Yenny Puspita Saragih

Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMPN 2 Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara. Sebelumnya pernah bertugas di MTs dan MA Swasta PTh Darur Rachmad Sib...

Selengkapnya
Navigasi Web
Laraku Luruh di Lagundri (Bagian 10)

Laraku Luruh di Lagundri (Bagian 10)

#TantanganGurusiana hari ke-30

Tiara berkeliling melihat-lihat rumah penduduk desa. Ia sempat lama berdiri di depan bangunan yang dijadikan pasar. Bentuknya hampir sama dengan bangunan lain. Hanya berbeda ukuran saja. Sementara Sisil mengikuti saja di belakangnya.

Sisil memikirkan pembicaraannya dengan Tiara semalam. Harusnya tekadnya sudah bulat untuk hijrah. Namun kenapa hatinya masih terpesona dengan pria yang baru ditemuinya sekali.

Tiara menarik tangan Sisil ke rumah paling besar di desa itu. Rumah yang dianggap istana raja dengan atap yang menjulang tinggi.

Sebelum pintu masuk, ada dua buah meja raksasa yang terbuat dari batu di kanan kiri pintu masuk. Tiara terpesona melihat tiang-tiang besar penyangga bangunan. Diameternya hampir seukuran pelukan dua orang dewasa.

"Bangunan ini semua 100% tanpa paku." Jelas Sisil.

"Benarkah? Waah, gimana bisa ya, Sil." Tiara melihat sekeliling bangunan dan mencoba menghitung jumlah tiang-tiang besar yang ada. Seperti rumah-rumah lain dan pasar yang dilihat Tiara tadi, rumah ini pun berbentuk rumah panggung. Namun tak seperti rumah panggung biasa yang tingginya hanya sekitar satu meter dari permukaan tanah, rumah ini mencapai 2 meter lebih dari tanah. Tentu saja untuk menghindari binatang buas pada jaman dahulu.

"Ayo naik." Kata Sisil sambil menunjuk ke sebuah tangga curam tanpa pegangan.

"Hati-hati, Ra." Sisil mengingatkan. Tiara tampak agak kesusahan dengan rok panjangnya. Maklum jarak tiap anak tangga lumayan tinggi.

Begitu tiba di atas, tampak oleh Tiara ruangan lapang dengan lemari-lemari berisi benda-benda kuno, ada tombak, parang, dan perisai besar.

"Yuk, isi buku tamu dulu." Sisil menuju meja tempat mengisi buku tamu yang dijaga seorang gadis berusia sekitar dua puluhan.

Tiara juga mengisi buku itu setelah Sisil. Dilihatnya tamu-tamu sebelum mereka yang datang dari berbagai daerah. Ada juga yang dari Jerman dan Belanda. Di sebelah buku tamu ada sebuah kotak tempat sumbangan para pengunjung. Nominalnya tidak dipatok. Sesukarelanya saja kata gadis penjaga.

Setelah memasukan selembar uang kertas pecahan lima puluh ribuan, Tiara berkeliling lagi melihat-lihat benda-benda sejarah yang dipajang di sana sambil memotret setiap benda yang ia lihat. Sisil lebih banyak duduk menunggu.

Tiara bukannya tak tahu kalau Sisil sedang gundah. Tapi ia biarkan saja Sisil berpikir. Sebab akan lebih baik jika seseorang hijrah karena keinginannya sendiri.

Lama Sisil merenung. Teringat Gilang yang mungkin akan menghubunginya lagi. Sebab biasanya begitu. Gilang selalu saja sulit berpisah darinya. Walau tahu orang tuanya tak setuju, pemuda itu masih saja tak bisa benar-benar berpisah dari Sisil. Itu yang membuat Sisil bagai digantung tanpa kepastian. Menjalani hubungan tanpa komitmen yang jelas.

Gadis itu juga terkenang Wahyu yang begitu berkesan di hatinya. Pertemuan pertama kemarin mungkin juga akan menjadi pertemuan terakhir mereka. Setidaknya kesalehan yang tampak dari sikapnya, membuat Sisil berusaha mengejar hidayah. Sebab hidayah juga harus dicari. Tak ada cerita tak mau berubah dengan alasan belum mendapat hidayah.

Sisil menarik napas. Matanya kini terlihat lebih bercahaya. Ia menatap ke depan dengan tekad bulat untuk mengejar hidayah itu. Walau jalan hijrah tak selalu mulus, ia akan berubah untuk menjadi lebih baik dari diri yang dulu. Melupakan Gilang dan Wahyu. Jika jodoh, pasti akan bertemu.

(Tamat)

Tadukan Raga, 01 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantapa.

06 May
Balas



search

New Post