Yenny Afriany

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PENINGKATAN KREATIVITAS MENGGAMBAR DESAIN MOTIF BATIK PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SE

PENINGKATAN KREATIVITAS MENGGAMBAR DESAIN MOTIF BATIK PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK

Oleh : Yenny Afriany, S.Pd

Kegiatan membuat gambar adalah keterampilan yang bisa dipelajari oleh semua orang, terutama bagi yang memiliki minat dan bakat. Menggambar merupakan sebuah proses kreatif yang dilakukan secara intensif dan terus menerus, selain itu kegiatan menggambar juga merupakan perwujudan pengeksplorasian teknis dan gaya, penggalian gagasan dan kreativitas bahkan juga dapat menjadi sarana untuk berekspresi dan aktualisasi diri.

Menggambar motif batik merupakan salah satu materi yang di ajarkan pada mata pelajaran seni budaya di kelas XI untuk jenjang pendidikan tingkat SMA/MA. Hal ini erat kaitannya dengan tujuan dari mata pelajaran seni budaya yaitu peserta didik mampu menampilkan kreativitas melalui pelajaran seni budaya, salah satunya dengan menggambar desain motif batik. Menggambar motif batik merupakan langkah awal dalam membuat batik dan termasuk dalam kategori seni rupa dua dimensi yang tidak lepas dari karakteristik bentuk batik itu sendiri yang meliputi ornamen motif (ornamen utama dan ornamen pengisi), isen motif (berupa titik, garis, gabungan titik dan garis), dan warna. Dalam menggambar motif batik, peserta didik harus memperhatikan unsur-unsur pokok seni rupa yaitu garis, warna, dan bidang (space). Unsur-unsur seni rupa tersebut harus disusun secara harmonis, agar menghasilkan gambar desain motif batik yang indah dan kreatif.

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil gambar motif batik dari peserta didik kelas kebanyakan peserta didik masih belum dapat menerapkan unsur-unsur seni rupa (warna, bidang, garis) dengan maksimal pada kegiatan menggambar desain motif batik yang dibuatnya. Masih banyak peserta didik yang menggunakan kontur garis terkesan asal-asalan sesuai selera masing-masing tanpa mempertimbangkan unsur kesesuain dan gradasi warna agar terlihat indah. Padahal warna merupakan unsur seni rupa yang sangat dominan karena cepat tertangkap oleh mata. Peserta didik masih belum bisa memanfaatkan bidang, banyak bidang yang di biarkan kosong yang seharusnya bisa di gambar dengan memberikan isen motif, padahal sesungguhnya semakin padat motif isen saat menggambar motif batik semakin indah gambar batik yang di hasilkan, tentu dengan memperhatikan ritme, variasi, titik pusat perhatian, sehingga gambar motif batik yang di hasilkan menarik dan tidak membosankan pandangan. Selain itu dalam penggunaan bentuk garis hanya sebagai batas bidang motif, peserta didik belum memanfaatkan garis sebagai isian sela-sela blok. Penggunaan garis secara proporsional akan menghasilkan motif batik yang indah, sehingga menentukan karakter motif batik secara keseluruhan, disamping itu, hasil gambar peserta didik kurang kreatif, peserta didik hanya mencontoh gambar yang di berikan oleh guru.

Untuk mengoptimalkan peningkatan kreativitas peserta didik dalam menggambar motif batik di perlukan suatu pendekatan yang berpusat pada peserta didik dengan lebih menekankan pada aktivitas belajar dan kreativitas menggambar motif batik, serta pengembangan daya imajinasi peserta didik untuk berfikir lebih aktif dan kreatif, Salah satu metode yang dapat di gunakan adalah dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik. Pendekatan konstruktivistik diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk berfikir kreatif, imajinatif, refleksi tentang model dan teori batik, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat, mencoba gagasan baru dan membantu peserta didik untuk memperoleh kepercayaan diri, melalui pendekatan konstruktivisme juga diharapkan dapat memberikan efek pada lingkungan belajar menjadi kondusif yang mendukung pembelajaran peserta didik agar dapat mengungkapkan gagasan secara aktif dengan daya nalar yang subjektif.

Kreativitas yang akan ditingkatkan dalam menggambar motif batik, antara lain pola pikir peserta didik yang kurang kreatif dalam menggambar motif batik, menggambar hanya memenuhi tugas, kurang percaya diri, kurang motivasi dan minat dari dalam maupun dari luar, kurang referensi, keterbatasan peserta didik dalam mengekspresikan idenya, serta metode yang kurang menarik sehingga peserta didik merasa bosan.

Dalam pendekatan konstruktivistik, pengetahuan di pahami sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Pengetahuan bukanlah kemampuan fakta dari suatu kenyataan yang sedang di pelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkunganya. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari fikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada fikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan. Manusia dapat mengetahui sesuatu menggunakan inderanya melalui interaksinya dengan objek dan lingkungan, misalnya melihat, mendengar, menjamah, membantu atau merasakan. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah di tentukan , melainkan suatu proses pembentukan. Adapun proses belajar konstruktivistik bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri peserta didik, melainkan sebagai pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamanya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya.

Menurut pandangan konstruktivistik belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus di lakukan oleh peserta didik. aktif berfikir, menyusun konsep dan member makna tentang hal-hal yang sedang di pelajari, tetapi yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar peserta didik itu sendiri, sementara peranan guru dalam belajar konstruktivistik berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah di milikinya, melainkan membantu peserta didik untuk membentuk pengetahuanya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar.

Pembelajaran konstruktivistik dapat membantu peserta didik dalam menginternalisasi dan mentransformasi informasi baru. Transformasi terjadi dengan menghasilkan pengetahuan baru, yang selanjutnya akan membentuk struktur kognitif baru. Konstruktivistik lebih luas dan sukar untuk di pahami. Pandangan ini tidak melihat pada apa yang dapat di ungkapkan kembali atau apa yang dapat di ulang oleh peserta didik terhadap pembelajaran yang telah di ajarkan melainkan pada apa yang dapat di hasilkan peserta didik.

Kemampuan mengonstruksi pengetahuan itu sangat penting sebagai jalan untuk meningkatkan daya cipta, kreativitas, dan menghasilkan sesuatu yang baru bagi diri peserta didik dan pihak lain. Peran guru adalah menyediakan sumber pembelajaran, baik yang berbentuk narasumber maupun benda. guru sejauh mungkin memfasilitasi terjadinya pengalaman praktis serta memberikan kebebasan berfikir peserta didik. (Atwi S .2012: 20)

Berikut tahapan awal kegiatan pembelajaran menggambar motif batik yang menggunakan pendekatan konstruktivistik pada pertemuan pertama yang diawali dengan guru menjelaskan tentang motif batik.

a. pengenalan materi yaitu guru menerangkan tentang bagian motif batik (ornamen utama, ornamenpengisi, isen-isen), pola motif batik (geometris dan non geometris), dan unsur-unsur seni rupa dalam menggambar motif batik dengan menggunakan metode ceramah yang inovatif, dimana dalam penyampaian materi waktunya singkat dan guru tidak hanya berdiri di depan tetapi berkeliling kelas, media pembelajaran dengan memberikan contoh-contoh motif batik dan menggunakan keterampilan mengajar (bertanya dan berpendapat).

b. pembagian kelompok kecil yang terdiri dari tiga sampai empat peserta didik dengan tujuan agar dalam KBM adanya interaksi antar peserta didik dan pengelolaan kelas agar tidak membosankan.

c. setiap kelompok kecil berdiskusi mengidentifikasi objek gambar sebagai sumber ide dengan alternative kegiatan apresiasi (pemahaman) dengan cara guru memberikan gambar motif batik, kegiatan imajinasi, dan kegiatan brainstorming (curah pendapat).

d. masing- masing peserta didik mengembangkan sumber ide untuk menghasilkan gambar motif batik yang kreatif.

e. masing-masing peserta didik menggambar motif batik sesuai dengan pengembangan sumber ide. Pada akhir kegiatan belajar Guru memberikan ulasan pembelajaran kepada peserta didik. Guru kemudian memberikan evaluasi untuk mengukur ketercapaian peserta didik dalam menggambar motif batik. kegiatan diakhiri dengan peserta didik mengumpulkan karya dan guru mengucap salam.

