Yenni Ernita Kusumawardhani

"Terus menulis karna mimpimu tak pernah mati" Guru Mapel Bahasa Indonesia MTs Negeri Kota Probolinggo. Lulusan Universitas Jember Jurusan Sastra ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gunung Sumbing Via Garung

Gunung Sumbing Via Garung

            Pagi ini, tak kusangka bisa sampai di tempat ini. Basecamp pendakian Gunung Sumbing Via Garung. Sudah lama, terngiang dalam jiwa, tersebut disetiap doa, agar bisa bersitatap meskipun tidak menetap dengan tempat ini. Pesona Gunung Sumbing ketika kubaca semua referensi, memasukkan sebanyak mungkin informasi, dan memantaskan diri untuk berdiri di sini. 

           Pukul 09.30 WIB setelah mengurus berkas pendaftaran, kami ber-15 memulai pendakian diawali naik ojek dengan posisi duduk di depan sopir melintasi jalan bebatuan dengan kecepatan tinggi serasa naik rollercoaster wajib dicoba bagi teman-teman yang ingin ke sana. Sampai di Pos 1 langsung treking ke Pos 2. Untungnya ini bulan November jadi lumayan tidak berdebu. Sudah kuperkirakan, kakiku akan berjalan cepat ketika menemui tanjakan dengan bantuan trekkingpool. Hehehe. Tapi akan melemah jika sudah perjalanan pulang atau bertemu dengan jalan menurun, terutama kaki kanan akan terasa pegal. Jam 12.30 sudah sampai di Pos 3 dan bersiap mendirikan tenda. Perjalanan naik kali ini Aku betul-betul tidak menghiraukan kiri kanan, fokus dengan treking supaya cepat sampai. Ketika tenda sudah jadi, langsung tidur benar-benar pulas karena semalam tidak istirahat menemani sopir takut dia ngantuk selama perjalanan dari Probolinggo-Wonosobo.

          Pukul 09.30 esok harinya, Minggu, 8 November 2020 Aku berdiri di puncak Rajawali Gunung Sumbing. Puas. Tiga puluh menit berada di puncak kami melanjutkan turun. Sudah kuduga, kakiku mulai bermasalah, berkali-kali terjatuh, memasang deker lutut, dan turun dengan susah payah. Untunglah dibantu teman-teman sampai di tenda jam 11.30. Segera istirahat, tidur. Ketika bangun, kaki kananku segera dipijat dan alhamdulillah agak mendingan. Jam 14.00 kabut turun, gerimis menipis dan inilah ketakutanku. Kabut dan gerimis. Segera kami packing, jam 15.30 kita turun. Perjalanan yang amat menyiksa karena kakiku tak kunjung mereda. Pukul 18.00 kami di Pos 1. Teman-teman yang kasihan melihatku langsung memesan ojek. Setelah lama menunggu, Aku langsung dievakuasi. Sebetulnya malu, tapi gimana lagi, kakiku tak mau bertahan. Pukul 19.20 Aku turun dari ojek sampai di bascamp kembali. Ketika kaki kananku menyentuh tanah lagi, semua sakit hilang serasa tak terjadi apa-apa. Gila memang!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post