Yenny Puspita Saragih

Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMPN 2 Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara. Sebelumnya pernah bertugas di MTs dan MA Swasta PTh Darur Rachmad Sib...

Selengkapnya
Navigasi Web
Misteri Saat Pandemi
Dokpri

Misteri Saat Pandemi

Misteri Saat Pandemi

#TantanganGurusiana hari ke-43

Sejak pandemi COVID-19 merebak di Indonesia, pemerintah memberlakukan program kegiatan belajar dari rumah. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya percepatan pencegahan penyebaran Virus Corona. Ada beberapa peristiwa yang menarik untuk diulas saat kegiatan belajar dari rumah mulai diberlakukan. Salah satunya adalah perubahan antusiasme siswa dalam mengerjakan tugas.

Setiap memberikan tugas kepada siswa, saya memberitahukan bahwa ada nilai tambahan bagi siswa yang lebih dahulu mengirimkannya. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi mereka agar tidak menunda mengerjakan tugas yang diberikan. Siswa yang lebih dahulu mengirimkan tugas, saya umumkan setiap minggu.

Di minggu pertama, tiga siswa tercepat mengirimkan tugas merupakan siswa yang memang rajin di saat proses belajar mengajar tatap muka sebelum pandemi terjadi. Begitu juga di minggu kedua. Hanya saja urutannya yang berbeda.

Perubahan mulai terjadi di minggu ketiga dan keempat. Di luar dugaan, siswa tercepat mengumpulkan tugas malah siswa yang biasa-biasa saja saat di kelas tatap muka. Sampai-sampai saya menambahkan kata-kata pujian untuknya di grup WA. Ironisnya, dua dari tiga siswa tercepat di dua minggu sebelumnya malah menghilang alias tidak mengumpulkan tugas.

Selain itu, ada satu lagi misteri yang membuat saya penasaran. Siswa-siswa favorit saya banyak yang menghilang. Memang tak seharusnya seorang guru membeda-bedakan siswa. Namun tak bisa dipungkiri, siswa yang biasanya antusias saat pembelajaran berlangsung akan menjadi favorit guru. Selama kegiatan belajar dari rumah akibat pandemi, banyak yang sama sekali tak ikut berpartisipasi. Padahal biasanya mereka paling rajin di kelas. Ada juga yang berpartisipasi sekali, setelah itu menghilang.

Dianggap misteri sebab saya tahu bahwa bukan keterbatasan fasilitas yang menjadi masalah. Sepengetahuan saya, mereka memiliki hp android sendiri. Kuota internet juga bukan masalah bagi mereka. Beberapa prasangka mulai muncul di pikiran saya. Apakah mereka terlalu percaya diri? Berkaca dari siswa kelas tiga yang lulus tanpa ujian.

Entahlah. Semoga prasangka saya salah. Semoga mereka baik-baik saja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sama bu, siswa kami juga gitu,, mungkin mereka bosan heheMungkin disini baru terasa nya peran guru bu,, anak butuh guru secara langsung, guru tidak bisa digantikan oleh apapun hehe

16 May
Balas



search

New Post