DIA YANG SELALU DATANG SETIAP PAGI Karya Yenti Efrina
Liburan selalu menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu setiap orang, terutama oleh wanita bekerja seperti diriku ini. Walaupun tidak pergi kemanapun, liburan tetaplah mengasikkan, bisa melakukan hobiku dalam bidang gardening, bisa jalan-jalan pagi menikmati pemandangan keliling kampung bersama teman setelah shalat subuh dan bercerita tentang apa saja dengannya bahkan bisa juga berkerja dan makan siang disawah. Liburan bukan hanya identik dengan jalan-jalan, tetapi adalah melakukan aktivitas yang menyenangkan tanpa diburu-buru waktu dan jadwal seperti halnya pada hari-hari kerja.
Pagi itu adalah hari liburan pertama aku bekerja membersihkan Bandar depan rumah sambil menanami pinggirnya dengan bunga seumpama bawang merah dan bawang putih. Aku menamakannya bunga bawang karena daunnya yang menyerupai daun bawang, jenisnya ada dua, yaitu yang berbunga putih dan berbunga warna pink. Ketika sedang asik-asinknya bekerja aku dikagetkan dengan teriakan “oooooiiii” yang sangat keras sekali. Suara itu sangat mengagetkan sehingga aku menoleh karena kaget. Seorang anak laki-laki kecil kira-kira berusia 9 tahun, darinyalah suara itu berasal. Anak laki-laki yang mempunyai wajah kembar sedunia, tiap pagi selalu duduk ditempat yang sama sambil berteriak setiap ada orang yang lewat dengan suara yang memekakkan telinga. Dia selalu sudah ada disana dari jam 6.30 pagi dan seringkali tanpa cuci muka, apalagi mandi. Terkadang orang yang belum tahu tentang dia akan menoleh dengan marah, tetapi orang-orang yang sudah tahu akan menganggapnya biasa saja.
Anak laki-laki itu sebut saja namanya Budi, ayahnya adalah teman sepermainanku waktu kecil dulu. Tiap hari dia selalu datang, berteriak dan kadang-kadang membantu mobil yang akan berputar arah. Dia dia dengan senang hati dan dengan riangnya membantu orang yang berbelanja diwarung dimana dia duduk untuk mengangkat barang-barangnya. Kelihatan sekali wajah ikhlasnya untuk membantu, seolah-olah itu wujud terimakasihnya karena orang lain mempercayainya dan yakin bahwa dia bisa menolong. Dia tidak mau meminta imbalan tetapi dia dengan senang hati akan menerima kalau orang yang sudah ditolongnya memberikannya sedikit uang.
Setelah lelah bekerja didepan rumah karena hari mulai panas, aku beranjak pergi kedalam rumah. Aku menyudahi pekerjaan hari itu karena perutku juga merasa lapar dan minta diisi. Aku beristirahat untuk makan siang dan shalat zuhur. Setelah semuanya selesai aku mulai lagi bekerja. Anak laki-laki itu tetap duduk disana. Entah kapan dia makan, apakah dia tidak merasa lapar? Aku mendekatinya dan bertanya apakah dia sudah makan dan mau makan? Dia menjawab “belum”. Aku memberinya uang dan menyuruhnya membeli makanan dan diapun dengan riangnya menerima uang itu lalu beranjak pergi. Setelah kepergiannya, aku merenung and berpikir, apapun keadaan kita, kalau kita bersyukur dan menikmatinya dengan ikhlas, kita pasi akan bahagia dan menjadi kuta.
Salah satu sudut rumahku
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masya Alloh. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari cerita uni. Cerita keren yang mengalir lancar. Salam literasi uni. Nda izin follow ya uni.
Makasih Nanda, uni baru coba dan mulai belajar. Uni ingin seperti Nanda yang tulisannya sudah banyak uni baca.
Mantap buk.. Sukses sllu.. byk hikmah dr ceritanya