#TantanganGurusiana hari ke-48

Aku berjalan cepat menuju gerbang kampus. Jam makan siang sudah lewat. Pantas saja perutku keroncongan. Kenapa tidak dangdutan ya? Kan lebih seru. Langkahku terpaksa terhenti saat kudengar suara seseorang memanggilku dari arah belakang. Ternyata Rain. Bahrain Rahman. Anak Teknik Sipil yang sama-sama aktif di mapala denganku. Beberapa kali aku serombongan naik gunung dengannya. Terakhir kali kami menjajal Semeru sebulan sebelum pandemi melanda. Bukannya kebetulan aku serombongan dengannya. Aku memang sengaja ikut setiap kali dia naik gunung.

'Naya, kost-an kamu di mana?" Tanyanya. Aku tercekat, tak mampu langsung menjawab. Kenapa tiba-tiba Rain menanyakan alamat kost-ku? Akankah rasa yang kupendam selama ini berbalas? "Heh, malah bengong. Ayo naik." Rain menghentikan motornya. Entah kenapa hatiku terlalu girang hingga serta merta naik ke Kawasaki merahnya. Tak perlu menunggu tawaran kedua. 

"Nay, satu kost-an kan dengan Arum? Sastra Jepang." Rain bertanya saat di perjalanan. "Ya, kenapa?" Aku balas bertanya. "Dia udah punya pacar belum?" Belum sempat aku menjawab. Rain bicara lagi. "Bantu comblangin aku dengan Arum ya, Nay." Pintanya. Tiba-tiba saja perutku tak lagi keroncongan. Berganti heavy metal yang menghentak-hentak hingga ke relung jiwa.

Tadukan Raga, 29 Mei 2020