#TantanganMenulis Hari Ke-181

Kali ini ceritanya masih seputar Adib nih, putra sama. Seperti ditulisan saya sebelumnya di mata saya dia istimewa, walau ketika banyak orang dia memperlihatkan sikap yang katanya “nakal” tapi saat berdua dengan saya dia melihatkan sikap yang sangat manis.

Seperti kejadian sore itu, ketika kami hanya berdua di rumah. Ya, semenjak saya dinyatakan sudah negatif dari covid-19, saya tak sabar untuk bertemu dia dan meminta orang tua untuk mengantarkan dia kembali ke rumah saya. Selama masa pemulihan saya hanya berdua saja di rumah dengannya.

Kejadia sore itu sunggguh sangat mebuat saya terharu dan terkejut. Sore itu karena masih pemulihan saya tertidur. Saya terbangun saat mesjid terdekat sudah mengumandangkan suara azan. Saat terjaga betapa terkejut saya, ternyata Adib sudah membereskan rumah dari mainannya yang berserakan. Dia sudah mengangkat jemuran. Dia sudah mandi sore dan siap-siap untuk shalat ashar.

Melihat pemandangan tersebut sungguh membuat saya terharu. Bukan dia tidak pernah melakukan pekerjaan tersebut tapi kali ini ia melakukan pekerjaan tersbut tanpa saya minta tapi maunya dia sendiri.

Jadi saya lihat pada prinsipnya dia sudah terbiasa untuk jadi baik tapi entah kenapa ketika ada papa, mama atau orang lain yang datang ke rumah dia berulah seperti anak “nakal”. Saya hanya berfikir itu dilakukannya untuk cari perhatian saja.