Yenny Puspita Saragih

Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMPN 2 Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara. Sebelumnya pernah bertugas di MTs dan MA Swasta PTh Darur Rachmad Sib...

Selengkapnya
Navigasi Web
Vanessa (Bagian 4 Pahlawan Badung)

Vanessa (Bagian 4 Pahlawan Badung)

Dua pria tampak sedang mendiskusikan sesuatu dengan sangat serius. Yang satu kekar berbaju hitam dan bercelana jins biru lusuh. Sedangkan yang seorang agak kurus, rambutnya gondrong. Tak jauh dari mereka, seorang gadis yang seperti sedang pingsan disandarkan ke sebuah pohon. Kepalanya terkulai ke sebelah kanan.

Tapi sepertinya ia tak benar-benar pingsan. Sebelah matanya mengintip melihat keadaan sekeliling. Vanessa pura-pura pingsan saat pria kekar itu membekap mulutnya dari belakang. Tadi ia hanya pura-pura sebelum pingsan beneran pikirnya.

Mau tak mau ia hanya pasrah saja saat pria kekar itu menggendongnya sepanjang perjalanan tadi.

"Kamu jaga dulu dia di sini. Aku mau ke warung beli rokok. Rokokku habis."

"Kenapa tidak kita bawa saja dia langsung?" Tanyanya pada temannya.

"Lihat itu. Jalanan masih rame." Jawabnya

Para pokir berjalan beramai-ramai menuju pondok masing-masing. Mereka baru selesai belajar kelompok di ruangan kelas. Belajar kelompok di malam hari di mulai dari jam 8 sampai jam 10.

Vanessa cepat-cepat menutup matanya saat pria yang menculiknya itu mendekat. Setelah dilihatnya Vanessa masih pingsan, ia berjalan menuju jalan raya beraspal yang masih ramai dengan orang lalu lalang.

Tiba-tiba ada batu dilempar ke si pria gondrong yang menjaga Vanessa. Ia kaget. Dilihatnya sekeliling, tak ada siapa-siapa kecuali Vanessa yang terkulai pingsan.

Sebuah batu melayang lagi ke arahnya. Kali ini meleset. Ia berjalan ke arah asal batu dilempar tadi. Mencari siapa yang telah berani mengganggunya.

Saat pria itu menjauh, seseorang menyentuh lengan Vanessa. Gadis itu kaget. Dilihatnya seorang anak laki-laki kecil bersarung dan berpeci memberinya kode agar ikut bersamanya. Setengah berlari mereka meninggalkan tempat itu.

"Heh, kenapa kamu lempar-lempar, hah?" Ia mencengkeram seorang remaja agak gendut. Ditangannya ada beberapa buku bertulis huruf Arab.

"Ampun, Bang. Maaf, Bang. Gak sengaja. Aku melempar burung itu tadi. Gak sengaja Abang yang kena." Jawab anak itu sambil meronta minta dilepaskan.

"Dasar nakal. Pergi sana." Bentaknya.

Anak itu langsung lari terbirit-birit. Lalu pria itu berbalik dan kembali ke tempat ia meninggalkan Vanessa tadi. Alangkah terperanjatnya dia saat menyadari Vanessa tak ada di sana. Tak berapa lama, temannya datang dan langsung marah besar saat tahu gadis yang mereka culik telah melarikan diri.

(Bersambung)

Tadukan Raga, 07 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

07 May
Balas

Ma kasih bunda

08 May



search

New Post