#tagur 02#07 feb 2022#

oleh: Yenti Murni

Alhamdulillah, mendapat pengalaman dalam mengikuti kegiatan AKMI yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama untuk merekrut para pendidik belajar untuk membuat dan menghasilkan soal yang sesuai dengan kaidah penulisan yang benar.

Saat ini sedang dalam proses tahap 1 setelah lulus dalam proses seleksi berkas dari lebih kurang peserta 5000an terjaring menjadi 3000an. Untuk seleksi tahap 1 ini, peserta diminta untuk membuat soal dengan menggunakan stimulus yang akan melahirkan 3 soal dengan mulai dari level 1, level 2 dan level 3.

Tertawa dalam hati, menyadari jika diri ini memang perlu lagi mengulang membaca dan banyak belajar lagi. Kenapa? karena salah satu dari kriteria penulisan soal tersebut ada sebuah kata yang menurut penulis yang sudah mulai lupa yaitu kata AMBIGU.

Ternyata dalam penulisan soal kita sebagai guru supaya dapat menghindari penggunaan kata atau kalimat ambigu, sehingga dapat membuat kesalahan menjawab pada anak didik kita dalam mengerjakan soal.

Nah apakah yang dimaksud dengan ambigu? Ternyata ambigu menurut KBBI atau PUEBI adalah bermakna lebih dari satu. Arinya dalam membuat soal maka jawaban yang kita sediakan untuk anak didik kita jangan bermakna ganda sehingga anak didik tidak dapat menentukan jawaban yang tepat. Karena kalimat yang kita suguhkan meninbulkan keraguan, kekaburan atau ketidakjelasan atas jawaban yang tepat dari soal yang kita buat.

Contoh soalnya seperti " Nana datang ke rumah Salsa memberi tahu ". Kata memberi tahu bermakna ganda, bisa jadi memberi tahu berupa makanan atau memberi ahu berupa informasi.

Penulis merasa kalau masih banyak hal-hal yang perlu kita ulang pelajari, karena seperti pepatah minang, lanca kaji dek balang, pasa jalan dek batampuah. Maksudnya setiap segala sesuatu yang berulang-ulang kita lakukan maka kita aan semakin paham dan mengerti.

#mestibanyakbelajarlagi#