GALAU By Yenti Efrina Tagur hari ke 11
Hari ini adalah tantangan menulis hari kedelapan. Aku sudah tidak tahu apa yang akan kutulis karena pada tantangan sebelumnya aku menjadi galau dan takut. Apakah tulisanku layak atau tidak? Apakah tulisanku juga membuat orang menjadi marah dan kecewa? Apakah tulisanku akan dikritik oleh anakku? Apakah tulisanku kena membuatnya malu? Ada rentetan pertanyaan ‘apakah-apakah’ yang membuatku galau dan terkadang ingin berhenti menulis karena ketakutanku. Tapi tekadku untuk ingin dikenang sebagai penulis dan mampu melahirkan karya membuatku tetap menulis walau kadang-kadang ada galau yang muncul. Galau itu datang karena kita takut apakah tulisan kita akan menyinggung seseorang dan kita menjadi orang yang dipersalahkan.
Memang benar kata narasumber kita menulis itu ibarat berbicara. Anggap saja kita sedang bercerita dengan sahabat dekat yang tentu saja kita percayai. Dia akan mendengarkan kita dengan senang hati dan tidak akan membocorkan aib kita kepada orang lain. Memang benar menulis sama dengan berbicara tapi terkadang menulis itu juga sangat sulit, mulainya dari man, idenya apa, apakah akan menjadi wadah untuk mengumbar derita dan kesusahan kita, ataukah kita akan membuat orang lain terluka? Kalau berbicara dengan teman kita bisa memintanya untuk tidak menyampaikan kepada orang lain. Tapi bagaimana kalau kita terlanjur menulis sesuatu? Mudah-mudahan tidak ada yang tersinggung ya karena aku menulis tidak ada tujuan untuk menyinggung seseorang, tetapi aku menulis karena memang ingin menulis dan juga untuk menaklukkan tantangan dari Gurusiana dan aku memang ingin sekali mengikutinya padahal aku belum pernah sekalipun berhasil menulis walau satu bukupun dan aku juga ingin bisa seperti teman-teman lain yang sudah bisa mengasilkan puluhan buku.
Tantangan menulis ini sudah lama sekali ingin kuikuti tapi baru kali ini bisa kumulai dan banyak suka duka yang sudah kuhadapi meskipun baru pada hari ke delapan. Terkadang ceritanya mengalir begitu saja. Kisah demi kisah bisa dirangkai dengan indah dan mudah. Terkadang satu tulisan selesainya laaama sekali walau sampai hari tersebut hampir berakhir belum ada juga satu kalimat pembuka yang muncul. Dimulai dari diri sendiri takut orang menertawakan, dimulai dari anak-anak, takut anak-anak akan bersedih hati, diceritakan tentang orang tua takutnya mereka tidak menyukainya. Tapi itulah sumber inspirasi kita, anak, anak didik, orang tua, saudara, teman, orang disekitar dan lingkungan kitalah yang menjadi sumber inspirasi kita. Semua itu bisa mendatangkan ide dan bahasan yang menarik bagi kita. Tetapi rasa takut karena telah menulis sesuatu yang mungkin akan membuat orang lain marah, tetap menghadirkan galau dihati ini apalagi galaunya tingkat dewa.
Pondokku, 11 Januari 2022.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar