ Pemandu

Tempat

1)

Matematika

Tutor Paket B

Kab. Soppeng

2)

Bahasa Indonesia

Pemandu

Kab. Soppeng

3)

Kelas 5

Instruktur Nasional Kurikulum 2013

Kab.Soppeng

F. Pembimbingan Siswa

Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki siswa, saya berusaha membimbing siswa untuk mengikuti lomba yang sesuai dengan bidang yang saya ampu yaitu seni budaya dan melalui ekstrakurikuler. Dari usaha tersebut saya mampu mengantarkan beberapa siswa sampai memperoleh hasil sebagai berikut:

NO

NAMA KEJUARAAN

TINGKAT

TEMPAT DAN WAKTU

a)

Juara I Olimpiade MIPA

Kecamatan

Watansoppeng,7 Desember 2009

b)

Juara I Olimpiade MIPA

Kabupaten

Watansoppeng, 3 Mei 2010

c)

Juara II Olimpiade MIPA

Provinsi

Makassar 2010

d)

Olimpiade MIPA Jalur B Tahap I

Makassar

1 Minggu

e)

Olimpiade Sains Nasional

Medan

1 Minggu

f)

Olimpiade Mipa Jalur B tahap II

Makassar

1 minggu

g)

Olimpiade Sains

Makassar

3 Hari

BAB III

LANGKAH-LANGKAH DALAM PELAKSANAAN

KUALITAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

A. RANCANGAN PEMBELAJARAN

Perencanaan proses pembelajaran meliputisilabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)yang memuat identitas mata pelajaran, standarkompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikatorpencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatanpembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Prosesdijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajarpeserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikanberkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaranberlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasipeserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagiprakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembanganfisik serta psikologis peserta didik.

Rancangan pembelajaran yang dimaksud pada bab II di atas masih berupa rumusan, maka pada bab ini penulis mencoba untuk menjabarkan rancangan pembelajaran tersebut.

a) Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,kelas, semester, program keahlian, mata pelajaran atautema pelajaran, jumlah pertemuan.

b) Standar kompetensi

Merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkanpenguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai padasetiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

c) Kompetensi dasar

Adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam matapelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatupelajaran.

d) Indikator

Adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkanketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian matapelajaran.

Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakankata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakuppengetahuan, sikap, dan keterampilan.

e) Tujuan pembelajaran

Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh pesertadidik sesuai dengan kompetensi dasar.

f) Materi ajar

Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalambentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g) Alokasi waktu

Ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

h) Metode pembelajaran

Digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaranagar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telahditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisipeserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yanghendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

i) Kegiatan pembelajaran :

(1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yangditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian pesertadidik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

(2) Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatanpembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, danperkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secarasistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

(3) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitaspembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan,penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.

j) Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan denganindikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

k) Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensidasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

B. APLIKASI RANCANGAN PEMBELAJARAN DI KELAS

Kegiatan Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses sebab-akibat. Guru sebagaipengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipuntidak semua perbuatan belajar siswa merupakan akibat guru yang mengajar. Olehsebab itu,guru sebagai figur sentral, harus mampu menetapkan strategi pembelajaranyang dapat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan siswa yang aktif, produktifdan efisien.

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses komunikasitransaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa maupunantara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima,dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam prosespembelajaran. Siswa sebagai peserta didik merupakan subjek utama dalam prosespembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan banyak tergantung kapada kesiapandan cara belajar yang dilakukan siswa. Cara belajar ini dapat dilakukan dalam bentukkelompok (klasikal) ataupun program (individual). Oleh karena itu, guru dalammengajar harus memperhatikan kesiapan, tingkat kematangan, dan cara belajar siswa.Tujuan pembelajaran merupakan rumusan prilaku yang telah ditetapkansebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yangtelah dilakukan. Menurut Bloom, dkk tujuan pembelajaran dapat dipilih menjadi tujuanyang kognitif (pengetahuan), efektif (sikap), psikomotorik (keterampilan). Derajatpencapaian tujuan pembelajaran ini merupakan indikator kualitas pencapaian tujuanhasil dan perbuatan belajar siswa.

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yangditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumberbelajar serta penggunaan metode maupun strategi pembelajaran. Semua tugastersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalampelaksanaannya menuntut kemampuan guru.

Selain dari itu pelaksanaan proses pembelajaran merupakan implementasi dariRPP. Pelaksanaan pembelajaran itu sendiri meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan intidan kegiatan penutup.

a) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru :

ü menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untukmengikuti proses pembelajaran.

ü mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkanpengetahuan sebelumnya dengan materi yang akandipelajari.

ü menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensidasar yang akan dicapai.

ü menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraiankegiatan sesuai silabus.

b) Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yangdilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasipeserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagiprakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembanganfisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didikdan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

Ï melibatkan peserta didik mencari informasi yangluas dan dalam tentang topik/tema materi yang akandipelajari dengan menerapkan prinsip alamtakambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.

Ï menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,media pembelajaran, dan sumber belajar lain

Ï memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didikserta antara peserta didik dengan guru, lingkungan,dan sumber belajar lainnya.

Ï melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Ï memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, ataulapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru :

Ï Membiasakan peserta didik membaca dan menulisyang beragam melalui tugas-tugas tertentu yangbermakna.

Ï Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasanbaru baik secara lisan maupun tertulis.

Ï Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasatakut.

Ï Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif can kolaboratif.

Ï Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkanprestasi belajar.

Ï Menfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasiyang dilakukan balk lisan maupun tertulis secaraindividual maupun kelompok.

Ï Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan variasi kerja individual maupunkelompok.

Ï Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.

Ï Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatanyang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diripeserta didik.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru :

Ï Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik.

Ï Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didikmelalui berbagai sumber.

Ï Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalamanbelajar yang telah dilakukan.

Ï Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalammencapai kompetensi dasar :

- berfungsi sebagai narasumber dan fasilitatordalam menjawab pertanyaan peserta didik yangmenghadapi kesulitan, dengan menggunakanbahasa yang baku dan benar.

- membantu menyelesaikan masalah.

- memberi acuan agar peserta didikdapatmelakukan pengecekan hasil eksplorasi.

- memberi informasi untuk bereksplorasi Iebih jauh;

- memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belumberpartisipasi aktif.

c) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

Ï Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuatrangkuman/simpulan pelajaran.

Ï Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudahdilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

Ï Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Ï Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, programpengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas balk tugas individualmaupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.

Ï Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuanberikutnya.

BAB IV

HASIL BELAJAR SISWA

A. Penilaian hasil belajar

“Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untukmengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaranyang telah dilakukan”, (Rusman, 2008 : 342).“Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untukmengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaranyang telah dilakukan” (Rusman, 2010 : 81). Penilaian (assessment) adalah penerapanberbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasitentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi(rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaikapa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilaikualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).

Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya penilaian hasil belajar adalahproses mengukur dan menilai terhadap suatu objek dengan menampilkan hubungansebab akibat diantara faktor yang mempengaruhi objek tersebut. Tujuan evaluasi(penilaian) adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam prosespembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input, transformasidan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siapmenjalani proses pembelajaran. Transformasi adalah segala unsur yang terkait denganproses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan belajar, metode pengajaran, saranapenunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkandari proses pembelajaran.

Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untukmengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar,memberikan umpan balik atau perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuankenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentangpenyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, sertaproses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusantentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukanserta keberadaan kurikukulum itu sendiri.

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasilbelajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma ataunorm-referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (PenilaianAcuan Kriteria atau criterion referenced assessment).

Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang dipakai. Padapenilaian yang mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian peserta didikdikaitkan dengan hasil penilaian seluruh peserta didik yang dinilai dengan alatpenilaian yang sama. Jadi hasil seluruh peserta didik digunakan sebagai acuan.

Sedangkan, penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan, interpretasi hasilpenilaian bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang peserta didik mencapaiatau menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan.

PENUTUP

Menyandang gelar sebagai guru berprestasi dan guru yang profesional adalah dambaan bagi semua guru sehingga pengembangan kompetensi guru wajib dilakukan setiap saat dimana dan kapan saja. Guru yang berkembang dalam bidang ilmu pengetahuan selalu melakukan hubungan baik dengan teman sejawat, siswa maupun masyarakat . Proses merencanakan, mengimplementasikan, evaluasi, tindak lanjut dan pelaporan serta pengembangan dalam proses kegiatan belajar mengajar selalu dilakukan agar mendapatkan hasil peserta didik sesuai dengan amanat pemerintah.Dimana berbagai prestasi yang telah dicapai sekolah baik dalam bidang akademik maupun seni dan olahraga merupakan suatu pengalaman terbaik menjadi guru buat penulis.Demikian uraian singkat tentang pengalaman terbaik menjadi guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, semoga dengan pemaparan dalam bentuk narasi ini dapat memotivasi baik untuk penulis, teman sejawat maupun para siswa.Semoga narasi ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat meningkatkan profesionalisme diri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post