Yeny,SPd.I, C.STMI

Yeny lahir di Tangerang, 12 Mei 1975, Anak pertama dari 3 bersaudara, dikaruniai 2 Orang putra, Anak pertama bernama zayyan Alif Alfaizzi lahir pada tangg...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hidupku Seperti Taman Bunga,  Penuh Warna.
Taman bunga axelia semarang

Hidupku Seperti Taman Bunga, Penuh Warna.

#Tantangan Gurusiana. Tantangan Hari 24

Depok, 20 Februari 2020

Ya Hidup Milea memang penuh warna seperti taman Bunga.

Saat memutuskan hijrah dari kota besar, untuk hidup di pinggiran kota, bukanlah sebuah keputusan yang mudah.

Berawal dari tawaran seorang teman yang memberikan ladangnya untuk digarap, " sudah mel saya yakin kamu bisa menggarap nya " Kata teman milea meyakinkan, bahwa milea bisa menggarap lahan yang ada dipinggiran kota itu.

Akhirnya dengan berbagai pertimbangan milea hijrah dan mulai menggarap ladang yang diserahkan padanya.

Semak, belukar, rumput liar dengan penuh kesabaran dan ketelatenan milea bersihkan, bulan bulan awal, milea belum bisa membajak ladangnya, masih sibuk membersihkan rumput liar dan semak berduri, ada yang membantu milea mengerjakan ladang itu, tapi milea merasa seperti bekerja sendirian.

Sampai akhirnya tahun pertama berlalu, dan mulai menggemburkan tanahnya, milea sudah mulai memahami rekan rekannya yang ada diladang itu, dan sudah tau apa yang diinginkan para pekerja yang ada diladang itu.

Tahun kedua hasil kerja milea dan caranya mahami para pekerja yang ada dilahan itu, berhasil membuat ladang itu mulai subur,

Musim panen pun sudah dimulai, tapi hasil panen belum sesuai yang diharapkan, akhirnya milea melakukan sebuah inovasi bukan hanya menanam padi, tapi aneka sayuran pun di tanam dipinggiran ladang itu, untuk menambah pemasukan..

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun.. Jatuh bangun dalam menggarap ladang itu sudah dirasakan oleh milea bersama pekerja yang di pekerjakan diladang itu, milea terus melakukan upaya, agar ladang itu tetap subur, tidak perduli saat itu musim kemarau, ketika sudah tiba waktu panen, dan hasil panen itu gagal, milea memutar otaknya bagaimana caranya para pelanggan yang biasa ambil panen dari tempatnya tidak berpindah ketempat lain, segala upaya dilakukan milea karena milea

terlanjur sayang pada ladang itu, milea berjuang, hingga suatu hari milea mengambil keputusan yang salah, dan berakibat patal, pemilik ladang merasa dirugikan dan milea tersadar bahwa ladang itu bukan miliknya.. Belasan tahun ladang itu digarapnya, karena sebuah keputusan milea tujuan milea mungkin baik, tapi caranya yang tidak baik, ya hasilnya juga pada akhirnya tidak baik, dan saatnya ladang itu dikembalikan pada pemiliknya.padahal saat itu ladang itu lagi subur suburnya, dibagikah milea hasil panennya.

Tidak karena kesalahan milea, milea tidak mendapatkan hasil panen itu.

Sedih sudah pasti, milea merasa yang dilakukannya belasan tahun tidak berbekas sedikitpun, karena milea terlena, bekerja tak kenal lelah, bagaimana caranya menggemburkan ladang, tapi milea lupa kalau dia bukan pemilik ladang.

Dan akhirnya ladang itupun ditinggalkan milea, dengan sejuta luka yang entah kapan luka itu akan sembuh. Hingga suatu hari seorang teman memberi nasehat pada milea " Mel harta, tahta semua hanya titipan, jika Allah ingin mengambilnya, makan kita tidak bisa berbuat apa apa " Kata teman milea, Hingga akhirnya milea tersadar dan mencoba untuk ridho dan iklas menerima skenario Allah untuk hidupnya.

Akhirnya milea terus melanjutkan hidupnya, membuka lembaran baru, memulai lagi dari awal, tapi bukan lagi sebagai penggarap ladang. Karena pengalamannya yang belasan tahun sebagai penggarap ladang, milea memiliki banyak kenalan mulai dari penjual pupuk, penjual bibit, penjual alat pertanian, sampai kenal para ahli bidang pertanian, dan akhirnya hikmah dari kejadian itu, milea tergabung dalam jajaran para ahli pertanian

Milea memang bukan pemilik ladang, tapi saat ini para pemilik ladang sangat membutuhkan milea dan para ahli pertanian untuk di bantu agar ladang ladang mereka menjadi gembur dan subur.

Ditempa sebagai penggarap ladang belasan tahun, atas kasih sayangnya Allah yang dibuat sedemikian rupa nikmatnya kehidupan milea, mulai dari, badai, angin puting beliung, penuh warna warni, dari tangisan, menjadi senyuman, menjadi tangisan kembali dan akhirnya tersenyum lagi. dari tempaan itu semua akhirnya milea menjadi salah satu founder Serikat team ahli pertanian.

akhirnya milea tersadar akan selalu ada hikmah dalam setiap kejadian, terus berbuat baik, jadikan masa lalu sebagai pembelajaran berharga. Dari alam bisa menjadi mahaguru yang baik untuk milea.

Dari alam juga, kulit milea menjadi dua warna, perubahan warna kulit saja, saat milea melihatnya, sudah bisa membuat milea tersenyum bahagia, karena dia akan ingat bukan hanya satu ladang yang diberikan ilmu oleh milea tapi saat itu ratusan ladang akan mempraktekan ilmu yang diberikan oleh milea dan teamnya. akhirnya air mata kesedihan milea menjadi air mata kebahagiaan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post