Dilema Karena Corona
#TantanganGurusiana hari ke-13
“Bu, admin itu apa?”
Pertanyaan yang tak bisa tidak memancing senyum tersebut masuk ke chat jaringan pribadi Whatsapp (WA) saya dari seorang siswa kelas 7 yang baru saja dimasukkan ke grup belajar oleh admin sekolah di awal kegiatan Belajar dari Rumah (BdR) yang digalakkan akibat masa darurat virus corona. Hal ini merupakan salah satu bukti yang menyiratkan betapa BdR dengan metode daring akan menemui banyak kendala sebab kegagapan siswa dalam menggunakan teknologi, terutama bagi siswa di daerah.
Belum lagi masalah kepemilikan HP android. Tak semua siswa memiliki HP android sendiri. Kebanyakan siswa, terutama tingkat dasar (SD) dan menengah pertama (SMP), menggunakan HP android orang tua atau kakak-kakaknya saat mengikuti pembelajaran jarak jauh.
Salah satu keluhan siswa saat ditanyakan alasan terlambat mengirimkan tugas adalah sebab harus menunggu ayahnya pulang bekerja. Satu-satunya HP android di rumahnya adalah milik ayah yang notabene akan dibawa saat pergi bekerja. Ayah baru pulang dari bekerja di sore hari. Sementara tugas dibagikan di grup belajar di pagi hari. Ada juga yang harus berbagi HP dengan kakak yang dalam waktu bersamaan juga harus mengerjakan tugas sekolahnya sendiri.
Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) maka ditetapkan kegiatan Belajar dari Rumah (BdR) yang sebelumnya sampai dengan Tanggal 1 April 2020 diperpanjang sampai ada pemberitahuan kemudian. Artinya kini telah masuk di 2 minggu kedua kegiatan BdR.
Di minggu pertama, para orang tua larut dalam euforia kegembiraan mendampingi anak belajar di rumah dengan memposting foto-foto kebersamaan di media sosial. Di minggu kedua, beberapa orang tua malah memposting video pernyataan salah seorang kepala daerah yang menghimbau agar guru tidak membebani siswa dengan tugas sekolah di tengah darurat corona. Orang tua mulai jenuh mengajari anak sendiri yang hanya 1 atau 2 orang dan mengapresiasi kerja guru selama ini harus menghadapi puluhan siswa dalam satu kelas.
Saat kegiatan BdR diperpanjang, tak sedikit orang tua dan masyarakat yang memprotes kebijakan guru yang memberi tugas kepada siswa. Mereka menilai tugas-tugas yang diberikan terlalu banyak, sementara tidak ada bimbingan dari guru untuk membantu siswa mengerjakan tugas yang diberikan.
Sebagian lain malah lebih ekstrim. Mereka berpendapat bahwa siswa tak perlu di beri tugas sebab masa darurat corona ini saja pun sudah membuat kehidupan menjadi sulit.
Detiknews tanggal 13 April 2020 memberitakan bahwa Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis laporan aduan ratusan siswa terkait pelaksanaan program belajar dari rumah. Mayoritas aduan tersebut berisi keluhan siswa terkait beratnya beban tugas yang harus mereka kerjakan di rumah.
Terlepas dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses kegiatan Belajar dari Rumah dengan metode daring, tetap saja kegiatan ini dipandang perlu bukan hanya untuk penilaian siswa tetapi juga agar proses pendidikan tidak berhenti di masa darurat COVID-19 yang belum bisa dipastikan waktu berakhirnya. Para pengambil kebijakan juga telah menginstruksikan agar sekolah, dalam hal ini guru, mempertimbangkan kesenjangan akses/ketersediaan fasilitas belajar di rumah saat memberikan tugas daring.
Untuk itu, mari kita optimalkan kegiatan Belajar dari Rumah dengan tidak mengesampingkan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi siswa agar guru dan orang tua dapat bersinergi memberi warna pada anak-anak generasi penerus bangsa yang tetap kuat ditempa wabah.
Tadukan Raga, 14 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Iya Bu....Terima kasih pengingatnya...Smoga kita sll bisa semangat
Ya bu. Saling memberi semangat.