Berikut tahapan pada pertemuan kedua kegiatan pembelajaran menggambar motif batik yang menggunakan pendekatan konstruktivistik yang diawali dengan guru menjelaskan tentang motif batik. Pengenalan materi yaitu guru menerangkan tentang bagian motif batik (ornamen utama, ornamenpengisi, isen-isen), pola motif batik (geometris dan non geometris), dan unsur-unsur seni rupa dalam menggambar motif batik dengan menggunakan metode ceramah yang inovatif, dimana dalam penyampaian materi waktunya singkat dan guru tidak hanya berdiri di depan tetapi berkeliling kelas, media pembelajaran dengan memberikan contoh-contoh motif batik dan menggunakan keterampilan mengajar (bertanya dan berpendapat).

a. pembagian kelompok kecil yang terdiri dari tiga sampai empat peserta didik dengan tujuan agar dalam kegiatan belajar adanya interaksi antar peserta didik dan pengelolaan kelas supaya tidak membosankan.

b. setiap kelompok kecil berdiskusi mengidentifikasi objek gambar sebagai sumber ide dengan alternatif kegiatan apresiasi (pemahaman) dengan cara guru memberikan contoh gambar motif batik, kegiatan imajinasi, dan kegiatan brainstorming (curah pendapat).

c. Masing masing peserta didik mengembangkan sumber ide untuk menghasilkan gambar motif batik yang kreatif.

d. masing-masing peserta didik menggambar motif batik sesuai dengan pengembangan sumber ide. Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan ulasan pembelajaran menggambar desain motif batik kepada peserta didik. selanjutnya guru memberikan evaluasi untuk mengukur ketercapaian peserta didik dalam mengerjakan tugasnya selama kegiatan evaluasi berlangsung, guru memberikan penguatan keharusan adanya peningkatan kemampuan peserta didik selanjutnya kegiatan diakhiri dengan peserta didik mengumpulkan hasil karya dan guru mengucap salam.

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam kegiatan proses belajar mengajar diperlukan adanya penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran lebih bermakna dan peserta didik memahami materi pelajaran.

2. Penerapan pendekatan konstruktivistik diterapkan dengan memberi kebebasan siswa untuk menentukan objek sebagai sumber ide menggambar motif kreasi batik sehingga peserta lebih kreatif.

3. Guru hendaknya menerapkan ataupun mengembangkan penerapan pendekatan konstruktivistik sesuai dengan capaian yang belum maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. (1983). Seni Rupa Media Pengajaran Dengan Kreativitas. Jakarta: CV.Karya Indah.

Chandra. Julius. 1994. Kreatifitas Anak. Bandung: Alfabeta

Endik, S. 1986. Seni Membatik. Jakarta: Safir Alam.

Eva, M. 2011. Peningkatan Kreativitas Menggambar melalui Pendekatan Kontekstual Berbasis Alam di TK ABA Karang Asem Depok Sleman Yogyakarta. Skripsi S1: Yogyakarta.

Hamalik, Omar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Munandar, S. 1990. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Riyanto. 1997. Batik Indonesia. Yogyakarta : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik,

Suparman. Atwi. 2012. Desain Intruksional Modern. Jakarta: Erlangga.

Sagala. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Soemarsono. 1997. Seni Rupa. Yogyakarta : IKIP.

Sewan Susanto 2010. Proses Membuat Batik. Solo: Aneka.

Sanjaya. Wina . 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post