Yenny Puspita Saragih

Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMPN 2 Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara. Sebelumnya pernah bertugas di MTs dan MA Swasta PTh Darur Rachmad Sib...

Selengkapnya
Navigasi Web
Laraku Luruh di Lagundri (Bagian 5)

Laraku Luruh di Lagundri (Bagian 5)

Laraku Luruh di Lagundri (Bagian 5)

 

Sisil dan Tiara telah selesai bersih-bersih dan berganti pakaian. Mandi lalu membersihkan baju yang dipakai saat mandi laut tadi cukup menguras tenaga dan waktu. Pasir yang masuk di sela-sela keliman baju susah dikeluarkan.

Kedua gadis itu pun telah menuntaskan makan malam yang mereka beli di rumah makan Padang di Teluk Dalam tadi siang. Dua bungkus nasi dengan porsi lumayan banyak untuk ukuran Tiara dan Sisil.

Tiara menghempaskan badannya ke kasur. Gadis berperawakan mungil yang selalu dibalut busana terusan dengan kerudung lebar itu meluruskan tangan dan kakinya untuk menghilangkan penat. Perjalanan seharian ini begitu melelahkan.

“Hey, baru makan kok tiduran. Ntar gendut.” Celetuk Sisil yang duduk di pinggir tempat tidurnya yang merapat ke dinding dekat pintu.

Tiara bangkit sambil tertawa kecil. Disusunnya bantal ke sandaran kasur dan duduk berselonjor. Ia meraih kamera digital yang tadi ia letakkan di nakas dan melihat kembali foto-foto mereka sejak di kapal, di perjalanan ke Teluk Dalam, dan yang di pantai tadi sore.

“Sil. Liat nih, kereen sunset-nya.” Sisil mendekat dan memandang foto yang ditunjukkan Tiara. Pemandangan matahari yang mulai tenggelam dan langit merah dengan awan-awan berbentuk garis-garis memanjang seperti menyatu dengan laut yang riak ombaknya terlihat membesar. Tampak lampu-lampu yang telah dihidupkan di beberapa bagan di tengah laut memberi sedikit cahaya di hari yang mulai gelap.

“Iya. Baguus. Pemandangan senja memang selalu indah.”

“Keluar, yuk.” Ajak Tiara. Suara gemuruh ombak di malam hari membuatnya penasaran ingin melihat suasana di luar.

Sisil memakai kardigan panjang warna hijau tuanya. Di luar pasti dingin, pikirnya. Ujung kerudung pashmina panjang bermotif bunga disampirkan ke bahunya. Dilihatnya Tiara telah duduk di gazebo depan menghadap ke pantai. Diam-diam, gadis itu mengarahkan kamera yang dipegangnya ke arah Tiara yang sedang menatap laut. Ia langsung berpaling saat lampu blitz kamera bercahaya dan tersenyum saat tahu Sisil mengambil foto candid-nya.

Suara ombak terdengar makin bergemuruh. Jarak tempat mereka duduk hanya sekitar 2 meter dari pantai. Sisil tak sengaja melihat ke gazebo sebelah kanan di dekat cafe cottage. Di sana tampak pasangan muda, sepertinya suami istri, yang juga sedang duduk menikmati pemandangan laut. Sang istri menyandarkan kepalanya ke bahu suaminya. Ia membayangkan dirinya dan Gilang yang ada di sana.

Walau masih berusia 23 tahun, Gilang sebenarnya cukup dewasa dalam bersikap. Pemuda itu sering menasihati Sisil yang terkadang agak labil dan kekanakan. Itu yang membuat Sisil merasa teduh saat bersamanya. Namun, yang disesalkannya, Gilang paling tidak bisa berseberang pendapat dengan orang tuanya, terlebih dengan ibunya. Ia anak yang paling patuh di antara empat saudaranya yang lain, yang semuanya laki-laki.

“Sil.” Tiara memecah kesunyian di antara mereka. Sisil agak kaget. Seketika lamunannya ambyar.

“Apa?”

“Ntar baper loh. Dari tadi mandangin orang yang lagi mesra.”

Sisil menunduk malu. Tak disadarinya Tiara memperhatikannya dari tadi.

“Udah, ah. Jalan yuk. Sekalian beli air mineral. Persediaan kita sudah hampir habis.”

Keduanya berjalan menuju cafe yang tak jauh dari tempat mereka. Setelah membeli dua botol besar air mineral, mereka lalu turun ke pantai. Berjalan pelan menyusuri pantai yang sesekali dihempas ombak yang gemuruhnya memecah syahdunya malam.

Sayup-sayup ada suara lain yang diinterupsi sang ombak. Suara syahdu seseorang yang melantunkan ayat yang berulang. Fabiayyi aalaai rabbikumaa tukadzdzibaan. Suara yang mirip dengan suara Muzammil Hasbalah. Pemuda saleh bersuara merdu asal Aceh, yang bacaan Al-qur’an-nya telah diunduh jutaan kali di internet.

 

(Bersambung)

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ihhhh...baperr ...Bisa bayangin suasana syahdunya di pantai ituu...apalagi dg lantunan surah Ar rahmaannn

24 Apr
Balas

Ya bundaa... Jadi baper juga.

25 Apr

Yoi

23 Apr
Balas

Terima kasih bunda ...

25 Apr



search

New Post