MASKER RAPAT PERTAMA

Setelah tiga bulan lebih, akhirnya hari ini Aku berkesempatan rapat dinas pertama kalinya. Rapat ini diadakan oleh Kasi Pendma membahas tentang persiapan Matsama (Masa Taaruf Siswa Madrasah). Kehadiranku dirapat ini untuk menggantikan Bapak Kepala Madrasah karena beliau juga rapat lain diwaktu yang sama.

Menarik. Sebelum masuk di lingkungan kantor Kemenag, peserta wajib cuci tangan terlebih dahulu. Kemudian kami diarahkan menuju ke Aula 2, tempat rapat diadakan. Kulihat semua pegawai memakai masker. Aku menaiki tangga menuju lantai 2 tempat rapat diadakan. Ternyata banyak peserta rapat yang telah hadir. Akupun memilih kursi di depan, aku lebih suka duduk di depan supaya informasi dan materi rapat yang dibahas jelas terdengar dan meskipun usiaku sudah 42 tahun, Aku masih memakai kacamata minus. Sulit sekali melihat layar LCD bila Aku duduk di belakang. Kulihat satu per satu peserta rapat telah datang, kemudian Aku berdiri menyambut Bu Umi Kholisoh, Ibu pengawas di tempatku mengajar. Beliau tersenyum,

“Siapa ini? Tanya beliau sambil menyatukan tangan di dada memberi salam untuk menghindari salaman denganku.

“Bu Yenni, Bu,” jawabku mengangguk.

“Ya Allah ngapunten, Bu. Pakai masker jadi tidak hafal,” ujar beliau.

“Inggih Bu, mboten nopo-nopo,” jawabku mempersilakan beliau duduk.

Kejadian semacam ini tidak sekali kualami dalam waktu yang sama. Berkali-kali ketika ibu-ibu datang selalu bertanya.

”Siapa ini?”

Aku senyum-senyum sendiri. Ternyata masker ini membuat kita tak saling kenal. Membuatku sesak jika berlama-lama memakainya. Sesekali waktu kulonggarkan sedikit untuk menghirup udara luar. Hhmmm, segerrrr, batinku. Karna rapat pertama kali ini, Aku ingin berkomitmen membeli masker lagi yang lebih nyaman, tidak membuat sesak, agak lebar menutup hidung dengan sempurna, dan tentunya dengan bahan yang lebih adem. Tidak bias dipungkiri, masker saat ini sudah menjadi kebutuhan wajib dibawa selain handsanitiser