Jangan Lukai Dirimu Sendiri
#Tantangan Gurusiana. Tantangan hari ke 21
Depok, 17 Februari 2020
Oleh : Yeny
Yang dimaksud melukai diri sendiri disini, bukan melakukan dengan benda atau sesuatu yang dapat mencelakakan fisik kita, disini adalah melukai dengan pola pikir kita yang negatif.
Akan selalu ada orang yang lebih hebat dari kamu
Akan selalu ada orang yang lebih keren dari kamu
Akan selalu ada orang yang lebih baik dari kamu
Akan selau ada orang yang lebih berprestasi dari kamu
Diatas langit masih ada langit, itulah kehidupan.
Meski perjuangaan, hidup bukan untuk diperbandingkan dengan orang lain
Hidup itu untuk diperbandingkan dengan diri kita sebelumnya, apa yang sudah kita lakukan sebelumnya, sampai saat ini kita berada sudahkah merubah diri kita menjadi hamba Allah yang ridho dan ikhlas atas semua skenario yang Allah berikan.
Pegang erat dirimu sendiri
Cintai dirimu sendiri
Jangan lukai dirimu sendiri dengan membandingkan dengan orang lain
Jangan rendahkan dirimu sendiri dengan membandingkan dengan orang lain
Jangan sedih kalau kamu lelet
Jangan sedih kalau kamu lambat
Jangan sedih kalau kamu tak sebaik orang lain
Sedihlah kalau kamu tak punya semangat untuk melanjutkan perjuangan, sedihlah jika ibadahmu tidak lebih baik dari orang lain, sedihlah jika bacaan dalam sholat, ayat yang dibaca hanya itu itu saja, sedihlah jika jika belum mampu beramal dengan harta terbaik kita,
Sedihlah jika diri kita masih sibuk dengan urusan dunia, hingga lalai mempersiapkan akhirat. Sedihlah jika dzuhur tertunda karena ada laporan yang sudah menunggu untuk segera dikirim, sedihlah jika ashar kita masih ada dijalan, bersedihlah jika sholat maghrib kita kemalaman, dan bersedihlah jika sholat isya kita ketiduran karena kelelahan, sholat tahajjud hanya angan angan, dan sholat subuh pun kesiangan.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Teruslah kita memperbaiki diri, untuk menjadi manusia yang bermanfaat, minimal bermanfaat, untuk saling mengingatkan dalam kebaikan.
Cintai dan hargailah diri kita sendiri, maka kita akan mampu menghargai dan mencintai orang lain. Bahagia ada dalam diri kita sendiri, kunci dari bahagia adalah bersyukur.
Bukan sebaliknya, melukai diri sendiri, dengan kufur nikmat, dan kurang syukur.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masya Allah.., terima kasih Bu. Tulisan Ibu sangat memotivasi utk senantiasa bersyukur atas segala nikmat & ikhlas atas segala ketetapanNya. Semoga kita semua bisa menunaikan tugas & kewajiban kita dgn baik..
Masya Allah, semoga kita semua senantiasa menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur dalam situasi dan kondisi apapun